pt. 54 : Hueningkai Lira

1K 123 24
                                    

"Loh? Bibi? Kenapa tidak bilang ingin kesini?"

Soobin yang baru saja membuka pintu, karena ada bunyi bel langsung terkejut mendapati sang Bibi.

Bibi Choi tersenyum sedetik kemudian wajahnya berubah jadi sedih.

"Bibi kesini hanya ingin menemani kalian. Maaf, waktu pemakaman Yeonjun Bibi tidak datang." Ucap Bibi Choi sedih.

Soobin tersenyum simpul mendengarnya. "Tidak papa, Bi. Ayo, masuk dulu."

Bibi Choi pun masuk kedalam.

"Paman mana?" Tanya Soobin ketika mereka memasuki rumah.

"Ah, dia sedang menemani Lira membeli komik dulu. Katanya anak itu kehabisan bacaan, sampai mau beli buku komik lima." Jawab Bibi Choi terkekeh.

Soobin tertawa kecil. "Ada-ada saja."

"Ah iya, Bella mana?" Tanya Bibi Choi membuat Soobin menegang.

Soobin sangat kikuk ingin menjawabnya.

"B-Bella..." Soobin sedang mencari alasan untuk menjawab pertanyaan Bibi Kang.

"Bibi?"

Keduanya menoleh ketika ada suara lain yang terdengar.

"Eh, Beomgyu. Sini, Nak." Ajak Bibi Choi. Beomgyu pun mendekat.

"Kalian baik-baik saja kan disini? Maaf ya? Setelah Kakak pertama kalian meninggal, kalian pasti sangat kesepian." Ucap Bibi Choi sedih kembali.

"Tidak papa, Bi. Kami baik-baik saja. Lagipula, kepergian Kak Yeonjun mungkin membuat kami jadi lebih mandiri." Ucap Beomgyu menenangkan.

Bibi Choi tersenyum tipis. Dia benar-benar salut pada ketiga ponakannya. Mandiri tanpa orang tua. Kalau dibandingkan dengan anaknya, mungkin Bibi Choi akan lebih memuji anak dari Kakaknya itu.

Choi Siwon.

"Oh iya, Bibi ingin bertemu dengan Bella. Dimana dia?"

***

"Taehyun,"

Sang empunya nama itu menoleh ketika namanya dipanggil.

"Apa?"

Bella berjalan mendekati Taehyun. "Aku ingin pulang,"

Mendengar hal itu, Taehyun langsung menatap tajam Bella.

"Tidak boleh."

Bella memanyunkan bibirnya, "Pliiss..."

"Bibiku sedang dirumah. Tadi Kak Beomgyu yang bilang." Ucap Bella memohon.

Taehyun menatap lama gadisnya. Takut kalau gadisnya itu berbohong.

"Kapan dia datang?" Tanya Taehyun.

"Barusan,"

Taehyun diam sebentar. Dua detik kemudian dia menghela nafas.

"Aku harap kau tidak berbohong." Ucap Taehyun pasrah.

Mata Bella seketika berbinar. "Aku boleh pulang?"

"Boleh. Tapi ketika Bibimu pulang, kau juga harus pulang kesini." Ucap Taehyun menegaskan.

Meskipun sedikit kecewa, tapi Bella tetap tersenyum.

"Baiklah."

***

"Ayah! Ayah pulang saja. Aku mau jalan-jalan dulu. Ya ya ya?"

Paman Choi menghela nafasnya. Agak sedikit frustasi menghadapi sikap kekanakan anaknya.

"Jangan jauh-jauh." Ucap paman Choi mengizinkannya.

"Yeay!"

Setelah itu paman Choi langsung pergi ke rumah warisan Kakaknya yang sekarang menjadi tanggung jawab ketiga anaknya.

Lira berjalan santai dipinggir. Sambil bersiul dan bersenandung. Sampai tiba-tiba ada suara klakson motor terdengar, membuat Lira menoleh kebelakang.

Lira mengernyit ketika melihat laki-laki itu lagi.

"Hai," Sapa laki-laki itu tersenyum manis.

"Hai," Balas Lira. "Kau siapa ya? Aku lupa namamu."

Laki-laki itu tersenyum manis lagi. "Aku Hueningkai. Masih ingat kan?"

Lira membulatkan matanya dan langsung teringat.

"OH HUENINGKAI?!"

Hueningkai sedikit meringis mendengar suara nyaring Lira.

"Hehe. Kau mau kemana? Mau aku antar?" Tawar Hueningkai, berharap Lira akan menerima tawarannya.

"Eum, boleh! Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar." Ucap Lira.

"Oke, ayo naik." Ajak Hueningkai.

Lira pun segera naik dimotor besar milik Hueningkai. Membuat sang empunya motor itu berdebar-debar.

"Sudah. Ayo jalan," Ucap Lira setelah naik dimotornya Hueningkai.

"Pegangan dulu," Ucap Hueningkai tersenyum jahil.

Lira mengernyit, tangannya bergerak memegang ujung baju Hueningkai untuk berpegangan.

Hueningkai tersenyum lagi. "Bukan disitu."

Tangan Hueningkai menuntun tangan Lira untuk melingkari pinggangnya. Lira mengerjap polos.

Tapi jantungnya berdetak kencang.

"Beginikan baru sempurna." Ucap Hueningkai dan langsung menarik gasnya.

Mereka pun pergi dari sana. Meninggalkan Yuna yang bengong tak jauh dari mereka.

"Baru aku ingin menumpang pada Hueningkai. Tapi sudah keduluan." Gumamnya sendiri.

Yuna menghela nafasnya. Lalu jarinya menghitung sambil mulutnya mendumel.

"Bella sudah punya. Hueningkai... Mungkin sebentar lagi. Aku?" Dumel Yuna menunjuk dirinya sendiri.

Bahu Yuna menurun.

"HAAAA KAPAN AKU PUNYA PACAAAAAR??"

************************************

SIAPA YANG KANGEN???

MAAF YA AKU MENGHILANG.

SILAHKAN KOMENANNYA.

AKU TUNGGU.

Salam manis,
AFR❤

S(He) is Psycopath - Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang