Ailsha merebahkan tubuhnya dikasur. Samar-samar sinar mentari menelusup melalui celah korden kamar Ailsha. Semilir angin yang berhilir, membuat berjuta angan Ailsha membumbung tinggi ke angkasa. Sudah genap 4 bulan Ailsha memperdalam ilmu di pondok ini. Sudah banyak kisah yang ia lewati. Meskipun semuanya bukanlah kisah yang indah, tapi disinilah pelajaran kehidupan ia dapatkan. Kamar minimalis yang bercat hijau toska inilah yang menjadi saksi bisu perjuangan seorang Ailsha. Segenap luka yang menderaikan air mata dan beribu senyum yang menyiratkan kekuatan, telah menjadikan Ailsha seorang wanita yang tabah. Tak gentar menghadapi berbagai ocehan mengenai dirinya. Meskipun perjuangannya tak berjalan mulus, Tapi Ailsha yakin bahwa seekor kupu-kupu yang indah terlahir dari seekor ulat yang menjijikkan dan banyak hinaan.
****
flash back on..
" Hahaha... ane jadi pengen ngakak kalo lihat ente sha." cibiran itu mencelos begitu saja dari mulut seorang wanita yang berada di samping Ailsha. Ailsha pun seketika menoleh, dan mendapati seorang Arin tengah di sebelahnya.
" emangnya kenapa ya rin." Tanya Ailsha heran.
" Ya ngakak aja. Lihat penampilan ente yang alimnya kelewatan, pake cadar pula. Ehh... ternyata kelakuannya kayak gitu diluar. Ane kasih tau ya sha, ente tuh sama aja kayak munafik. Mending copot aja tuh cadar. kalau bisa gak usah pake kerudung aja sekalian."
" tunggu... tunggu rin, kamu tuh ngomong apa sih? ana gak faham." Ailsha dibuat bingung mendengar perkataan Arin barusan.
" jangan kira ana nggak tau ya, ana tau kok cerita anti dengan Zafran."
deggg...
Jantung Ailsha serasa terhantam oleh palu godam. Nama itu mengukir kembali ingatan perih Ailsha di masa lalu.
" Zafran? dari mana kamu tau nama itu? kamu kenal dia?." Ailsha memastikan, sejurus tatapan Ailsha berhasil membuat Arin diam tak berkutik.
" Rin jawab! kamu kenal dia?"
" Kalo iya kenapa emang, hah... justru aku itu tunangannya Zafran, aku dan dia gagal menikah karna ulah kamu Ailsha. karna kebodohan kamu dengan dia. Itulah alasan kenapa aku selalu membuat keberadaanmu tak nyaman disini. Aku marah denganmu Ailsha, Aku kecewa."
Ailsha terpengarah seperkian detik, Air mata pun luruh akhirnya membasahi cadar Ailsha. Sungguh, ini semua berada diluar dugaan Ailsha. Ternyata itulah sebabnya mengapa Arin selalu bersikap kasar padanya. Ailsha hanya bisa bungkam menyaksikan Arin yang mulai hanyut dalam kesedihan.
" Maaf rin, hiks..hiks..., ana gak tau." ucap Ailsha sembari meraih tangan Arin, berusaha meminta maaf atas ketidak tahuannya.
" Nggak, ana nggak bisa, ana terlanjur kecewa sha..., karna ini bukan hanya soal hati tapi ini juga menyangkut kepercayaan, kamu telah merenggut kepercayaan ku pada Zafran sha. Aku marah, Sangat marah." Arin melepaskan genggaman tangan Ailsha kemudian meninggalkannya sendiri an. Seluruh pasang mata yang menyaksikan pertikaian antara mereka berdua hanya bisa diam tak tahu harus berbuat apa.
kamu bodoh sha. dasar !wanita apa kamu ini. ledek Ailsha merutuki kebodohannya kala itu. Ia begitu kecewa pada dirinya saat ini, Walaupun kejadian itu tak sepenuhnya salah Ailsha, tapi ia serasa menanggung beban berat di punggungnya. Beban orang-orang yang kecewa pada dirinya. Ya Allah tolong aku, pinta Ailsha.
flasback off
kejadian barusan masih terngiang di pikiran Ailsha, sekelebat pertanyaan memenuhi ubun-ubunnya saat ini. Pikirannya kalut, dadanya serasa sesak setiap mengingat perkataan Arin. Air mata masih saja berderai dari pelupuk mata Ailsha. Saat ini ia terluka, terluka mengenai apapun yang menjadi takdirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Khimar Ailsha
Cerita Pendekkarna pada intinya, sejauh apa aku melangkah, takdir Allah masih berkuasa diatas segala-Nya. @Ailsha