"Claire, sudah siap untuk berangkat?", teriak ibuku dari lantai dasar.
"Sudah mom. Aku akan segera turun", kuperiksa sekali lagi barang-barang yang akan kubawa untuk liburan selama 3 hari kedepan. Meski hanya 3 hari sudah cukup menyenangkan bagiku yang suka travelling. Ok semua yanh kubutuhkan sudah lengkap. Saatnya berangkat, I'mcoming....tunggu aku belum tahu kemana tujuan liburan kali ini. Ayahku mengatakan liburan ke villa didekat danau, hanya itu. Sudahlah yang penting I'm coming. Di depan rumahku sudah terparkir van putih yang bisa menampung 6 orang dewasa tanpa berdesak-desakkan. Selain itu orang tuaku sudah duduk dengan nyaman di dalam van, Evans memasukkan koper ke bagasi dibantu Aron, tunggu dulu Aron? Sedang apa dia disini?
"Aron, what are you doing?", kuhampiri dia dibelakang mobil.
"Memasukkan koperku. Sini kopermu", jawabnya sambil mengangkat koper yang kubawa dari dalam rumah ke bagasi.
"Maksudku apa yang kau lakukan di rumahku? Kau sudah tahu kita sekeluarga akan pergi liburan", jelasku pada Aron yang sekarang berjalan mendekati pintu belakang van yang sudah terbuka dan masuk ke dalam van.
"Aku juga ikut liburan Claire", ucapnya dari kursi paling belakang.
Ikut liburan? Kenapa dia tidak mengatakannya padaku sebelumnya?
"Kau menghalangi jalan dengan berdiri di depan pintu Claire, awas aku ingin lewat", kata Evans menyadarkanku dari keterkejutan sesaatku. Evans melewatiku masuk ke dalam van dan duduk di samping Aron yang kini sudah sibuk dengan earphonenya.
"Claire, mau berapa lama lagi kau berdiri di sana. Ayo cepat masuk perjalanan kita jauh", teriak ayahku dari dalam van.
Tanpa menunggu perintah dua kali, aku masuk dan duduk di kursi tengah, di depan si kembar di belakang kedua orang tuaku, sendirian. Butuh 6 jam perjalanan untuk sampai di tempat tujuan kami, itu kata ayahku. Kurasa perjalanan ini akan sangat membosankan, apalagi si kembar sudah tertidur dengan nyenyaknya beberapa menit setelah van meninggalkan rumah. Sama halnya dengan orang tuaku, mereka berdua sudah tidur nyenyak. Sedangkan aku sendiri sepanjang malam sudah tidur dengan nyenyak, sehingga bisa dipastikan bahwa mataku akan segar bugar sepanjang beberapa jam ke depan mungkin. Dan Davis sama saja tidak bisa menemaniku sepanjang perjalanan ini karena dia ada dua ujian sekaligus rapat organisasinya. Ah Aime, dia memang sahabatku yang paling bisa kuandal disaat-saat seperti ini.
To: Aime
Morning Paris, temani aku mengobrol. Aku bosan disini, orang tuaku bahkan si kembar tidur tidur ada yang mengajakku mengobrol.
SendKuletakkan ponselku di kursi sampingku, sambil menunggu balasan dari Aime aku mengambil majalah yang ada di depanku. Satu menit....dua menit....tiga menit....aku mengambil Hpku mengecek balasan pesanku, tidak ada. Kemana saja dia? Apa mungkin dia masih tidur? Tidak mungkin seharusnya di Paris sudah waktunya sarapan saat ini. Aime sedang berlibur di Paris dengan saudara-saudara sepupunya sejak 2 hari yang lalu. Sekali lagi aku mengirim pesan padanya.
To: Aime
Hei, kemana saja dirimu? Cepat balas pesanku. Aku bosan.
SendAku meletakkan lagi ponselku dan membaca kembali majalah yang ada dipangguanku.
"Drrtt....drrtt...drrtt...", akhirnya Aime membalas pesanku.
From: Aime
Hei yang mulia cerewet sekali kau. Aku baru saja selesai mandi. Kenapa kau tidak ikut tidur juga. Pagi-pagi sudah menggangguku. Kenapa kau tidak mengganggu pacarmu saja?
To: Aime
Aku tidak mengantuk, semalam aku sudah tidur cukup lama. Davis sedang ujian, tidak bisa diganggu.
Send
From: Aime
Ujian apalagi? Ujian menaklukkan wanita? Aku mau sarapan dulu. Kalau kau bosan hubungi Aron saja.
To: Aime
Hei kunyuk baca pesanku yang pertama.
Send
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, I Love You (Complete) [Open PO]
RomanceCinta tidaklah semudah ketika dua insan yang saling mencintai bisa bersatu dan hidup bahagia. Cinta bukanlah sekedar kebanggaan bagi seseorang yang dapat memiliki orang yang dicintainya. Cinta bukanlah hanya sekedar ucapan I Love You. Cinta lebih da...