Aku melangkah masuk kedalam rumah. Melangkah terus menuju meja makan. Ada eomma disana menyiapkan makan malam. "Dimana TaeOh, eomma?"Eomma tersenyum menyambut kedatangan ku. Tangan nya masih sibuk menyusun segala macam menu makanan. "Dikamar Kyungsoo. Dia bilang dia ingin bersama eomma nya."
"Apa tidak apa apa dibiarkan sendiri seperti itu.?"
Eomma tertawa pelan. "TaeOh mengerti, Ren. Dia sudah diajarkan bagaimana menjenguk ibunya."
Aku mengangguk paham. "Baiklah. Aku kan menyusulnya."
"Iya. Setelah itu bersiap untuk makan malam ya..."
Aku mengangguk dan segera melangkah menuju kamar utama. Pintu sedikit terbuka disana. Aku mengintip sedikit kedalam. Ada TaeOh yang duduk disamping Noona.
"Eomma, tadi disekolah pun TaeOh mendapat bnyak teman. Gunhoo yang mengajak TaeOh. Jadi, Taeoh tak hanya memiliki Gunhoo saja sebagai teman. Tapi, eomma. Ada seseorang yang selalu sendiri. Dia selalu duduk sendiri bermain ayunan. Dia tidak ingin berteman. Taeoh sudah berusaha mendekatinya. Tapi, di terus menolak."
Aku mundur selangkah. Memutuskan untuk bersabar di pintu mendengarkan cerita keponakan ku.
"Eomma, appa bilang kalau mata eomma sangat lucu dan cantik. Taeoh ingin melihatnya eomma. Apa eomma tidak ingin bangun dan bermain bersama Taeoh?"
Aku menutup mata. Suara anak kecil itu menurun. Dia sedih, rindu, dan ingin tau. Bagaimana dan seperti apa Noona.
Terdengar suara sorakan pelan. Taeph tertawa bahagia membuatku terkejut dan penasaran. Aku langsung membuk lebar pintu untuk melihatnya.
Taeoh melihatku dan tersenyum lebar. "Samchon, eomma bangun..."
Seketika aku langsung berpaling melihat Noona. Benar saja, mata Noona terbuka dan melihat ku.
Pandangan ku buram. Aku melangkah mendekat. Lalu memeluknya lembut. "Noona. Aku merindukan mu..."
Tak ada balasan. Membuatku melepaskan pelukan dan menatap wajahnya. Dia hanya diam dan menatapku. "Noona."
"Samchon... Panggil appa..." Taeoh ketakutan melihat keadaan Noona. Aku harus tenang untuk Taeoh.
Segera ku angkat Taeoh kedalam gendonganku. "Noona, kau bertahan sebentar. Aku akan memanggil hyung."
Aku berlari keluar. Menemui eomma yang sibuk didapur. "Eomma. Noona bangun."
Eomma terkejut. Tentu saja. Dia langsung menatapku penuh haru. Namun, aku tak sempat membalas. Aku segera memberikan Taeoh kepadanya.
"Aku harus menghubungi Hyung."
"Ada apa?" suara hyung terdengar. Segera aku berbalik dan berlari menariknya kedalam kamarnya.
"Noona bangun. Dan cepatlah panggil dokter, hyung. Noona tidak bisa melakukan apapun."
Wajah Kai hyung terkejut. Dia menatap Noona dalam dan penuh air mata. Noona tak membalas. Dia hanya menatap kami. Kosong...
Kai hyung mendekatinya. Mencium keningnya dalam dan mengucap terima kasih. Lalu merogoh sakunya meraih ponsel. Menelpon dokter untuk segera datang.
Aku menggenggam tangan Noona. "Noona. Bisakah kau dengar kami? Tolong kedipkan matamu jika bisa."
Satu dan dua kedipan dijawab Noona. Aku menghela nafas lega. "Apa ada yang sakit.? Kedipkan satu kali untuk iya dan dua untuk tidak. "
Satu...
Aku menatap Kai hyung heran. Apa yang terjadi? Bahkan Noona tak bicara sedikit pun.
"Sayang... Apa kau merasakan sesuatu?"
Dua kedipan.
Mati rasa... Aku pikir jika Noona mengalami itu... Aku berulang kali membaca tentang kasus ini. Terlalu lama koma membuat tubuh tak bisa merespon.
Aku tidak memahminya. Melihat Noona seperti ini membuatku yakin.
Hyung terlihat sedih dan bahagia. Dia terus menggenggam dan menciumi punggung tangan Noona bergumam terima kasih.
"Aku akan menunggu dokter diluar hyung."
Kai hyung mengangguk. Aku beralasan. Aku harus memberi mereka ruang.
Aku melangkah keluar kamar. Dan menemukan Sohyun yang duduk bersama Taeoh. Aku mendekat. "Ku sudah datang? Dimana eomma?"
"Eomma terlalu senang hingga pergi untuk menelpon semua orang."
Aku duduk disampingnya. Memangku Taeoh. Mencium keningn bocah kecil itu. "Terima kasih sudah membangunkan eomma yah?"
Taeoh menatapku penasaran. "Apa Taeoh mengganggu Eomma?"
Aku menggeleng. "Tentu saja tidak. Samchon sangat berterima kasih."
"Bagaimana keadaan eonnie?" tanya Sohyun.
Aku menghela nafas. Mengapa lembut rambut Taeoh. "Dia tidak bisa melakukan apapun. Mati rasa..."
"Itu hanya sementara. Karena otak dan tubuhnya terlalu lama tidur membuatnya seperti itu. itu biasa terjadi pada orang setelah koma lama."
Aku mengangguk paham. Suara ketukan langkah terdengar mendekat. Aku menoleh dan mendapati dokter Han datang. Sohyun langsung berdiri dan menunjukan jalan menuju kamar Noona.
Aku masih duduk bersama Taeoh. Taeoh hanya diam sejak tadi. Entah apa yang ada dipikiran anak ini.
"Hei sayang. Apa yang kau pikirkan?"
Taeoh menatapku imut. "Aku takut, Samchon. Apa eomma akan mengenaliku."
Aku tersenyum. "Tentu saja. Kau anaknya. Pasti dia ingin sekali bertemu denganmu."
"Eomma tidak marah pada Taeoh kan?"
"Marah karena apa?"
"Membangunkan nya. Appa selalu menceritakan pada Taeoh jika eomma selalu marah jika tidur nya terganggu."
"Tidak sayang. Eomma akan semakin menyayangimu. Percaya pada Samchon. Okay...."
Jumat, 29 november2019
Aku nggak tau ntar lanjut apa nggak... Maaf ini sedikit kayak biasanya. :')
Aku lagi dilema dengan lanjutan kedepan nya kayak gimana. Aku berpikir dulu yah...😁
Ada dua alur dilepas ku... Aku dilema mau pake yg mna. Tunggu yah...
Jangan lupa streaming EXO...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Right✔
FanfictieKehadiranmu sudah membuatku bahagia tanpa kau berbuat apapun. Tetaplah seperti itu, walau untuk keterpaksaan. Jika kau ingin aku bahagia... KaisooGs DoKyungsoo KimKai