Pagi ini Aira free, tidak aja jam kuliah sama sekali, waktu rebahan dirumah jadi lebih lama ya kan?😂
Mengenai lamaran Pak Alif?? Entah Aira tak ingin memikirkannya dulu. Semua terasa begitu cepat, serba dadakan macam tahu bulat😂. Pernikahan Hasan dan Salma saja baru menginjak 5 bulan. Dan kini Salma hamil, usianya menginjak 1 minggu. Wah dah mau punya dede e kan?
Benda pipih berbentuk persegi panjang milik Aira tak berhenti berbunyi. Membuat Aira kesal, siapa sih yang pagi-pagi begini ganggu? Bikin putri tidur terbangun dari kuburnya😂. Ok nggak lucu.
Notifikasi WA 53 chat.
Mari kita lihat siapa yang kuker pagi begini🤔
Rara bangun...
Ntar ketemuan yaw,
Nggak kangen apa?
Aku kangen banget loh...
Kamu tambah gemesin pasti.
Bla bla blaaaaaaa........
Dahi Aira berkerut, dasar alay, batinnya.
Maaf ini siapa? Aku nggak kenal.
Send.Makanya ayo ketemu, ntar bakalan tahu aku. Aku tunggu di cafe murottal jam 09.00 ya. See you♥️
Ck, ada-ada saja.
Tapi...Aira penasaran juga sebenernya.
Dan satu-satunya cara untuk menghentikan rasa keponya adalah menemuinya.©©©
"Nggak! Aku nggak setuju! Kamu mau bikin dia sakit hati lagi? Dasar cowok nggak berperasaan!"
"Nggak ada yang minta pendapatmu Kil, gue bebas ngelakuin apa aja. Lo denger kan kemarin gue bilang apa?"
"Seenggaknya lo mikir sekali lagi lah!"
"Udah, dan gue bukan anak kecil yang butuh ceramah lo!" Ungkap cowok itu dingin.
Siapapun, siapapun nggak ada yang bisa menghentikan niatan gue. Termasuk dokter sok keren itu.
Itu tekad gue.
Apapun caranya, bakal gue lakuin.
©©©©
Suasana cafe murottal hari ini sepi, pembeli pun bisa dihitung jari. Well, Aira lumayan takut. Ia hanya sendiri, kepalanya tolah-toleh memastikan tidak ada yang mencurigakan. Sedikit penyesalan muncul, seharusnya tidak perlu ditanggapi bisa kan?
"Ehem..!" Deheman seorang pria di depannya membuyarkan lamunan Aira.
Dahi Aira berkerut, rasanya ia tak asing dengan sosok pria di depannya.
Pria tadi tersenyum manis, dan langsung duduk di depan Aira, "Apa kabar Ra?"
Aira semakin kaget, laki-laki di depannya mengenal namanya.
"Anda siapa?"
"Hahaha, lama tak jumpa kamu lupa yah Ra."
Aira semakin tak mengerti, "Jadi, anda yang menelfon saya?. Maaf tapi saya tidak kenal." Ujar Aira sambil berdiri bermaksud meninggalkan tempat.
"Hey." Pria tadi menahan pergerakan Aira dengan memegang pergelangan tangan Aira.
Aira terkejut saat merasa ada sengatan aliran listrik yang mengalir di tangannya.
"You can call me Arda handsome, okay?" Ujar pria yang mengaku bernama Arda, sambil mengedipkan satu matanya ke arah Aira.
Arda???
Jadi...laki-laki ini?? Astaghfirullah.
"Permisi." Aira merasa aneh dengan dirinya. Ternyata luka itu kembali menganga. Hanya melihatnya membuat Aira tak sanggup.
Dia, Arda yang telah menjadi cinta pertamanya.
"Hey, babe please listen to me."
Aira tidak mengidahkan, Aira tak ingin kembali kepada masa lalu. Dan sekarang terjawab, bahwa Aira masih mencintai Arda.
Melihat Aira yang berjalan menjauh, membuat Arda berlari menyusulnya dan menangkap tangan Aira.
"Hey, dengerin aku dulu Ra."
Aira menghempaskan tangan Arda bermaksud kabur, tetapi Arda justru menariknya kebelakang lebih kuat, hingga membuat tubuh mungil Aira terjerembab ke pelukan Arda.
"Lepas!" Teriak Aira.
"Nggak, sebelum kamu dengerin aku."
"Nggak ada yang perlu didengar lagi, LEPAS!"
"Ra ...aku masih cinta sama kamu."
"Aku tidak peduli. Lepasin aku!"
"Ra.. denger--"
"Mas, tolong lepasin gadis itu."
Arda tersenyum sinis, "Mau jadi pahlawan Lo?"
"Ini tempat umum, nggak baik berpelukan apalagi lawan jenis."
Arda melepas pelukannya, "Wow, hari gini ada ustadz? Sono ke masjid gue gak butuh ceramah Lo."
"Saya rasa anda masih punya otak untuk berfikir."
Rahang Arda mengetat, "Ok kali ini Lo menang! Jangan mimpi Aira bakal jatuh ke tangan Lo." Arda meninggalkan dua manusia itu dengan dendam di hatinya.
"Aira..."
"Makasih pak, tapi bapak pulang aja."
"Saya takut terjadi apa-apa lagi sama kamu. Saya antar sampai rumah kamu."
"Tapi pak.."
"Saya nggak akan macem-macem kok."
Mata Aira yang berair mengerjab, bukan masalah macem-macem. Tapi saat ini Aira malu karena dilihat banyak orang dalam keadaan berpelukan. Bahkan dengan bukan mahromnya. Astaghfirullah.
"Saya janji Aira."
Akhirnya Aira mengangguk, ia mengikuti Alif masuk mobil.
"Banyak dzikir dan doa ya, minta perlindungan sama Alloh. Semoga ini yang terakhir." Begitu kata Alif ketika sampai rumah Aira.
Aira mengangguk, " Bapak nggak mampir dulu?"
"Enggak, saya sama kamu kan belum sah." Jangan dikira Alif berkata demikian dengan wajah cengar-cengir atau tertawa. Tapi dengan wajah datar.
Eh? Aira mengerjap tidak paham.
"Sudah, saya balik dulu. Assalamualaikum." Ujar Alif sambil menyalakan mesin mobilnya.
"Wa'alaikumussalam."
Mobil Alif menjauh, dalam hati Alif bertanya Kok nggak baper sih? Padahal kan biasanya perempuan baperan? Huh, apa hari ini diriku kurang tampan?
Wqwqwq🤣🤣 ya datar gitu mana bisa baper bang😪
Segini dulu okay....
Lain kali sambung lagi, maap aku sibuk akhir" ini....
Biasa... Kelas 3 esemma mah ginii.....See you baby♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Denganmu Kekasih Halal (Completed) ✅
Fiksi RemajaAira seorang mahasiswa yang memiliki perasaan terhadap dosennya, Alif. Namun ia berusaha menghilangkan rasa tersebut dikarenakan trauma masa lalu.Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, perasaan itu kian mengakar kuat dihatinya seiring berjalannya wa...