Sixth: Sandi Morse [Finish]

538 70 12
                                    

Anak kecil yang mengetuk jendela hari itu kembali lagi meminta bantuan kepada keluarga Wajendra, lebih tepatnya anak kecil itu menginginkan Wajendra bersaudara untuk membantunya.

Keadaan rumah Wajendra sedang tidak baik sebab si kembar masih perang dingin. Itu sebabnya Rama dan Rira sedikit bingung bagaimana membantunya.

"Bagaimana cara aku membantumu?" Tanya Rama frustasi.

"Penjarakan ayahku dan kekasihnya aku mohon."

"Lalu aku harus memiliki bukti apa?"

"Aku tidak tau."

"Arghh." Erang Rama.

Anjani dan Saktika yang mendengar erangan itu keluar melihat Rama yang cukup frustasi.

"Jika ia tidak bisa dipenjara bagaimana?" Tanya Rira memastikan.

"Aku tidak bisa tenang ia akan membunuh saudara kembarku jika ia tidak segera dipenjara."

"Saudara kembar?" Tanya Rama.

"Ya, aku memiliki saudara kembar perempuan. Dia amat peduli padaku bahkan diumur kami yang sekecil ini ia selalu menjagaku apapun keadaannya. Dia sangat berarti untukku, cukup aku yang merasakannya adikku jangan." Jelas anak kecil itu.

Anjani mendekati mereka lalu mengelus puncak kepala Rama yang tersadar akan betapa pentingnya Saktika untuk dia.

"Anak bunda pasti bisa." Ucap Anjani memberi semangat tak lupa kecupan singkat dipucuk kepala Rama.

Rira cemburu? Nggak! Dia geli kalo dicium sama siapapun termasuk Anjani dan Jendra yang hitungannya ortu dia katanya sih gini "Tau gak rasanya bikin merinding."

"Aku akan membantumu." Ucap Rama final kemudian beranjak pergi menuju tempat dimana berdirinya Saktika.

Saktika terkejut saat Rama mendatanginya dengan lari lebaynya. Mundur pun gak bisa karna Tuti dan Jepri dibelakangnya yang ada Saktika tertabrak mereka. Dan

Grep.

"Tik, sorry gue gak percaya ama elo. Sorry gue gak bisa jadi abang yang terbaik buat elo." Ucap Rama.

"Ram? Kamu salah meluk orang deh." Ucap wanita itu, Clar.

"Eh maaf gue kira Saktika."

"Saktika lari kekamar." Ucap Clar.

Rama langsung lari kekamar Saktika yang ia temui malah Saktika lagi cari baju buat keluar.

"Dek?"

"Ha?"

"Mau kemana Lo?"

"Katanya mau ngebantuin anak kecil itu. Ayo gue tau tempatnya."

Rama melongo tak percaya melihat kembarannya ini .

"Mbak ayo! Dek ayo!" Ajak Saktika.

"Bundaaa kita berangkat. Assalamualaikum." Pamit Rira.

Saktika yang ngasih tau arah Rira yang nyetir Rama yang introgasi anak kecil itu. Pas nyampe dilokasi Wajendra bersaudara melongo melihat apa yang terjadi. Diam-diam Rira menyalakan kamera untuk menjadikannya sebuah bukti. Diambilnya beberapa foto dari jarak yang cukup dibilang tidak terlalu jauh. Rumah itu tidak jauh dari penduduk. Meskipun begitu si pemilik adalah preman, tidak ada yang berani jika mereka tidak ingin habis.

Seorang pria bertubuh kekar dengan wanita berpakaian terbuka seaakan sedang mencambuk binatangnya. Binatang malang itu adalah adik dari anak kecil itu. Rama yang memandang itu adalah Saktika langsung berlari menolong anak kecil itu. Saktika tau apa yang kembarannya pikirkan hatinya sedemikian tersentuh ingin menangis.

The House of Wajendra FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang