Seorang pria yang tak lagi berada di usia muda mengetuk jarinya ke meja dengan kerap. Bola matanya mengikuti apa yang dia baca dari kertas yang dirinya pegang kiri ke kanan di ruangan cukup besar bernuansa abu-abu metalic.
Ceklek
Seseorang yang lain masuk ke dalam ruangan itu.
Pria dengan sepatu dan pakaian yang necis berjalan mendekat.
Belum ada tanda-tanda dirinya maupun pria yang duduk di meja itu berbicara.
"Kamu tak ingin pergi ke Jeju? Berlibur mungkin. Sudah 20 tahun berlalu, kamu tak mau mengunjungi Jieun, Bri?"
Atensi pria tadi terfokus pada orang yang baru saja berbicara padanya. Menghentikan kegiatannya membaca berkas.
"Bukan apa-apa, mungkin saja kamu rindu padanya," Pria necis itu membela karena sahabat yang di depannya kini menatapnya aneh.
"Sudah lima bulan kamu pergi dan sekarang mengunjungiku hanya karena hal ini, uri Wonshik?" Tanya pria bernama Brian itu bernada seperti menyepelekan.
"Eiy, aku hanya bercanda. Kan aku sudah bilang tadi, mungkin saja kamu rindu."
Pria yang dipanggil Wonshik pun duduk di kursi depan Brian, mencoba membaca juga berkas yang dibaca sahabatnya.
"Aku tak rindu, kamu kan sudah tahu dia bersama adik Jisung. Mungkin Jieun juga sudah bahagia bersamanya."
Wonshik mencibir dalam tawanya.
"Semua orang harus tahu pemikiran seorang Han Brian seperti ini, mereka tak tahu bahwa telah menginvestasikan sahamnya pada seorang yang berpemikiran sempit."
"Dia juga masih punya Kakek Kim, Won. Aku diusir, jangan melupakan fakta itu."
"Mana ada orang yang bahagia jika ditinggal tanpa kata perpisahan oleh orang yang dicintainya, presdir Han Brian ???"
Wonshik berdiri, ia kemari hanya berniat untuk mengunjungi sahabatnya tapi ketika melihat sahabatnya itu berkencan dengan berkas kesayangannya dia jadi prihatin dan lebih memilih membahas sesuatu yang membuat sahabatnya ingat masa remajanya.
"Ah ngomong-ngomong adik Jisung itu yang lahir sepersekian menit setelah Jisung kan?"
Wonshik bertanya lagi tapi Brian tak menjawab karena sudah pasti jawabannya iya.
"Berarti kuganti pertanyaannya, kamu tak rindu putramu ?"
Kali ini Brian menatap pria di depannya dengan tatapan mematikan karena perkataan Wonshik dirasa menohok hatinya.
"Jisung saja sudah cukup bagiku," Jawab Brian akhirnya kemudian kembali berselam pada berkas kantornya dan tak lagi menghiraukan ucapan Wonshik.
Lelaki berambut biru menyala termenung di depan kolam renang di rumahnya. Kaos warna abu-abu yang dipakainya dimainkan bagian ujung. Dia berjongkok sambil memandangi air kolam yang tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aster; Diriku dan Dirimu✓
Fanfic• Han Jisung • Hari yang tak pernah Jisung duga hadir di hidupnya, hari di mana dia bertemu dengan ibu yang selama ini dia anggap sudah meninggal. Dan dia mempunyai saudara kembar ? Biarkan Jisung egois untuk kali ini saja, dia ingin lebih lama tin...