"Aku berjanji jika aku tidak akan pernah menyakitimu, karena kamu adalah gadis pertama yang membuatku mengerti apa itu cinta."
-KEN
"Jika aku adalah gadis pertama yang berhasil mencairkan hatimu yang beku, apakah aku sepanas itu?"
-HAZEL
"Bolehkah aku memelukmu? Sekali saja."
-ERIC
=oOo=
Suara butiran air dari lubang kecil shower air terdengar seperti suara hujan. Mengingat hujan, entah mengapa pikiran Ken yang lelah mengingat seseorang yang selalu ia rindukan disana. Hazel.
Entah sebulan yang lalu setelah Ken mendapat kabar baik dari Hazel tentang misinya masuk ke Universitas favoritnya dan Hazel sudah mulai membiasakan diri dalam mengatasi ketakutannya pada hujan. Tahun ini adalah tahun kedua sejak Ken menyandang status sebagai seorang mahasiswa. Ia bahkan tidak sadar, waktu berlalu begitu cepat.
Anak laki-laki berhati es dan tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya itu kini telah tumbuh dewasa. Ken meraih handuk dan menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi. Ia keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk sambil mengucak rambutnya yang basah dengan handuk yang berukuran lebih kecil. Ia langsung pergi ke kamar dan mengambil setelan piyama berwarna hitam.
Samar-samar terdengar bunyi pintu rumahnya yang terbuka, Ken bergerak cepat keluar kamar untuk melihat siapa yang datang, entah itu ibunya atau Sahabatnya yang tinggal satu rumah dengannya.
"Malam Ken!" Suara itu menyapa Ken yang baru keluar dari kamar tidur.
Ternyata itu Jamie. Jamie berjalan menuju dapur dan membuka pintu lemari es, ia mencari sesuatu untuk di minum dan duduk di meja makan.
"Tumben lu Jam, kok pulangnya cepet? Lu pengen nanya kek gitu kan?" Ucap Jamie.
Ken melihat Jamie dengan segenap rasa heran. Maksud Jamie apa ya?
"Maksud lo?" Gumam Ken.
"Gue liat ekspresi lo pengen menanyakan sesuatu sama gue, lo pasti pengen nanya kenapa gue pulang cepat kan?" Jelas Jamie, ia memakan makanan ringan milik Ken diatas meja.
"Gue gak nanya." Balas Ken.
"Enggak, lo pengen nanya." Jamie menekan kata-katanya. "Yaudah tadi kan udah gue wakilin pertanyaan yang terpendam dihati lo dan sekarang gue jawab." Jamie berdehem dan beduduk tegak dari kursi nya. "Iya Ken gue pulang cepat soalnya dosen gue gak masuk cuman ngasih tugas teros absen."
Ken membalik tubuhnya dan segera masuk kembali kedalam kamarnya. Jamie mendecih. "Chh.. Nanya gitu aja malu." Ejeknya.
*****
Paginya ketika fajar menjemput, Ken beranjak dari tempat tidurnya. Membuka tirai jendela apartemennya dan berdiri selama dua menit disana. Ken melihat hamparan kota tempat ibunya bersembunyi selama ini.
Puas dengan terik matahari yang menerobos langsung kedalam kamarnya. Ken melepas piyama tidurnya lalu melakukan olahraga sebentar. Ken melakukan Push Up sebanyak 30 kali, Sit Up Sebanyak 30 kali dan Pull Up di pintu kamarnya sebanyak 30 kali. Ken melakukan itu setiap hari karena Ken tidak punya waktu untuk olahraga bahkan pergi ke gym yang ada di apartemennya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DIFFICULT TIME
Teen FictionSequel Of 21 DAYS WITH MY ICE BOYFRIEND "Aku berjanji jika aku tidak akan pernah menyakitimu, karena kamu adalah gadis pertama yang membuatku mengerti apa itu cinta." -KEN "Jika aku adalah gadis pertama yang berhasil mencairkan hatimu yang beku, apa...