ʜᴏᴡ ᴄᴀɴ ɪ ʟᴏᴠᴇ ᴛʜᴇ ʜᴇᴀʀᴛʙʀᴇᴀᴋ, ʏᴏᴜ'ʀᴇ ᴛʜᴇ ᴏɴᴇ ɪ ʟᴏᴠᴇ

1K 91 3
                                    

every step brings me closer to our breakup

your hand i used to hold seems to vanish


 Hari ini tampak lebih kelabu di banding hari kelabu lainnya. Aku melihatmu disana, kau dengan punggung dinginmu yang melewatkanku begitu saja. 

Dimana sosok yang dulu aku banggakan? Sekarang hanya sosok dingin yang tak ingin menatap ke arahku. 

Hari-hari terasa berat saat tahu bahwa kita sedang tidak baik-baik saja. Kita. Hubungan kita. Sedang tidak baik. 

Kita bahkan mencoba memperbaiki semuanya, dengan mengabaikan rasa hampa yang menyelimuti dan berjalan berdampingan seperti dulu kala. Tapi, rasanya tetap. Kita melangkah terlalu jauh. 

Kita berdua berjanji untuk saling menggeggam tangan satu sama lain. Untuk tidak melepas pun untuk meninggalkan. Tapi saat mengetahui bahwa kenyataan lebih pahit daripada imajinasiku. Aku tersadar, hubungan kita sepertinya sudah tak terselamatkan. 

Aku yang benci merasa seperti ini, dan kau yang tidak menyukai kesunyian. 

Kita berdua benci dengan kesendirian. 

Tapi semakin ku melangkah lagi, diriku benar-benar mendekat dengan kesendirian. Kau benar-benar tak tergapai. Sangat sulit untukku menggapaimu kembali bersamaku. Tanganmu dingin, tak sehangat dulu. 

Aku mencoba untuk memberi kehangatan namun kau lagi-lagi berucap bahwa ini semua akan sia-sia. 

Mingyu, kau tahu? Aku bahkan tidak menginginkan perpisahan. Lebih baik aku bertahan jika harus di hadapkan dengan perpisahan bersamamu. Karena ini bukan yang aku mau. 

Mingyu, kau tahu? Aku mencintaimu seperti aku mencintai diriku sendiri. Aku mengenalmu seperti aku mengenal diriku sendiri.

Dan Mingyu, kau tahu? Aku tidak ingin perpisahan. Aku ingin tetap bersamamu meskipun sakit yang akan aku rasakan di kemudian hari. Aku sebenarnya tidak ingin berpisah.

Bagaimana bisa aku memilih rasa sakit ini untuk tinggal lebih lama lagi dibanding berpisah denganmu? 

Karena kau adalah seseorang yang aku cintai. Karena kau yang aku mau. Karena kau Mingyu.

Aku masih ingat, kau mengatasnamakan Cinta untuk perpisahan kita. Kau mengatakan bahwa cinta kita berdua salah, kau mengatakan bahwa ini semua tak seharusnya terjadi. Dan kau mengatakan bahwa hubungan kita benar-benar sudah salah sejak awal, dan kembali menyalahkan cinta kita tanpa dasar yang jelas.

Jika mencintaimu sebuah kesalahan seperti yang kau maksud. Maka aku akan berada di jalan itu. 

Mingyu, bagaimana aku bisa melupakanmu? Kau dengan senyum menawanmu, kau dengan aroma kayu manis yang menenangkan dan kau yang selalu aku cintai.

Kau meminta perpisahan seakan kau tak ingat saat kau mengatakan bahwa aku duniamu. Sungguh..., kau lupa Mingyu?

Jalanan setapak yang selalu kita lalui bersama, seakan terasa menyakitkan. Membayangkanmu berjalan di sampingku, dengan senyum konyol yang selalu kau pasang. Semuanya terasa kabur saat airmata mulai turun. Kau sungguh tidak ada di sampingku. Kau benar-benar tidak ada disini.

Apakah aku harus menyerahkan ini semua? Apakah kita benar berakhir sampai disini? Semua impian dan janji yang belum terpenuhi..., apakah sudah sampai sini? 

Dan, kau bahkan tidak melihat ke arahku lagi.

Jika memang ini adalah akhirnya. Aku akan mencoba menerima dengan hati yang lapang.

Jika itu semua maumu, baiklah. Ayo kita akhiri.

Mungkin luka yang tertinggal seperti air laut yang luas. Aku hanya perlu menunggunya sampai mengering hingga perasaanku padamu tak tersisa lagi. Ya, aku akan menunggu air laut itu surut dan mengering hingga aku benar-benar bisa melupakanmu.

Terima kasih Mingyu. 

Kau selalu ─dan selamanya akan seperti itu─ menjadi duniaku. 

"Hai, Mingyu. Ini aku, Wonwoo. Kau masih ingat? Bagaimana kabarmu? Aku pikir kau baik-baik saja sekarang.

Aku hanya ingin berterima kasih atas semua waktu yang sudah kau luangkan tanpa pamrih hanya untuk bersamaku.

Terima kasih telah menjadi bagian dari cerita cinta seorang Wonwoo yang biasa saja ini. Tiada hari tanpa bersyukur aku pernah memilikimu. Sungguh.

Mingyu, aku kalah. Maafkan aku, aku akan menerima perpisahan itu. Jika memang yang kau inginkan itu, maka aku harus menyetujuinya. Setelah berlarut dengan rasa sakit yang selalu aku rasakan saat ingin memperbaiki hubungan kita, aku kalah Mingyu. Benar apa katamu, aku tidak sekuat itu untuk merasakan kehampaan dan kekosongan yang benar-benar menghantuiku.

Kita mengemudikan kapal dengan dua nahkoda. Sampai kapapun, kita tak akan pernah menuju pelabuhan.

Sepertinya aku terlalu banyak menulis, aku akan menutupnya disini.

Mingyu, terima kasih. 

Sampai jumpa lagi disaat hati kita sama-sama sudah bisa untuk menerima perpisahan ini. Disaat kau sudah bisa melihatku lagi meskipun aku akan menjadi bagian asing darimu.

Terima kasih, Mingyu."

Sincerely,


Wonwoo.

🎉 You've finished reading [✔] ʜᴏᴡ ᴄᴀɴ ɪ ʟᴏᴠᴇ ᴛʜᴇ ʜᴇᴀʀᴛʙʀᴇᴀᴋ, ʏᴏᴜ'ʀᴇ ᴛʜᴇ ᴏɴᴇ ɪ ʟᴏᴠᴇ 🎉
[✔] ʜᴏᴡ ᴄᴀɴ ɪ ʟᴏᴠᴇ ᴛʜᴇ ʜᴇᴀʀᴛʙʀᴇᴀᴋ, ʏᴏᴜ'ʀᴇ ᴛʜᴇ ᴏɴᴇ ɪ ʟᴏᴠᴇWhere stories live. Discover now