Namanya Rio

28 0 0
                                    

  Hujan masih saja turun mengalir deras, aku dan dia hanya duduk termenung di teras rumahnya sambil menunggu hujan reda. Ini adalah kali kedua aku bertemu dengannya, dia baik, manis, konyol, humoris, dia tipikal cowok penyayang, namanya Rio. Awal kita kenal, karena kita punya hoby yang sama, iya hobi bermusik.

"kenapa nggak reda - reda sih hujannya, gimana aku bisa pulang Yo" kataku sedikit panik.

"sabar, sebentar lagi kalo hujannya udah reda pasti aku anter kamu pulang!!!" jawabnya santai.

🎶Buka hatimu.......bukalah sedikit untukku, sehingga diriku, bisa memilikimu🎶

Dia terus saja memainkan gitarnya dan menyanyikan lagu dari Band Armada.

"romantis" batinku sambil senyum-senyum sendiri menatap hujan.

Tak lama kemudian, hujan mulai reda, ia bergegas menyalakan mesin motornya, dan berkata.

"Yuk, aku anter pulang Nad" ajaknya sembari cengingisan .

Namaku Nada, Reinada Melody. Aku suka musik, aku juga suka lagu-lagu melow, apalagi lagu romance. Iya aku cengeng, aku suka baper kalo dengerin lagu yang menyentuh hati. Apalagi liriknya sama kayak kisah yang aku alami. Pasti tisu sekotak bakalan abis kalo udah dengerin lagu melow.

  Aku bahagia mengenalnya, dia yang membuat  aku selalu tersenyum dengan cerita konyolnya atau hanya sebatas bertingkah laku aneh ,dan fix itu sudah bisa bikin aku ketawa.

  Hari-hari aku lalui bersamanya,kita pacaran?? Nggak. Karena nggak pernah sekalipun dia minta aku buat jadi pacarnya, tapi setiap akhir pesan yang dia kirim ke aku, pasti nggak ketinggalan dia ngetik kata I Love U. Awalnya aku ngerasa semua cowok juga sama aja bakalan ngasih kata-kata itu kalo pas deket sama cewek. Tapi aku ngerasa kalo Rio beda ,dia perhatian, pengertian, bahkan dia rela ngelakuin apapun demi aku. Aku nyaman ada disampingnya, begitupun sebaliknya.

  Sampai suatu hari.....
Kita siswa-siswi kelas tiga, ada ujian praktek renang. Kebetulan temen-temen aku pada ngumpul di kost aku sebelum berangkat. Iya aku nge-kost, karena kebetulan rumah aku jauh dari sekolah, jadi aku memutuskan untuk sewa kost aja, dari pada setiap hari waktu abis buat pulang pergi. Eh tiba-tiba Rio datang bawa tas ransel.

"Kamu ngapain kesini Yo, bawa tas lagi???"tanyaku heran.
"Bukannya kamu hari ini ada jadwal ujian praktek renang ya???"tanya Rio balik.
"Ya iya,terus??" Tanyaku lagi.
"Ohh jadi kamu nggak mau aku anter??sejak kapan kamu berubah" terangnya.

Temen-temen aku heran ngelihat tingkah Rio, dan aku juga ngerasa begitu, karena aku nggak minta dia buat nganterin aku.

"Yaudah kalo kamu nggak mau dianter, aku pulang!!! " jawabnya kesal

Aku yang masih bingung dengan tingkah laku Rio masih bengong mematung ngelihat dia begini.

"Eh Rio, jangan pergi!!! Nada mau kok lu anter, kita berangkat bareng-bareng aja sekalian!!!" Terang Nana temen baikku.

Akhirnya kita berangkat bareng-bareng ke kolam renang tempat kita praktek. Sedikit malu sih, temen-temen nggak ada yang ngajakin doinya, tapi ini kenapa tiba-tiba Rio dateng sih. Pas udah nyampek TKP temen-temen pada ngelihatin aku, ada yang sinis,ada yang bisik-bisik, "hmmm..... entahlah!!!." pikirku.

"Cepet ganti baju sana gih!!! sini aku bawain barang-barang kamu!!!"pinta Rio

"Cie-cie beruntung banget sih Nad, lu dapet cowok kayak Rio," sindir temen-temen aku.

"Apa'an sih!! kapan aku jadian sama Rio??"batinku.

Terkadang aku juga berfikir, kenapa dia sebaik itu sama aku, lama-lama aku cinta sama dia, dia baik banget. Jemput aku pulang sekolah, nganterin aku kemana-mana, dia selalu ada buatku. Tapi satu yang membuatku gelisah. Kita beda keyakinan.

Sampai suatu hari dia bilang,
"Nada, kamu jangan pernah perfikir dan bertanya mau dibawa kemana hubungan kita, karena kamu tau Aku akan tetap dengan keyakinanku, dan kamupun juga begitu."

Nggak terasa air mata ini menetes, aku nggak pernah ngebayangin gimana nanti hari-hariku tanpanya. Yang biasa sama-sama, makan nasi sebungkus berdua, dorong-dorongan motor karena ban bocor, atau lupa bayar kerupuk kalo pas lagi makan di warung, sembarangan nyapa orang dijalan, padahal kita nggak kenal. Banyak deh hal konyol yang biasa kita lakuin, pasti nanti rasanya sepi. Dan aku benar-benar nggak siap kalo itu Sampai terjadi.

"Hey,kamu nangis Nad, maafin aku Nad,aku nggak bermaksud bikin kamu sedih" kata Rio menenangkanku.

"Aku bener-bener nggak siap kalo nanti kamu pergi dari kehidupan aku Yo!!!" kataku sembari terus terisak.

"Nada, dengerin aku!!! sebisa mungkin aku akan selalu ada buat kamu, kita jalani aja dulu. Apa adanya, seperti air mengalir!!!" Terang Rio sambil terus menggenggam tanganku.

Akhir-akhir ini aku sibuk latihan, karena sebentar lagi bandku mau ikut kompetisi di sebuah Universitas di kota ini. Begitupun Rio, dia juga sibuk mondar mandir nganterin aku.

  Sampai akhirnya hari H telah tiba. Nerves, deg-degan, nggak PD campur aduk jadi satu. Panik iya sih. Ini kali pertamanya aku ikut festival band  sebagai vocalis, biasanya aku pegang gitar bass. Untungnya ada Rio yang selalu dukung aku.

"Udah paniknya??"tanya Rio yang mungkin paham gerak gerik kepanikanku.

Aku hanya menatapnya sambil gigit jari.

"Cepetan ganti kostum gih, temen-temen kamu udah pada siap tuh" tutur Rio.

"Aku tinggal pake blazer doank kok" jawabku.

"Terus, make-up?? rambut??" tanya nya.

"Iya juga sih, aku belum dandan. Mana ruang rias penuh banget dengan peserta yang lain," batinku kebingungan.

"Hey malah bengong" bentak Rio.

"Sebentar-sebentar" kataku sembari mengambil kaca di tasku.
"Yo, tolong pegangin kaca ini, aku mau pake make-up dulu!!!" pintaku.

Dia dengan sabar megang tuh kaca make-up, sambil terus memandangiku.

"Yo, kurang keatas nih, mana alisku nggak kelihatan!!!" keluhku sembari menggeser-geser kaca yang dibawa Rio biar pas dimuka ku.

"Ribet juga ya jadi cewek!!" terangnya.

"Hust diem!!!"kataku.

"Rambut, bagusan diapain ini Yo???" tanyaku meminta pendapatnya.

"Berhubung hari ini lagu kamu bergenre rock, mending dikuncir aja!!" terangnya.

"Boleh juga" kataku sembari sibuk menguncir rambut.

Dia pun terus menatapku cengingisan, sambil ngelihat gerak-gerikku yang aneh pas dandan.

Finally, akhirnya selesai juga ribetnya . Waktunya perform. Semangat semangat!!! apalagi ada Rio yang nemenin, pasti makin semangat deh.

"Nada tunggu sebentar!!!" panggil Rio pas aku mau ke atas panggung.

Dia berlari kecil ke arahku.
"Rambut poni kamu bagusan miring deh!!!" katanya sembari merapikan rambut poni aku.

"Ya ampun, rasanya deg-degan banget saat dia sedekat ini denganku!!" batinku nggak karuan.

"Udah Yo??? Makasih ya!!!" kataku sembari tersenyum.

Dia pun mengangguk sembari membalas senyumanku.

  Aku ngelihat Rio dari atas panggung, dia terus menatapku sambil ngasih aku semangat dan tepuk tangan. Aku beruntung banget bisa kenal dia . Dia bisa ngertiin aku, dia tau banget aku gimana. Malahan dia yang lebih paham ,aku karakter cewek yang seperti apa. Rio rasa cinta ini mulai tumbuh saat kita barengan tiap hari.

Seandainya Kau TauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang