-space before new page-

126 17 0
                                    


hari itu akhirnya avesti di bujuk untuk rehabilitasi di tempat yang di tunjuk oleh elisa. 

" aku ingin kembali ke praha " kata avesti masih dengan wajah murungnya. 

"tapi, bagaimana dengan karirmu ?" tanya jieun dengan sangat hati-hati. 

"aku tidak nyaman disini, aku sudah banyak merepotkan orang, bahkan jinyoungpun sekarang juga repot karenaku" katanya dengan tatapan kosong. 

momo menghela nafas panjang. kalaupun dia di posisi avesti sekarang dia pasti juga akan memilih untuk ke rumahnya sendiri dari pada di tempat orang lain.

"apa kau yakin ?" tanya jieun sekali lagi 

avesti mengangguk. 

"sebenarnya jinyoung sudah menghubungi max untuk menemanimu disini, max sepertinya juga sudah setuju tinggal berangkat saja. apa kau tidak ingin memikirkannya dulu ?" tanya momo 

avesti menoleh. 

"tidak, dia tidak boleh disini. " kata avesti dengan sedikit bergetar. rasanya dia tidak ingin melihat orang-orang di masa lalunya. lebih tepatnya dia tidak ingin merepotkan orang lain lagi. sudah cukup untuk saat ini. 

"baiklah avesti,,, aku akan membicarakannya pada sajangnim. kau tenangkan dirimu dulu" jieun menepuk pundak avesti dan meninggalkannya disana. 

setelah mereka berdiskusi, dan meminta keputusan elisa. akhirnya mereka mengizinkannya pulang ke praha. bukan berarti avesti berhenti dari perusahaan. dia hanya di istirahatkan. meskipun hal ini nanti akan membuat media semakin geram dan nitizen semakin memojokkan avesti, tapi keluar dari korea adalah salah satu cara untuk membuat avesti tidak semakin jatuh. 

malam itu dibantu jieun avesti berkemas. tidak begitu banyak hanya yang benar-benar di butuhkan avesti disana. 

tok tok tok 

momo perlahan mengetuk pintu kamar avesti. 

"bisa aku bicara dengannya sebentar jieun " kata momo 

jieun mengangguk dan meninggalkan mereka sendiri di kamar itu. 

avesti menatap momo dalam. sosok yang dia tau selalu mengingatkan jinyoung tentang hubungan mereka. 

" maafkan aku " kata avesti lirih. matanya berkaca-kaca menahan agar mutiara itu tidak jatuh. 

" bukan salahmu, tidak perlu meminta maaf" kata momo . 

" dengar, aku punya sesuatu untukmu " kata momo kali ini dia serius. 

avesti mengernyitkan dahinya, 

sebuah tiket pesawat menuju ke barcelona. 

"aku ingin ke praha eonni " kata avesti seakan dia tau kalau dia disuruh untuk pergi ke sana. 

"mau tinggal dimana di praha ? ayolah avesti aku tau kalau rumahmu sudah habis kontrak. dan aku yakin sampai sana kau juga akan kebingungan sendiri mencari tempat tinggal. apa kau ingin menghabiskan semua upahmu untuk menyewa hotel disana. kau sendiri tidak tau berapa lama kau akan disana" cerca momo 

"eonni, dari mana kau tau ?" tanya avesti yang seakan bingung. dia bahkan tidak memberitahu jinyoung tentang tempat tinggalnya. 

"kau tidak perlu tau. yang jelas pergilah ke barcelona, dan jangan bilang siapa-siapa kalau kau kesana. demi keselamatanmu. aku sudah mengetahui tentang saudara mu itu. dia di korea sekarang. jika dia mendengar kau kembali ke praha dia akan pergi kesana juga. jadi pergilah ke barcelona aku akan mengatur sandiwaranya, " jelas momo. 

SENORITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang