Selamat membaca cerita "The Perfect Couple"
***
Senyumanmu indah. Tetapi mengapa itu hanya ada sesaat saja? Mengertilah! Disaat semua sudah baik - baik saja tetapi detik berikutnya kau membawa kembali luka itu.***
Nindy kini tengah duduk di tepi kasur rumah sakit, tangannya yang lincah mengetik sesuatu di Laptopnya. Air mata yang terkadang turun membasahi pipi, helaan nafas panjang yang keluar dari mulutnya. Sesekali ia memejamkan sambil terbayang bagaimana kisah ia di SMA ini.
Jelang beberapa menit, knop pintu ruangan tersebut membuka menampakan Mila sambil tersenyum bahagia ke arah Nindy. "Sayang! Hari ini kamu di bolehkan pulang oleh dokter! Kamu senang?"
Nindy tersenyum. "Sangat ma! Nindy ingin sekolah!"
"Oke! Kalo gitu mama akan siap - siap ya! Kamu juga siap - siap ya?"
Nindy mengangguk. "Iya ma,"
Nindy kemudian menutup Laptopnya dengan menghela nafasnya. Senyum cantik di wajahnya tak lepas dari sana, masalah ia dengan Vero telah berakhir, Nindy berharap kedepannya Vero akan berubah lagi.
Setelah semuanya siap dan jemputan telah datang, Nindy berjalan dengan hati - hati menuju parkiran rumah sakit yang luas. "hati - hati sayang," ucap Mila.
"Yeah ma,"
Mobil Nindy melesat jauh ke jalanan yang padat. Nindy menatap ke arah luar jendela, suara musik favourite-nya terdengar jelas di telinganya. Senja yang mulai menyinari bumi tak di sia - siakan oleh Nindy, ia langsung memotret indahnya Senja. "Senja kamu sangat indah! Aku suka dengan senja! Tapi kenapa kamu hanya ada sesaat saja?" Gumam Nindy.
Ia langsung menghela nafasnya panjang. Matanya mulai terpejam untuk tidur karena lelah, besok adalah hari yang memberatkan bagi Nindy.
•••
Nindy :Aku mengerjapkan mataku yang masih buram. Seingatku aku terlelap di mobil dengan musik di telingaku? Ah sudahlah! Itu tidak penting. Aku langsung turun dan menemukan papa dan bang Barra yang sedang bermain Play Station. "Ya ampun! Papa udah tua juga masih main yang begitu?" Ledekku.
"Ck! Papa butuh hiburan! Suntuk banget sama kerjaan!" Ucap papa.
Aku tertawa kencang memenuhi ruang keluarga. "Yaelah pa! Kalo Nindy main sama bang Barra kaya lagi main sama patung tau gak?"
Papa hanya tersenyum ke arah abangku. "Gak pa-pa bang! Ayo lanjutkan!"
Aku mencibir kedua lelaki dihadapan ku ini. Kemudian datang mamaku membawa sepiring buah - buahan. "Watermelon! Yeshhhh! Nindy kangen kamu semangka!"
Jujur aku sangat menyukai buah semangka. Itu adalah penyembuh diasaat mood-ku sedang tak baik.
"Nindy pelan - pelan makannya!" Tegur mamaku.
Tapi sayangnya aku tak mempedulikan ocehan, kesenanganku lebih dari segalanya ma! Hahaha!
"Lu cewek bukan sih?!"
Aku mendengkus sebal ke arah Bang barra, ialah aku cewek?! Masa laki - laki?
"Paan sih? Gue cewek tau! Berisik aja lu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Couple (SUDAH TERBIT)
Teen FictionCover by : wira putra *BEBERAPA BAB DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT Banyak orang di luar sana yang ingin memiliki kekasih yang sempurna. Tapi, tak selamanya sebuah hubungan berjalan dengan sempurna. Akan ada di tengah perjalanan, ketika kamu sed...