Alur maju mundur. Jadi maaf kalau banyak yang membingungkan 😅😅😅
.
.
Ada banyak galaksi di alam semesta, tapi pada akhirnya hati lemah Taehyung memilih menyerahkan segenap jiwa raganya untuk mengelilingi bintang bersinar bernama Kim Seokjin.
Dengan segala upayanya, asteroid kecil milik Taehyung mengilingi sumber cahaya dipijakannya dengan patuh. Menunduk bukan karena tersuruh, memuja karena ia amat sempurna.
Tapi Kim Seokjin, bukan hanya sekedar bintang yang diputari satu asteroid kecil macam Taehyung. Ia luas, pengagumnya betebaran, silaunya jauh tersebar. Tak ayal, banyak planet yang lebih besar tersedot dalam segala pesonanya.
Taehyung bisa apa, mendapat setitik cahaya dari si bintang paling terang itu pun sudah membuatnya kelewat gembira.
Namun, hari itu, saat hari hujan di musim panas, semua limpahan kilap milik Kim Seokjin tercurah hanya kepadanya.
Seluruh perasaan tumpah ruah menimpa Taehyung lewat kecupan sensual dari bintang besar itu.
Ia tidak pernah bermimpi mendapatkan kesempatan selangka ini, ia tidak pernah mendamba sejauh yang ia kira. Namun kenyataan berkata lain.
Sebuah ikatan tiba-tiba saja tercipta begitu Seokjin sendiri yang berkata.
"Mulai hari ini, kau semestaku, Kim Taehyung."
.
"Lembur lagi Taehyung-ah?"
Taehyung menoleh ke arah sumber suara. Di sana, ketua divisinya tengah berdiri menyenderkan tubuh pada daun pintu.
"Iya ketua. Ada sedikit dokumen yang harus aku revisi."
Ketua Jang mengangguk, "jangan pulang lewat tengah malam. Aku pulang duluan."
Pria dengan usia yang hampir memasuki kepala empat itu melambaikan tangan seraya berbalik pergi meninggalkan Taehyung. Sementara Taehyung sendiri tidak terlalu menghiraukan perkataan ketua divisinya itu.
Taehyung sudah terlalu sering pulang dini hari, entah itu karena pekerjaan yang masih menumpuk atau karena keadaan rumah yang memang tidak pernah membuatnya nyaman.
Pria dengan senyum kotak khas itu melirik ke arah sebuah pigura di samping monitor komputernya.
Ia tersenyum kecil sebelum mengangkat dan mendekatkan benda berwarna coklat tua itu ke depan wajahnya.
Semua terlihat baik-baik saja kala itu. Senyum keduanya begitu hangat, mengalahkan berkas sinar matahari yang melelehkan es setelah musim dingin.
"Hyung, apa kau tidak keberatan jika kita harus berjalan seperti ini?" tanya Taehyung, tangannya tersimpan apik di balik saku mantelnya, sementara sebagian besar wajahnya tersamar oleh scarf tebal berwarna abu-abu.
"Tentu saja, lagi pula jarak antara kampus dan tamannya tidak begitu jauh.”
Pria di hadapannya berjalan mundur agar bisa melihat Taehyung yang berjalan cukup jauh di belakangnya. Dengan senyum di bibirnya yang berisi, Seokjin meyakinkan Taehyung jika semua baik-baik saja.
Pria itu sesekali membenarkan letak ransel yang ia bawa, lalu kembali berjalan normal seperti biasanya.
"Taehyung-ah, ayo berjalan di sampingku."
Mendengar permintaan Seokjin itu, Taehyung dengan segera mempercepat jalannya. Ia mengambil bagian di sisi sebalah Seokjin begitu langkah mereka mulai sejajar.
Seokjin tersenyum ke arah Taehyung sebelum tangannya merogoh saku pemuda tersebut.
"Aku kedinginan," ujar Seokjin pelan. Ia meraih tangan Taehyung supaya bisa ia genggam di dalam saku mantel kekasihnya.