Kasih Sayang dan Perhatian Seorang Ibu

13 0 0
                                    


Ada seorang pengusaha sukses di Kota Malang bernama Ibu Fitri. Ibu Fitri adalah pemilik salah satu mall ternama di Kota Pendidikan tersebut. Ia merupakan wanita pekerja keras, sangat sibuk sehingga jarang memperhatikan anak-anaknya. Ibu Fitri memiliki 5 orang putri yang cantik-cantik, tetapi mereka memiliki sifat yang berbeda-beda. Mungkin karena suami Ibu fitri sudah meninggal, sehingga kelima anaknya dirawat oleh asisten rumah tangga.

Hidup serba mewah membuat kebanyakan orang terlena, begitu juga dengan putri Ibu Fitri. Mereka menjadi gadis pemalas, yang tidak pernah mau belajar dan membantu mengurus pekerjaan rumah tangga. Mereka menjadi manja, kecuali Arini. Arini adalah putri bungsu Ibu Fitri yang baru menginjak kelas 1 SMA.

Di suatu sore, Arini sedang membersihkan halaman depan rumah. Tiba-tiba ibunya memanggil semua putrinya ke ruang keluarga. Terlihat sebuah koper besar berada di ruang keluarga.

"Nak.... Ibu seminggu kedepan harus ke luar kota. Tolong kalian belajar yang rajin, jangan nyusahin Mbak Rika sama Mbak Siti ya, kalau bisa bantu-bantu mereka, Nak."

"Wah, Ibu nanti kalau pulang harus beliin aku oleh-oleh," sahut Lily, anak kedua Ibu Fitri.

"Bener tuh, Bu. Alat make up aku banyak yang udah habis nih," timpal Keyza, anak sulung Ibu Fitri.

"Iya, nanti akan Ibu bawakan hadiah untuk kalian. Ingat pesan ayah, jangan menyusahkan Mbak Rika dan Mbak Siti."

"Iya Ibu, kami mengerti. Oh iya, aku minta uang ibu, untuk keperluan dirumah," sahut Keyza lagi.

Ibu Fitri hanya mengangguk dan tersenyum. Ibu Fitri begitu menyayangi kelima putrinya walaupun ia tak bisa selalu ada untuk mereka. Semua permintaan putri-putri nya pasti ia turuti.

"Ibu, tolong jaga diri baik-baik disana, jangan lupa makan dan sholat ya," ujar Arini yang sedari tadi diam.

"Pasti, Nak. Ibu berangkat dulu ya."

Setelah Ibu Fitri berangkat, Arini melanjutkan menyapu halaman rumah. Kakak-kakak Arini kembali bermalas-malasan. Keyza dan Lily menonton TV sambil makan cemilan, sedangkan Vya dan Vina bermain laptop di kamar.

"Mbak Siti, tolong ambilkan cemilan di kulkas, sama siapkan baju soalnya aku mau ke mall!" teriak Keyza kepada Mbak Siti, asisten rumah tangga.

"Iya non, sebentar," ujar Mbak Siti.

Melihat hal tersebut, Arini bersedih. Mengapa kakak-kakaknya malah mengabaikan nasihat dari ibunya. Arini berusaha untuk selalu membantu Mbak Siti dan Mbak Rika dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Bahkan tak jarang Arini diejek kakak-kakaknya.

"Arini, kamu ini pembantu baru ya, hahahaha." begitulah ejekan dari kakak-kakakArini, sering kali mereka menyuruh Arini melakukan berbagai hal. Menanggapi ejekan tersebut, Arini hanya bersabar dan mematuhi kakaknya.

Suatu hari, Lily mengajak saudaranya untuk berbelanja ke mall.

"Jalan-jalan yuk, shopping," ajak Lily.

"Ayo kak, aku juga mau beli sepatu baru," sahut Vya.

"Bukannya kemarin kalian sudah ke mall? Ada baiknya jika kita tidak terlalu boros, dan berfoya-foya, Kak," ujar Arini.

"Yaudah sih Arini, kalau gak mau ikut ya sudah," jawab Lily sembari melangkah keluar dengan diikuti oleh ketiga saudara lainnya.

Semua saudara Arini pun pergi jalan-jalan, sementara Arini pergi menemani Mbak Siti belanja di pasar. Arini membantu menawar barang-barang di pasar, juga membantu membawakan barang belanjaan. Ia merasa senang sekali bisa membantu orang lain.

"Loh,Arini? Apa kabar? Masih ingat aku?" sapa seseorang yang Arini jumpai di pasar.

"Ica? Wah apa kabar ca? Lama tak jumpa, aku baik-baik," jawab Arini dengan wajah riang gembira karena bertemu dengan teman lama.

"Aku rindu sekali denganmu,Arini. Kemarin aku bertemu kakak-kakakmu di mall, tapi kamu tidak ikut, sungguh mengecewakan. Apakah kakakmu tidak memberi tahu?" tanya Aca.

"Tidak Aca, kakakku tidak bilang apa-apa padaku. Baiklah, ayo mampir ke rumahku? Aku sudah selesai berbelanja," tawar Arini kepada Aca.

"Boleh-boleh, yuk!" ujarnya, menerima tawaran dari Nolaf

Akhirnya mereka pergi ke rumah Arini untuk saling melepas rindu. Ketika sedang asyik bercerita, tiba-tiba kakak-kakak Arini datang dan berteriak, "Arini! bawakan barang belanjaan kita ke kamar. Kita mau tidur, capek."

Aca sangat terkejut melihat perlakuan kakak-kakak Arini. Ia kemudian berusaha membantu Arini membawakan barang-barang belanjaan tersebut ke kamar kakaknya.

"Arini, apakah mereka sering begini padamu?" Tanya Ica, heran.

"Iya, Ica. Apalagi sejak Ibu keluar kota, kakak-kakakku semakin menjadi-jadi. Mereka sangat malas dan boros, sehingga aku sedih dan tidak tahu harus berbuat apa."

"Sabar ya, Arini. Semua pasti ada hikmahnya. Semoga kakak-kakak mu segera kembali ke jalan yang benar," ujar Ica, berusaha menenangkan Arini.

Tanpa disadari, ternyata sejak tadi, Ibu Fitria telah berada dirumah. Ibu Fitria mendengarkan pembicaraan mereka, mulai dari Kakak-kakak Arini yang memperlakukan Arini seenaknya. Ibu Arini sangat marah atas perlakuan putri-putrinya terhadap putri bungsunya. Ibu Arini juga telah menanyakan kepada Mbak Rika selama Ibu Fitri di luar kota.

Ibu Fitri meminta tolong kepada Mbak Rika untuk memanggilkan anak-anaknya ke ruang keluarga. Arini sangat terkejut mengetahui ibunya telah di rumah sedari tadi. Seolah paham kondisi, Ica pun berpamitan pulang. Arini segera menghampiri ibunya di ruang keluarga dan memeluk ibunya.

"Apa kabar ibu? Apa Ibu sehat?" Tanya Arini , dengan posisi masih memeluk Ibunya itu.

"Ibu baik-baik saja nak," jawab ibunya sambil tersenyum.

Mengetahui kabar bahwa ibunya sudah pulang, akhirnya Key, Lily, Vya, dan Vina, buru-buru turun dan menghampiri Ibu Fitri di ruang keluarga.

"Wah, Ibu sudah pulang. Apakah Ibu membawa make up yang aku katakan pada Ibu minggu lalu?" tanya Keyza.

"Ayah bawa apa aja dari sana? Ayo cepat tunjukkan!" seru Radin

"Nak, Ibu merasa sangat kecewa pada kalian. Keyza, seharusnya kamu sebagai putri tertua, selalu menjaga dan mengingatkan adik-adikmu bila mereka melakukan kesalahan, bukan malah kamu yang membuat mereka jadi semakin nakal."

"Mungkin selama ini ibu memang diam. ibu memang sabar dan terus menuruti segala permintaan kalian. Sekarang Ayah akan mengajari kalian hidup sederhana yang tidak punya apa-apa. Maafkan Ayah jarang memperhatikan kalian sehingga sampai seperti ini.,"

"Maafkan Keyza, ibu. Key mengaku salah, Key selama ini sangat manja dan sangat boros. maafkan Key tidak bisa membimbing adik-adik."

"Seharusnya kalian semua itu mencontoh Arini. Ia tetap rajin, tidak boros, dan selalu membantu Mbak Rika. Jangan kira Ayah tidak mengerti apa yang kalian lakukan selama Ayah tidak ada."

"Arini, maafkan kami yang sering menyuruh-nyuruhmu," ujar Lily dengan wajahnya yang hampir menangis.

Arini memafkan kakak-kakaknya. Ibu Fitri mengirim semua anaknya, tanpa terkecuali, untuk pergi disekolahkan di sebuah asrama, sehingga di sana bisa diajarkan hidup sederhana. Mereka sudah baikan dan saling mengasihi dan menyayangi.

Ibu Fitri berjanji akan lebih memperhatikan anak-anaknya. Mencukupi kebutuhan itu penting, namun kasih sayang dan perhatian orangtua juga dibutuhkan oleh setiap anak.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 30, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kasih Sayang dan Perhatian Seorang IbuWhere stories live. Discover now