Rise up! (Alaika)

14 4 0
                                    

       " Ash Shalaatu Khoirum Minan Naum" 

         Suara adzan yang tak jauh aku dengar dari asrama, Dhanty tertidur pulas disampingku sampai tak mendengar adzan subuh. Gelap yang aku lihat saat keluar kamar, mencari saklar kuraba setiap tembok . Suara kresek-kresek yang aku dengar di luar.

"Alaika ya ini?." Aku hampir teriak ketika bu Tutik memukul bahuku.

"Masya'allah, iya bu." Sempet kaget.

"Maaf, ibu baru bangun belum sepat ngebangunin kamu tadi nak." Nadanya halus sekali, beda sekali bahasanya dengan daerah asalku.

"Iya bu saya juga baru bangun." 

"Dhanty sudah bangun kah?." Tanya bu Tutik.

"Belum buk, saya ngambil wudhu dulu ya. Setelah wudhu saya bangunkan." Aku merasa terburu-buru saat menjawabnya.

"Iya nak, setelah itu pergi ke masjid bareng ibu ya." Seneng banget denger kata ke masjid.

"Oh iya bu." Langsung kubergegas pergi mengambil wudhu.

           Aku, bu Tutik, dan Dhanty berjalan bareng pergi ke masjid yang ada di pesantrenku. Aku membayangkan ketika aku masih dirumah setiap subuh aku pergi ke masjid bersama ayahku. Ayahku mengatakan padaku, keistimewaan sholat subuh dimasjid itu sungguh luar biasa, semua urusan yang kita miliki akan dimudahkan oleh Allah Swt. Memang tak disangka-sangka apa yang dikatakan ayahku benar. Ketika aku sulit melakukan sesuatu, aku sholat dan berdoa kepada Allah, setelahnya aku merasa tenang seakan-akan tidak memiliki beban hidup, hehehe.
Setelah berjama'ah dimasjid aku bantu bu Tutim menyiapkan makanan untuk santri yang akan datang nanti, saat itu ada beberapa santri yang sudah datang kebetulan juga dia seasrama denganku, sepertinya dia akan teman sekelasku. Lama-kelamaan santrinya makin banyak yang datang.

"Dhanty, setelah masak buruan mandi nanti takutnya telat sekolahnya." Ujar bu Tutik.

"Iya bude."

"Eh alaika, nanti kamu setelahku aja ya. Bantu bu tutik dulu." 

"Iya Dhan." Jawabku sambil tersenyum.

              Setelah semua pekerjaan di asrama selesai, aku sama Dhanty pergi ke pesantren atau madrasah. Karena kita belum kenal santri lainnya jadi kita hanya berjalan berdua, hal yang paling aku takitin saat memperkenalkan diri dihadapan orang banyak, apalagi ada cowoknya bikin gemeteran didepan. Pagi itu semua santri pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat dhuha, setelah dhuha ada sedikit pengumuman mengenai santri baru, setelah pengumuman itu selesai kita semua santri baru memperkenalkan nama kita masing-masing. Setelah perkenalan selesai, aku mengingat satu nama santri cowok, entah mengapa saat pertama kali aku melihatnya hatiku ini merasa aneh, dan baru pertama masuk SMP ini aku baru bisa merasakan ini.

"Alaika, kenapa kamu melamun?" Tanya Dhanty.

"Ehh enggak kok Dhan." Kagetku menjawabnya.

"Alah gak usah nutup-ntupin gitu, hehehe." Dhanty seperti memojokkanku untuk jujur, tapi aku berusaha nahan untuk mengatakan sebenarnya.

"Enggak kok, mending kita cepat ke lapangan Dhan daripada entar telat." Kutarik tangannya Dhanty agar dia tidak tanya-tanya lagi.

"Oh iya, ayok-ayok."

           Sampai di lapangan kita melakukan kegiatan FORTASI (Forum Ta'aruf Siswa) disana semua para santri berkumpul untuk melakukan kegiatan yang telah dibina oleh IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) kegiatan itu kita lakukan selama tiga hari. Hari pertama aku merasa biasa aja saat melakukan hal itu, Hari kedua aku merasa senang sekali karena aku bisa dekat dengan santri-santri yang lainnya, Dan hari ketiga aku bisa dekat dengan semua santri pesantren itu. Semua terselesaikan dengan lancar, dan saatnya kita mengikuti pelajaran sekolah.

JazakallahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang