Sneak Peek

4.1K 646 67
                                    

Warning!! This is too damn short. Please don't blame me. Because i'm still overwhelmed to come back writing  although i really want to write X'D

.

.

Namjoon membawa Seokjin ke hotel di mana dia tinggal untuk sementara waktu. Di sampingnya, Seokjin mengerutkan kening ketika dia menatap ke arah bangunan tinggi itu, lalu, dia balas menatap Namjoon. "Kau tidak akan tinggal dengan polisi itu," kata Namjoon. Hanya agar semuanya menjadi jelas.

"Aku berencana untuk menyewa kamar sendiri setelah aku mengambil baju dan beberapa barang yang aku butuhkan dari rumah." Balas Seokjin datar.

Suaranya begitu dingin sehingga membuat Namjoon bertanya-tanya. Bagaimana Seokjin melakukannya? Bagaimana bisa dia selalu berada dalam kendali yang begitu sempurna?

Namjoon keluar dari mobil dan dia bergegas ke sisi pintu penumpang. Seorang pelayan hotel menghampirinya dan Namjoon memberikan kunci mobilnya kepada pelayan itu, sementara dia meraih tangan Seokjin dan membawanya masuk. "Kopermu sudah menunggu di kamar," Namjoon telah memastikan semua yang Seokjin butuhkan telah tersedia.

Dan kamar pemuda itu akan terhubung dengan kamar miliknya.

Anehnya, Seokjin tidak mendebat saat dia membawa pemuda itu melewati lobi dan masuk ke dalam lift. Namjoon menyadari bahwa tatapan Seokjin tertuju ke arah tombol darudat pada panel kontrol lift.

Namjoon tersenyum miring, "Jangan khawatir," katanya. "Aku tidak akan menahan liftnya."

Tatapan Seokjin kembali tertuju padanya. Dinding lift yang dilapisi kaca memantulkan bayangan Seokjin. Pemuda itu seharusnya terlihat kelelahan.

Tetapi, Seokjin tidak terlihat lelah sama sekali.

"Dalam kasus ini, kau adalah prioritas," kata Namjoon dan itu adalah sebuah fakta. Pembunuh itu telah datang ke rumah Seokjin dan meletakkan mayat Krystal di sana. Dan Sehun memiliki foto Seokjin di dalam selnya.

Seokjin adalah apa yang Sehun inginkan dan Namjoon akan memastikan si brengsek itu tidak akan bisa menyentuh Seokjin apalagi mendapatkannya. Dia akan menjaga Seokjin dan tetap berada di dekatnya.

"Hakim Shim dalam perlindungan," kata Namjoon ketika lift itu bergerak naik. "Dan kau pun demikian."

Lift itu berhenti di lantai lima belas dan perlahan pintunya terbuka. Namjoon telah menyewa satu lantai itu untuk anak buahnya, dan untuk seluruh gugus tugas yang akan segera tiba. Dengan Sehun yang melarikan diri, CIA juga akan segera ikut berburu. Mereka akan mengirim dua agen untuk bergabung dengan NIS. Mungkin, polisi setempat akan semakin kesal dengan kedatangan mereka.

Namjoon mengeluarkan kartu akses dan membuka kamar Seokin, "Kau akan aman di sini."

Pandangan Seokjin menyapu seluruh ruangan ketika dia masuk ke dalam kamar itu. Koper miliknya telah menunggu di kaki tempat tidur. "Sepertinya kau sudah memikirkan segalanya," lalu, dia kembali menoleh pada Namjoon. "Kapan kau mengatur semua ini? Aku tidak ingat kau menghubungi siapa pun di gedung pengadilan."

Tepat setelah Hoseok menawarkanmu untuk tinggal di tempatnya.

Namjoon menggedikkan bahu, "Aku mengatur semua ini saat kau berbicara dengan beberapa pelayan di bar." Ujarnya berbohong.

Seokjin mengangguk pelan.

Kemudian, Namjoon mengunci pintu utama.

Hal itu membuat Seokjin sontak menoleh, "Apa yang kau lakukan?" Tanya Seokjin. Suaranya tidak lagi datar dan dingin. Melainkan naik satu atau dua oktaf.

Primal Fear | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang