gak usah cari-cari Nura

5 0 0
                                    

Setelah kemarin Anita menerima pesan dari mantan suaminya itu, dia memutuskan untuk mencari keberadaan putri pertamanya di sekolah.

Kemudian menemui Bu Tari, selaku wali kelas.

"Maaf ibu, Arfania memang siswi kami. Hanya saja beberapa waktu lalu dia baru saja mengurus kepindahannya" terang Bu Tari

"Pindah kemana dia Bu? Saya orang tuanya dan kami tidak pernah datang ke sekolah ini, dan kami tidak mengurus kepindahan" Anita merasa kebingungan sekarang

....

Anita terus mengorek keterangan dari Bu Tari, tapi nihil. Dia tidak mendapatkan apa-apa

Jangankan mengetahui anaknya pindah kemana, siapa wali yang datang pun ia tidak ketahui.

Perempuan ini masih penasaran, lalu bertanya pada beberapa siswa namun keseluruhannya tidak mengetahui bagaimana sosok Nura, karena memang Nura sangat dingin dan kaku tambah lagi dia tidak memiliki teman.

Saat Anita menuju ke parkiran, dia di sapa oleh beberapa siswa yang kemungkinan mengetahui tentang Nura.

"Maaf Tante, saya tadi lihat Tante nanya-nanyain Nura. Saya tau dia tinggal bersama siapa, tan" ucap anak ber-name tag Alfares

"Nura itu anak saya hampir satu tahun lalu dia meninggalkan rumah, lalu dia tinggal dengan siapa sekarang?" Tanya Anita penasaran

"Nura biasanya diantar sekolah sama cowok itu tan, hanya saja sekitar sebulan terakhir ini ia ngendarain mobil sendiri. Dan beberapa waktu sebelum Nura pindah saya ngikutin dia, dan dia datang ke apartemen mewah milik Matteo" jelas Alfares.

"Saya pikir mereka memang tinggal bersama" Fares menambahkan.

......

Setelah Fares menunjukkan sebuah apartemen yang ia kira itu tempat tinggal Nura. Anita merasa bersalah atas kepergian Nura bersama seorang pemuda yang tak ia kenal.

"Nura itu sahabat saya dari SD, tan. Hanya sikapnya berubah akhir-akhir ini. Yang saya tahu Nura itu anaknya cerewet banget, tapi sekarang dia jarang ngomong"

"Jangan cari Nura lagi, res. Cuma itu yang terakhir kali saya dengar dari Nura. Dia bilang dia akan pergi jauh dalam waktu dekat"

....

Juna melempar ponselnya frustasi, setelah sampai di kamarnya. Apa yang tadi ia dengar? Mengapa semuanya kacau seperti ini?

"Salah gue!" Ia bergumam lirih lebih bermakna menyesali.

Ingatan Juna berputar....

"Kak Juna , tunggu" teriak seorang gadis dengan rambut sebahu yang menggemaskan

"Apa?" Tanya Juna malas, pasalnya gadis di depannya ini akan terus berbicara tanpa henti nantinya

"Boleh aku bantuin gak? Kayaknya bukunya terlalu banyak" tawaran Nura ia hiraukan. Bahkan Juna tetap berjalan terus, meski seseorang dengan baik hatinya berniat membantunya.

"Padahal, gue cuma niat bantu aja kok" Nura menatap punggung Juna yang mulai menjauh. Lalu terhenti sebentar lalu berbalik melihat gadis itu.

"Inget ya, Lo itu musuh gue!" Teriaknya di depan koridor sekolah.

"Dia pasti benci banget sama gue" ucapnya pelan

Lalu fokusnya terkunci pada satu titik ketika seseorang melewati kamarnya sambil bersiul.

"Fares" Juna memanggil sepupunya yang baru beberapa bulan tinggal serumah dengannya

"Iya, mas. Fares gak akan siul di dalem rumah lagi. Janji!" Fares terkesiap ketika Juna memanggilnya

"Gue mau ngomong sama Lo" sambil mengisyaratkan agar Fares masuk

"Lo tau sesuatu kan tentang Nura, adik kelas gue itu" belum juga Fares duduk ia sudah di cecar pertanyaan oleh Juna.

"Nura?... Hnn, Nura yang mana sih?" Fares terkikik setelah melihat bola mata Juna yang sudah mau keluar karena terlampau emosi ini

"Lawak Lo badut!"

"Nura itu temen Fares dari SD. Mang ngapa sih kepo amat?" Fares berdiri dari duduknya, berjalan kearah jendela yang terbuka lalu mengeluarkan tangannya dan merasakan tetesan air dari langit.

"Dulu pas SD Rara suka main hujan-hujanan. Fares suka liat Rara ketawa, dia cantik. Dan sekarang reres kangen Rara" kenangan masa kecil Fares dan Nura tak pernah ia lupakan, itulah sebabnya ia kembali ke kota ini.

"Rara?" Otak Juna melanglang buana mencari kepingan-kepingan ingatan tentang seseorang yang bernama Rara, yang jelas nama itu tidak asing ditelinga Juna

"Saat Fares berhasil ketemu Rara, Rara bilang jangan cari Nura lagi ya res"

"Jadi, Rara yang selalu Lo ceritain ke gue itu Nura, res?" Juna terperanjat saat ia mengingat bahwa Fares selalu menceritakan temannya yang bernama Rara. Kenapa Juna baru tau sekarang? Ternyata yang ia sukai itu juga yang Fares suka, bahkan mereka adalah teman kecil.

"Gue tahu semuanya kok, mas. Mas yang selalu bertengkar sama Rara, Fares tahu... Dan sekarang Fares akan benar-benar kehilangan Rara"

"Gue yang bikin dia pergi, res. Gue gak tau kenapa, yang jelas dunianya sedang hancur dan gue yang selalu memojokkan dia di sekolah"

"Dan saat dia ngerasa hancur gak ada satupun yang nyemangatin dia"

"Ini salah gue, res. Lo kehilangan sahabat kecil Lo dan gue kehilangan Nura"

"Dah mas, Nura atau Rara mereka gak akan kembali"

Nura gak akan kembali....



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

prepare |Sebuah Perjalanan Menghapus RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang