Part 4

171 22 0
                                    

Malam ini, Hyusa tengah membaca buku majalah di ruang tamu. Wanita paruh baya itu duduk di sofa berwarna abu-abu. Tiba-tiba Taehyung turun dari tangga sambil tertawa lalu berhenti di ruang tamu.

"Eomma, apa kau melihat Pupu disekitar sini?"

"Sebenarnya, Pupu itu siapa sayang?"

"Sudah kubilang, Eomma. Pupu itu temanku. Dia itu anak kecil seperti Taetae. Dia sangat menyenangkan, Eomma. Eomma tau, dia itu gadis kecil yang sangat cantik. Kulitnya putih, rambutnya panjang sebahu, tapi badannya sangat dingin seperti es batu."

"Tapi, kenapa eomma tidak pernah melihatnya?"

"Dia sekarang ada disampingku, Eomma. Apa kau tidak melihatnya?"

"Tidak ada siapapun disini, Tae kecuali kita berdua. Sudahlah, cepat tidur ini sudah larut."

"Baiklah, Eomma. Selamat malam. Ayo Pupu!" Taehyung menarik tangan dingin gadis itu. Sedangkan Hyusa hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali membaca majalahnya.

Dikamar, Taehyung berbincang-bincang dengan gadis itu.

"Kenapa eomma tidak melihatmu?"

"Entahlah, mungkin matanya minus. Tadi kan eomma mu memakai kacamata bukan?"

"Ah, mungkin saja."

"Ayo main!" Ajak Pupu.

"Sudah malam Pupu. Besok saja ya."

"Aku akan membawamu kesuatu tempat."

"Kemana?"

"Tenanglah, ini akan menyenangkan." Senyum terukir di wajah gadis itu.

"Sekarang tutup matamu!"

"Sudah, lalu?"

"Sekarang buka matamu!"

"Itu saja? Kita mau ke-" ucapnya terpotong ketika melihat taman bermain yang cukup tua.

"K-kita dimana?" Taehyung sedikit takut karena semua anak-anak yang ada di taman bermain itu berwajah pucat, matanya sedikit menghitam, dan juga berwajah dingin.

"Dia, teman-temanku. Hanya saja mereka telah pergi semuanya."

"M-maksudmu?"

"Bukan apa-apa. Sekarang, kita bermain saja ayo!" Seru Pupu.

"T-tapi, k-kenapa kau membawaku kesini."

"Karena, ini taman favoritku."

"Lihatlah, semua sudah rapuh. Tidak ada lagi yang bisa dimainkan."

"Ada, disana." Gadis itu menunjuk sebuah ayunan yang berdiri masih kokoh.

"Aku yang akan mengayunkannya. Kau duduklah saja, oke."

"Tapi, aku kan laki-laki. Seharusnya aku yang mengayunkannya."

"Tidak apa-apa aku gadis kuat kok."

"Baiklah, kalau kau merasa lelah. Berhentilah."

Gadis itu mengayunkan Taehyung perlahan-lahan. Taehyung hanya tertawa dan menikmati ayunan itu. Namun, semakin lama ayunan itu semakin kencang. Hingga Ia berteriak pada Pupu dan akhirnya berhenti.

"Pupu, jangan terlalu kencang. Aku takut."

"Ada apa Tae? Tadi aku bermain dengan temanku. Bukan aku yang mengayunkannya tapi temanku itu." Gadis itu menunjuk 2 anak laki-laki yang tadi mengayunkan ayunan itu.

"Yeonjun, Soonbin  jangan nakal. Dia masih ingin hidup. Jangan buat dia seperti kita." Gadis itu berbicara pelan pada 2 anak laki-laki tadi.

Mereka berdua hanya mengangguk lalu pergi.

"Mereka memang nakal, tapi aslinya baik kok. (menunjuk 2 anak laki-laki yang mengayunkan Taehyung tadi) dia yang memakai baju biru itu namanya Yeonjun, dan dia yang memakai baju merah itu Soonbin. Mereka teman-temanku sejak kecil."

Taehyung hanya mengangguk-nganggukkan kepalanya.

"Mau ku ayunkan?" Tawar Taehyung.

"Boleh."

Mereka tertawa hingga semua anak berwajah pucat tadi melirik mereka berdua dengan tajam dan hanya diam.

"Mengapa mereka menatap kita seperti itu?"

"Mereka benci keramaian. Sebab itulah mereka menatap kita."

"Bukankah seharusnya anak-anak seperti kita itu tertawa riang bersama teman-temannya?"

"Mereka berbeda."

"Berbeda bagaimana?"

"Karena mereka semua hantu." Gumam Pupu dengan pelan.

"Apa? Kau bilang apa tadi? Aku tidak mendengarnya."

"Bukan apa-apa, tapi kita harus cepat pergi dari sini."

"Kenapa?"

"Karena mereka mulai mendekati kita."

28 November 2019

Jangan lupa vote😊

Help Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang