PERGI KE TEMPAT YANG BARU

28 20 5
                                    

          Di dalam ruangan yang bercat dinding berwarna biru langit, warna kesukaanku, aku terbaring lemah di ranjangku yang empuk. Mataku sudah ingin tertutup. Namun, tertahankan akibat pikiranku terus mengingat lelaki bernama Rafa itu.

          "Mengapa tadi tak ku jadikan dia pacarku saja?" tanyaku pada diriku sendiri. Penyesalan memang selalu datang di akhir, tak pernah di awal. Itulah yang membuat setiap hati harus berhati - hati dalam mengambil sebuah keputusan. Hal itu harus dipikirkan berulang - ulang, sehingga tak membawa kegalauan dan kegundahan hati yang dapat menyiksa batin bahkan alam sadar manusia.

          Aku terus merenungi hal yang baru kualami barusan. Parasnya yang tampan, mata biru dan rambutnya yang mempesona, serta postur tubuhnya yang kokoh membuatku tak bisa berhenti untuk memikirkannya. Dia terus merasuki jiwa dan pikiranku. Setiap saat keindahannya berusaha mencuri sebuah tempat istimewa di dalam hatiku.

          Aku berusaha untuk kembali menenangkan pikiranku yang sedikit kacau. Kupaksakan diriku untuk bangun dari nikmatnya kelembutan ranjang yang sedari tadi membuatku nyaman. Aku tak bisa terus - terus seperti ini. Otakku tak boleh hanya memikirkannya. Aku masih harus memikirkan hal - hal lainnya yang mungkin lebih berguna, daripada harus berkutat dengan pemikiran konyol tentang Rafa.

          Akhirnya, aku meloncat pelan dari tempat tidurku. Aku pergi ke samping koperku yang berwarna senada dengan dinding kamarku. Kubuka koper itu. Pakaian Dan barang - barang Ku yang lain masih terlihat rapi, tak ada kurang suatu apapun atau kusut sedikit pun. Semuanya dengan kondisi baik adanya.

          Aku lalu mengambil beberapa pakaian dan memasukkannya ke dalam lemari pakaianku. Setelah hampir semua pakaian dan barang - barangku telah selesai kubereskan dan kurapikan serta kutempatkan oada tempatnya masing - masing, tiba - tiba aku dikejutkan dengan sebuah benda yang terletak di bagian dasar koperku.

          Di sana terletak dengan sangat baik smartphone - ku yang ku kira sudah hilang sejak tadi aku berada di bandara. Betapa senangnya hatiku, ketika aku dapat menemukan kembali salah satu benda berhargaku itu. Akhirnya, semua memori dan kenangan - kenangan indah berupa foto dan video selama berada di Amerika tak jadi hilang. Aku sangat berterima kasih pada Tuhan, karena dia masih menyayanginya dengan mengembalikan gawaiku yang ku sangka telah hilang itu.

          Dengan cepat aku meraih benda tersebut ke dalam tanganku. Kuperiksa dengan sangat teliti apakah ada kerusakan pada benda tersebut atau tidak. Untunglah tak ada kerusakan yang cukup berarti pada benda tersebut. Aku kembali membaringkan tubuhku ke atas ranjang tempat tidurku. Kuraih kertas yang tadi diberikan oleh Rafa kepadaku. Di sana masih tertulis dengan sangat jelas nomor handphone – nya.

          Dengan segera kubuka lockscreen hp – ku dan mencari aplikasi kontak. Kesentuh bagian situ dan langsung mengetik nomor teleponnya satu persatu. Aku pun menyimpannya. Kebingungan kembali melandaku. Apakah aku harus menelponnya atau tidak. Atau mungkin hanya sekedar mengirim pesan? Aku pun tak tahu.

          Namun, tiba – tiba hasratku untuk mengetahui aktifitasnya saat ini membuatku bangkit dengan sangat cepat. Dalam posisi duduk, aku membuka aplikasi pesan. Dengan pelan, aku mulai merangkaikan kata – kata yang cocok untuk diketikan di dalam kotak pesan. Dengan cepat, aku menemukan kata – kata yang menurutku pas.

          Hai, Rafa. Ini dengan aku, Raisa. Sekali lagi aku berterima kasih banyak kepadamu karena tanpamu, mungkin aku masih berada di bandara hingga saat ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya aku berterima kasih padamu. Btw, kamu sedang apa sekarang?

          Kira – kira begitulah pesan yang kuketikan di papan keyboard – ku. Kalimat pendek itu lalu dengan segera kukirimkan kepada Rafa. Tak lama setelah itu, pesan yang aku kirimkan padanya telah dibaca. Secepat kilat, Rafa langsung membalas pesanku. Begini bunyinya :

KEMBALILAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang