Ada saatnya jatuh dan ada saatnya bahagia._________
Seperti biasa cewek gagal fokus ke makanannya ketika bintang dan kedua temannya memasuki kantin.
"Anjir, setiap hari makin cool aja kak bintangnya"
"Prince Star datang, langsung singgah aja ke hatiku kak"
"Kalo semua cowok kek gitu mukanya gimana yah? Bakalan mati aku"
Beberapa omongan mereka tentang bintang yang cahaya di mata mereka, meskipun para cewek yang dianggap bingang nggak ada menariknya sama sekali tapi tetap saja cewek-cewek ith akan berusaha untuk dekat dengan bintang.
"Lo mau makan apa? Biar gue yang mesen" Ujar axel, aksen memesan Mie ayam dan es teh manis, Axel Bakso special dan es jeruk, dan bintang hanya memesan mie pangsit tanpa memesan minuman. Axel pun segera pergi ke mbak kantini yang akrab dengan setiap siswa yang berada dikantinnya.
"Kak bintang haus nggak?" Cewek bertubuh mungil itu mendekat kemeja bintang seraya di genggamannya sebotol teh botol dingin.
Bintang melirik sesaat dan menatap Aksen."Kalo gue haus kenapa?"
"Aku beliin minum kak? Kakak terimakan?"
Cewek itu menunggu jawaban dari bintang, dagunya menunjuk ke tangan cewek itu pada aksen dan langsung aksen mengambilnya.
Dan segera cewek itu pergi tersipu malu dan bersorak riang.
"Yes, akhirnya kak bintang ambil minuman ku" Katanya pada teman-temannya.
Matanya masih memantau meja bintang untuk memastikan bintang akan meminum pemberiannya."Nih punya lo" Ucap aksen menyodorkan botol minuman itu.
"Buat lo aja, gue bisa beli sendiri" Balasnya datar, dan tanpa babibu aksen segera meminum teh botol dingin itu.
"Ah, seger"
Cewek yang masih menatap meja bintang mendengus kesal ternyata minumannya di minum oleh aksen.
"Gile lo, nggak hargain pemberian orang"
Cerutu aksen dan meneguk minuman itu."Lo kan tau gue nggak suka es teh" Balas bintang seraya meraih ponselnya.
"Eh iya lupa" Aksen menepuk jidatnya pelan. Axel membawa makanan mereka dan mbak kantini membawa minuman mereka.
"Yes akhirnya datang juga pesanan gue" Ucap aksen bahagia.
"Lebay amat sih lo, kemaren juga emang lo pesan apa sampe makanan lo nggak datang?" Oceh Axel.
"Kemaren gue mules jadi nggak bisa makan trus gue pulang padahal gue udah pesen tapi rame orangnya" Sautnya, bintang hanya menggeleng melihat kedua temannya ini.
"Udah ah, kalo kalian ngomong yang nggak penting lagi gue tinggal nih" Ancam bintang.
"Cieh, mentang-mentang bayarin kite main ancam lu" Sela axel menyerumput kuah baksonya.
Bintang tertawa kecil mengingat hal itu sering dia lakukan mengancam kedua temannya agar diam saat makan.
Bel istirahat berbunyi 5 menit yang lalu dan tersisa 10 menit untuk mereka makan dikantin.
Violeta dan tari yang menunggu azwa menyelesaikan tugasnya, perut mereka dari tadi berbunyi menandakan bahwa cacing mereka akan mengamuk di dalam.
Azwa adalah orang yang kalo buat tugas lambat banget dan kebanyakan cerita dari pada nulis."Cepetan azwa gue udah laper" Seru tari,
"Iya nih wa" Lanjut leta mengeluh."Udah tunggu 1 nomor lagi, jawabannya juga pendek" Jawabnya santai.
"Woy, azwa cepetan gue udah mau ngumpulin nih di meja bu amar" Vian yang juga ternyata menunggu tugas azwa mengeluh saking lamanya.
"Emang dari tadi lo ngapain sih?" Vian yang tadinya di meja guru ternyata sudah di meja azwa.
"Eh buset kagetin tau,"
"Alah lama" dengan cepat vian menarik buku bersampul mickey mouse warna biru dan menaruh bukunya pada tumpukan paling pertama.
"Eh belom selesai"
"Bodo ah.." Lalu vian pergi keluar kelas dan tak menghiraukan suara azwa yang berteriak.
"Udah biarin ah, yuk ke kantin" Ajak leta menarik tangan azwa.
Sampai dikantin rupanya suasananya agak tenang sedikit dan tidak terlalu ramai hanya saja ada beberapa orang yang masih duduk bersantai dimeja makannya termasuk bintang,Axel dan Akson.
"Kita duduk di meja ini aja deket ama pintu keluar" Kata tari lalu mereka menjatuhkan pantatnya duduk di bangku plastik itu.
"Mbak, 3 mangkok mie pangsit, dua es lemontea dan satu es jeruk" Teriak azwa.
"Eh kira-kira jawaban gue yang cuma setengah itu dapet nilai apa enggak?" Tanyanya membahas jawabanya yang langsung ditarik vian.
"Yaelah, dapetlah walau cuma dikit doang nilainya. Nggak usah dipikir salah lo juga kali kebanyakan cerita" Keluh tari lagi di angguki leta. Mereka membahas tentang film horor yang mereka janji akan nonton diruma aleta saat malam minggu nanti.
"Pokoknya harus nonton jam 12 malem biar seru" Kata azwa semangat.
"Lo aja ah, gue mana sanggup jam segitu nonton film horor?" Tari menolak sedangakan leta setuju setuju saja apa mau mereka nantinya.
"Alah cemen lo ri"
"Em gimana nontonnya jam 8 malem? Kan udah sedikit larut tuh?" Kata leta menerangkan idenya.
"Aku setuju, kalo jam 12 mah nggak ah aku jam segitu udah tidur" Saut tari.
"Serah ajalah, yang penting nontonnya malem" Mereka mengangguk.
Dari meja pojok axel memperhatikan wajah leta yang menurutnya baru pertama kali dilihat.
"Eh bro, coba liat deh tiga cewek yang duduk sana" Jari axel menunjuk meja dekat pintu keluar kantin.
"Kenapa?" Tanya aksen.
"Cewek yang pake gelang item itu murid baru yah? Kayak baru liat gue" Mereka pun memperhatikan wajah polos dan pipi yang sedikit gembul.
"Oh iya, gue baru liat dia! Oh jadi selama itu dia yang dibilang murid baru?" Aksen kini fokus pada ponselnya dan membalas beberapa grup chatnya di whatsapp.
Axel pun kini berpaling dan juga kembali bermain game onlinenya yang menurutnya tiada tandingnya dengan game lain.
Tapi mata bintang belum lepas dari violeta, seakan wajah leta tidak asing baginya. Lalu leta merasa ada yang melihatnya dan tiba-tiba saja tatapan mereka bertemu.
Dengan cepat bintang memalingkan wajahnya lalu berpura-pura sibuk memainkan ponselnya. Violeta yang polos juga tak menghiraukan mereka dan asik makan sambil bercerita tentang kegiatan mereka nanti.
Dalam hati violeta berkata 'kok mukanya kayak nggak asing? Kayak ada mirip sama seseorang'
✨✨✨
Happyday,
Komen dan saran jangan lupa votenya.
Makasih 💛
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD COUPLE (flower-star)
Novela JuvenilSiapa yang nggak kenal Bintang si kakak kelas penarik hati para cewek sekolahnya, hanya saja sifatnya dingin dan datar. Tapi tetap saja para cewek merebutkannya segimanapun sifatnya pada mereka. Suatu saat sifatnya yang dingin itu berubah menjadi p...