FOURTEEN

6.8K 309 14
                                    

Adam baru sampai didepan mansion milik orang tua. Dia menjemput Angelina.

"Papaaaa..". Gadis kecil berteriak dan berlari antusias ke arah Adam. Bahkan Orang tua Adam sudah memperingati agar tidak berlari.

Adam tersenyum dan berjongkok. Merentangkan kedua tangannya. Memeluk tubuhnya. Menyalurkan kerinduannya.

"Anak Papa kangen ya..". Angelina mengangguk. Adam tersenyum lirih. "Tidak merepotkan opa sama oma?". Angelina menggelengkan kepalanya.

"Ayo pulang. Papa sudah nggak sibuk lagi". Adam mengelus rambut Angelina lembut. Rasa sayangnya begitu besar pada Angelina.

"Sebelum pulang, Ikut Papa ke rumah sakit ya. Nyusul Tante Clara ya..". Sekali lagi Angelina mengangguk. Dia gadis sangat penurut dan manis. Adam berharap gadis ini tidak mengikuti seperti ibunya.

"Kamu mau ngapain ke rumah sakit?" Tanya Papa Adam dengan penuh heran. "Kamu mau tes DNA?" Tebaknya. Adam tersenyum tipis.

"Setelah mengetahui semuanya. Apa yang kamu lakukan dengan Angelina? Tetap merawatnya?" Tanya Papa lagi.

"Ya, Pa. Aku tetap merawat Angelina".

Mama mengusap punggung Adam lembut. Dia mengerti perasaan putra pertamanya. "Kamu menyesal menikah dengan Bella?" Tanya Mama.

Adam menatap Mamanya sembari menggendong Angelina. "Ma..". Lirih Adam.

"Mama sudah tahu jawabanmu" kata Mama cepat. "Pergilah.."

Adam mengangguk. Melangkah pelan menuju ke mobil.

Beberapa menit kemudian, Mobil milik Adam sudah sampai di rumah sakit. Memarkirkan mobil di area parkiran rumah sakit. Adam melepaskan sabuk pengaman. Lalu menatap Angelina. "Ayo sayang. Kita sudah sampai dirumah sakit.."

Angelina mengangguk dengan senyuman manis. Merentangkan tangannya. Tandanya ingin digendong. Adam tertawa.

Adam mencubit pipi Angelina pelan. "Anak Papa gemas banget. Sini Papa gendong kamu..".

Adam menggendong Angelina pelan. Keluar dari mobil dan menutup pintu. Melangkah memasuki rumah sakit.

"Papa sakit?" Bisik Angelina pelan. Tangannya melingkari leher Adam dengan erat. Kepalanya bersembunyi di ceruk leher Adam.

Adam tersenyum tipis. "Nggak sayang. Papa nggak sakit. Papa mau suntik kamu biar sehat". Adam sengaja membohongi putrinya.

"Oh. Sakit nggak?".

Langkah Adam berhenti.

"Lihat Papa dulu..". Spontan Angelina bangun dan menatap Adam. Tatapannya membuat Adam semakin bersalah. "Enggak sakit sayang. Angel mau kan?". Angelina mengangguk dengan senyum.

Adam membalas senyuman. Melanjutkan jalan menuju ke ruangan Clara.

"Clara.." Adam memasuki ruangan Clara.

Clara langsung mendongak kepalanya. Melihat kedatangan Kakak iparnya langsung berdiri.

"Ya Mas Adam, Jadi ya?" Adam mengangguk pelan. "Oke. Kalau gitu aku mengambil sampel darah Angelina. Duduk dulu, Mas Adam pegang Angelina ya.." perintah Clara.

***

"Masih sakit?" Adam terlihat khawatir melihat Angelina meringis. Namun ketika disuntik Angelina hanya menahan sakit. Bahkan mengeluarkan air matanya. "Sini Papa tiupin biar nggak sakit". Adam meniup bekas suntikan.

"Gimana??" Adam menatap putrinya yang sedang mengusap bekas suntikan.

"Nggak sakit. Aku boleh minta es krim?" Kata Angelina dengan hati-hati. Tatapan Angelina seperti ketakutan.

PAIN OF LOVE [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang