Romeo&Juliet

442 56 5
                                    

[18 oktober 2019]

"Kau sendirian? Mana teman-temanmu yang lain?"

Winwin yang pada awalnya sedang larut dalam pikirannya sendiri tersentak saat mendengar sebuah suara berat yang ditujukan padanya. Dahinya mengernyit saat mendapati keberadaan seorang lelaki yang entah sejak kapan sudah berada disampingnya. Ia tidak mengenali identitas dari sosok itu, jadi untuk memastikan ia akhirnya memutuskan untuk bertanya.

"Kau siapa?"

"Chanyeol." Jawabnya. "Kau sudah pernah bertemu dengan dua orang temanku yang lain kan?"

"Huh?"

"Kai dan Sehun."

"Ah, ya. Salam kenal, Chanyeol hyung." Winwin mengangguk singkat dengan perasaan canggung. Lelaki disebelahnya itu terlihat bersahabat namun anehnya menguarkan aura dingin yang begitu kental—berbanding terbalik dengan Kai yang selalu menguarkan aura hangat padanya.

Chanyeol menatap kearah Winwin sekilas sebelum ia kembali mengulang pertanyaan yang ia tujukan pada awal percakapan mereka.

Winwin tersenyum aneh. "Mereka... Sedang sibuk." Dustanya. Pada kenyataannya, ia memang sedang menjauhi semua orang saat ini mengingat pertengkaran antara dia dan Jaehyun kemaren membawa dampak yang cukup buruk.

Chanyeol hanya mengangguk singkat dan setelahnya keduanya hanya diam—tak berniat melanjutkan percakapan. Sampai tiba-tiba Chanyeol kembali membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu.

"Apakah kau pernah mendengar legenda yang menyebar di masyarakat sekitar tentang pohon ini?"

Winwin mengangguk singkat. Ia kemudian mulai berbicara tentang Kai yang pernah mengatakan padanya bahwa legenda itu hanyalah bualan belaka dan tidak perlu dipercaya. Namun anehnya, Chanyeol malah memberikan respon yang tak terduga saat ia selesai berbicara. Pria itu mendengus meremehkan sembari tersenyum miring.

Winwin menatap kearah Chanyeol dengan tatapan penuh tanya. Matanya kemudian beralih kearah buku yang sedang dibaca oleh lelaki bertubuh semampai itu. "Kau sedang membaca Romeo & Juliet?"

Chanyeol menutup buku yang sejak tadi berada dipangkuannya lalu beralih menatap kearah Winwin. "Ya. Kisah yang menarik bukan?"

Winwin hanya diam—tak berniat menanggapi sehingga Chanyeol kembali melanjutkan perkataannya. "Inti dari kisah ini adalah, 'Jika kau mati untukku, maka aku akan mati untukmu.' Benar-benar bodoh." Lelaki itu mendengus. "Tapi manusia selalu seperti itu. Tak perduli seberapa tak masuk akalnya suatu pemikiran, jika hal tersebut melibatkan seseorang yang kau cintai maka kau akan melakukan segalanya." Ia kemudian menatap penuh arti kearah Winwin. "Bukankah kau juga akan melakukan hal yang sama?"

Winwin mengulum senyuman pahitnya. Matanya memandang jauh. "Mungkin."

"Hey." Panggil Chanyeol yang sukses membuat perhatian Winwin kembali tertuju padanya. "Apakah kau pernah mendengar cerita lengkap tentang legenda pohon ini?"

Winwin menggelengkan kepalanya.

"Mau mendengarnya?"

Winwin mengangguk. Ia sedang bosan dan tak ada apapun yang bisa ia lakukan saat ini. Lagipula mendengar satu atau dua legenda tak akan menyakitkan kan?

Dan setelahnya Chanyeol mulai bercerita panjang. Tentang kisah menyedihkan antara sepasang kekasih yang saling mencintai namun tak dapat bersatu.

"Dulu, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Mereka hidup dengan bahagia sampai suatu saat sang lelaki menjadi korban pembunuhan disaat ia sedang diperjalanan untuk menjemput sang kekasih. Sang perempuan yang merasa sedih dan merasa bersalah akhirnya memutuskan untuk menukarkan jiwanya untuk menebus rasa bersalah. Mereka memang tidak dapat hidup bersama lagi setelahnya namun setidaknya sang wanita berhasil menebus rasa bersalahnya."

Chanyeol menyelesaikan ceritanya lalu kembali menatap kearah Winwin. "Jika legenda itu benar-benar nyata, apakah kau akan melakukan hal yang sama seperti yang perempuan itu lakukan?"

"Aku-" perkataan Winwin terpotong saat sosok Sehun dengan wajah datarnya memunculkan diri dihadapannya dan Chanyeol. "Chanyeol, Baekhyun memanggilmu."

Chanyeol menepuk pelan tengkuk Sehun. "Oh Sehun. Mana sopan santunmu, huh? Panggil aku dan Baekhyun dengan sebutan hyung!"

Sehun memutar bola matanya malas. "Ck, iya. Kau harus segera pergi Chanyeol hyung."

Chanyeol tersenyum lebar lalu mulai beranjak menjauh saat Sehun tiba-tiba berbicara dan membuat perhatian Winwin teralihkan padanya. "Hey, kau."

Winwin mengangguk pelan. "Ada apa?"

Sehun menatap kearahnya lama. "Aku tidak tahu apa spesialnya kau sampai-sampai Kai begitu tertarik padamu. Tapi sebagai teman baiknya, aku akan mendukung apapun yang ia pilih."

Winwin mengernyitkan dahinya tak mengerti.

Sehun memutar bola matanya malas saat melihat raut bingung Winwin. "Jauhi Park Chanyeol." Ucapnya singkat.

"Apa?"

"Dan jangan pernah dengarkan apapun yang ia katakan padamu." Lelaki itu kemudian menunjuk kearah ujung lapangan dimana sosok Cha Eunwoo dan Mingyu tampak melihat-lihat kearah sekitar—seolah sedang mencari seorang. "Temanmu sedang mencarimu. Pergilah."

Winwin baru saja membalikkan tubuhnya untuk mengucapkan terima kasih saat menyadari bahwa lelaki itu sudah tak berada disekitarnya lagi. Ia baru saja mulai melangkahkan kakinya saat tepukan pelan dipundaknya terasa.

Eunwoo menatapnya serius. "Winwin, aku terus memanggilmu sejak tadi tapi kau tak kunjung menatap kearahku. Kau sedang mencari siapa?"

"Ah, seseorang yang bersama denganku tadi."

Eunwoo mengerutkan keningnya. "Siapa?" Namun sebelum lelaki itu sempat bertanya lebih lanjut, suara Mingyu sudah memotong kesempatannya untuk bicara. "Ayolah, aku sudah kedinginan dan lapar. Tidak bisakah kita masuk ke apartemen sekarang?"

Eunwoo mengangguk. Ia kemudian mengajak Mingyu dan Winwin untuk masuk kedalam apartemen.

"Bagaimana dengan Jaehyun?" Tanya Winwin ragu.

Eunwoo tersenyum tipis. "Dia akan baik-baik saja. Percaya padaku. Ini bukan salahmu, Winwin."

Winwin balas tersenyum. Namun matanya terlihat sedih.

"Tentu saja ini salahku."












•••
"You be Juliete and i'll be Romeo." He says.
"You be Tybalt and i'll be Mertucio." She tell him.
"But you die." He says.
"And you kill me."
•••

That Autumn - Winwin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang