“Kakak!” Aku menghampiri kakak ku yang entah sedang apa dia di taman belakang rumah. Aku melihatnya ia menoleh ke arah ku seraya tersenyum.
Bagiku dia adalah orang yang paling berharga di dunia ku ini. Dia selalu ada untuk ku disaat Appa dan Eomma sibuk dengan pekerjaan mereka. Tapi aku tidak peduli, setidaknya aku masih mempunyai seorang kakak yang begitu menyayangi ku. Jadi aku tidak akan kesepian.
“Halo Jisu?” Kakak berucap dengan senyumnya itu. Senyum yang terlihat sendu namun begitu cantik ketika menyatu dengan wajah cantiknya.
“Apa yang kakak lakukan?” Aku duduk di depannya dan memperhatikan dengan wajah binar ku.
Sekarang kakak ku itu menyimpan tangannya di dagu dan berpikir, “Hmm, apa ya?” Ucapnya seperti mengingat-ingat, “Ouh. Mau tahu?”
Aku menganggukan kepalaku cepat, “Tutup mata mu ya. Kakak punya hadiah buat kamu.” lanjutnya misterius.
Aku tak banyak berkomentar, aku menuruti perintahnya. Tentu saja aku sangat senang ketika dia mengucapkan kata 'hadiah'. Kini aku merasakan seseorang di belakang ku, aku tidak tahu itu siapa dan mau apa. Tapi itu yakin itu adalah salah satu dari rencana kakakku.
Dia memberi ku aba-aba agar aku membuka mataku. Setelah ku buka, kakak ku sudah berada di depanku sebari memperlihatkan senyum merekahnya. Aku menunduk ketika menyadari satu kalung terpasang di leher ku. Itu terlihat indah, terlebih ketika liontin nya itu membentuk sebuah bulan sabit dan bintang di yang terletak di tengah-nya. Jangan lupakan bagaimana para permata itu menambah hiasan dan kesan tersendiri.
Aku melihat ke arah kakak ku, “Bagaimana bisa? Dari mana kakak membelinya?”
Ia menopang kedua tangannya dan tersenyum bangga ke arah ku, “Tentu saja. Ini hari ulang tahun mu, saat dimana kamu di lahirkan. Jadi aku akan memberikan kalung ini untukmu.”
Ah, hari ulang tahun ya? Kenapa aku bisa melupakannya. Tapi tak apa, setidaknya kakak ku benar-benar berhasil membuat kejutan untuk ku. Dan aku merasa bersyukur.
“Kau suka?” Aku tersenyum dan mengangguk ke arahnya. Aku terus saja memegang liontin kalung ini, ini sangatlah indah.
“Apa ini milik kakak?” Kakak mengangguk menjawabnya. Sekarang aku menjadi sedikit bersalah dan berniat untuk memberikannya kembaki kepada kakak ku.
Tapi tangan kakak ku menghentikan ku, “Ini hadiah ku untuk adik ku yang paling maniss. Simpan baik-baik, jangan sampai hilang ya. Agar suatu hari nanti kita punya setidaknya satu kenang-kenangan!”
Aku tidak mengerti apa yang kakak ku ucapkan, tapi saat itu aku mengangguk dan berjanji akan selalu menjaga kalung ini. Aku juga pasti akan sekalu memakainya di manapun dan kapan pun.
Kakak ku memelukku erat sekali, tidak seperti biasanya. Tapi aku kembali membalas pelukannya, “Selamat ulang tahun yang ke lima, kau semakin besar saja. Choi Jisu!”
Tubuh ku penuh keringat ketika terbangun dari tidur ku. Apa itu sebuah mimpi? Tapi kenapa semua itu terasa nyata?
Jam masih menunjukan pukul sepuluh malam, itu berarti aku baru saja tidur sekitar dua jam. Aku kembali menenggelamkan diriku pada kasur empuk ku ini. Tapi kenapa semua itu kembali teringat seperti sebuah tayangan film, dan semua itu terasa sesak. Hingga tak sadar aku mengeluarkan air mataku dan terisak.
Aku hanya berharap agar mereka sudah tidur. Aku hanya takut mengganggu tidur mereka, mereka pasti kelelahan. Terutama Mama dan Papa, mereka selalu bekerja keras dengab kerja mereka.
Seseorang membuka pintunya dari luar, aku sedikit kaget ketika Mama mendekat. Mama pasti baru saja menyesaikan pekerjaannya dan langsung menghampiri kamar anak-anaknya hanya untuk memastikan bahwa aku dan Bang Taehyung sudah tidur, itu sudah menjadi salah satu kebiasaan Mama.
Aku pura-pura menutup mataku ketika mengetahui Mama sudah di dekatku. Ia mengusap rambut ku pelan agar tidur ku tak terusik. Aku sangat beruntung mempunyai sosok ibu seperti nya.
“Mama harap tidur mu selalu nyenyak, tanpa harus mengingat masa lalu mu.” ucapnya lalu setelahnya mengecup kening ku.
Aku tidak mengerti. Bahkan aku sendiri pun lupa seperti apa masa lalu ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON ||Soobin X Lia
Short Story!!NOT CONTINUED!! [ada baiknya jangan dibaca, soalnya gaje] Bulan itu indah, Ia mempunyai cahaya sendiri walau tak terlalu terang, setidaknya menenangkan. Begitupun kamu, Banyak kekurangan pada dirimu, tapi kamu selalu bisa membuat senang. Setida...