Bagian 1 : Bertemu

210 7 2
                                    

26 Juni 2019

Hujan deras menyelimuti ibu kota Korea Selatan, Seoul. Minho berlari di atas jalan yang tergenang air sehingga menimbulkan percikan kecil. Sekujur tubuhnya basah karena hujan, ia mengutuk dirinya sendiri yang meninggalkan payung di kantornya. 'sial, mengapa bisa sampai tertinggal?'.

Minho sampai di halte tujuannya. Awalnya ia berniat untuk berjalan menuju toko Roti yang baru saja dibuka, hujan turun tiba-tiba sehingga mengurungkan niatnya untuk pergi kesana. Apa boleh buat, memang bukan takdirnya untuk mencicipi Roti dengan harga promo.

Bis yang akan ia naiki akhirnya tiba. Ia berebut naik bersama dengan manusia berbagai kalangan. Bis selalu penuh saat jam pulang kerja sehingga ia begitu malas untuk langsung pulang setelah kerja. Ia biasanya pergi ke coffee shop memesan secangkir kopi sambil menyelesaikan beberapa tugas kantornya. Nanti sekitar pukul 8 atau 9 ia akan pulang, saat bis kota sudah tidak dipenuhi penumpang. Saat tiba di rumah ia akan membersihkan badannya lalu pergi tidur. Selalu seperti itu setiap hari.

Setelah menempuh perjalanan 15 menit, Minho turun dari bus. kakinya melangkah menuju rumah sakit di bilangan Daehak-ro, Seoul.

***

3 Maret 2005

'tidak salah lagi, pasti Jisung yang mengambil baju olah ragaku!' umpat seseorang seraya berlari menuruni tangga. Ia mengeser pintu sebuah ruang kelas sembari meneriaki temannya.

"JISUNG!" ia menghampiri kawannya yang ia panggil Jisung itu, "pasti kau kan yang mengambil seragam olahragaku dari loker?!"

Jisung terdiam sesaat lalu teringat kemarin ia memang mengambil seragam milik temannya itu, namun ia lupa mengembalikannya bahkan tidak bilang sekalipun. Ia langsung berlutut dan menyatukan kedua telapak tangannya di hadapan anak laki-laki yang pada papan nama seragam sekolahnya tertulis 'LEE MINHO'. "Kumohon ampuni aku Minho-ya,, kumohon. Sebagai gantinya selama satu minggu ini jatah lauk makan siangku boleh kau ambil, kumohon."

Minho berpikir keras dengan penawaran Jisung. "2 Minggu" tawar Minho dengan lantang yang menyebabkan Jisung melebarkan kedua matanya. "Kenapa? Tidak setuju? Kalau begitu biar kulaporkan pada teman-temanmu bahwa.."

"ahh! Baiklah baiklah Minho! 2 minggu lauk makan siangku akan kuberikan padamu."

"lihatlah! Semua yang ada disini menjadi saksi." Minho menunjuk teman-teman Jisung di kelasnya yang sedang terkekeh geli melihat tingkah Minho dan Jisung.

"Sebentar!" seorang gadis dari kursi belakang menghampiri mereka berdua. "kalau begitu hukuman Jisung akan dibagi denganku. Aku akan memberikanmu lauk makan siang selama seminggu."

Minho menatap gadis itu dan Jisung secara bergantian. Ia Nampak bingung dengan apa yang terjadi. Bahkan ia tidak mengenal gadis itu.

"Jisung mengambil baju olahraga mu karena dia meminjamkan miliknya padaku. Aku tidak tahu kalau ia meminjamnya darimu karena Jisung bilang ia punya 2 baju." Ucap gadis tersebut mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Minho termangu dalam beberapa detik mencoba menyerap apa yang terjadi. Lalu ia mengangguk setuju, "hm, joh-a(baik)" jawab Minho tanpa pikir panjang. Ia kemudian meninggalkan kelas Jisung.

***

27 Juni 2019

Minho menuruni tangga rumah sakit, mulutnya sibuk menyebutkan pesanan yang akan dibelinya supaya tersimpan di memorinya. 'ice Americano,hot green tea latte, dan.. ah, ya, ice caramel Frappuccino. Seleranya memang tak pernah berubah.'

Pria berusia 30-an itu berjalan menuju Coffee shop kecil yang berada di seberang jalan. Minho menyebutkan pesanan yang sedari tadi ia ulangi, ia juga memesan satu almond croissant favoritenya. Setelah semua pesanannya lengkap, ia bergegas menuju rumah sakit. Kedua tangannya penuh dengan belanjaannya sehingga ia sulit menekan tombol di lift.

PiluWhere stories live. Discover now