PART 02

53 12 18
                                    

Titik paling pasrah seseorang adalah ketika sudah berkata "Ya sudahlah, mau gimana lagi? "

***********************

Suasana kelas Kinara sangat riuh di karenakan  jamkos yang pasti mengundang berbagai kebisingan di dalam kelas.

"WOEE PADA LIAT TUPPERWARE GUA KAGAK?" teriak salah satu cowok yang bernama Dias.

"Mampus lo ilangin, di rebus emak lo" Celetuk Glen yang sedang mencoret-coret papa  tulis menggunakan spidol entah dengan maksud tujuan apa.

"Di coret dari KK lo"

"Di Lempar dari rumah lo Di"

"Ah kalian  mah bukannya bantuin nyari kek! Malah nyudutin dasar teman ngga bisa diandelin" Omel Dias masih mencari benda yang berbentuk botol minuman itu.

"Lah? Itu yang ada di meja lo apaan woe?" Tanya Glen dingin, dasar Dias kebiasaannya tidak pernah pudar yaitu Pelupa.

"Ah iya hehe lupa akutuh" Jawab Dias dengan muka songong.

"Bacok hayuuk"

"Baku hantam kuy?"

"Njirr gua lagi pegang pemes nih Di"

Seisi kelas hanya tertawa melihat tingkah laku Dias yang selalu lucu, apalagi Kinara yang memiliki humor tinggi Receh.

"Oy ToDan kuy?" Ajak Aneth tiba-tiba, Sherly dengan semangat menyetujuinya, namun Kinara masib mengimbang-imbang apakah dia harus ikut atau tidak.

"Ayolah ikut ngga seru kalo cuma bet dua" Melihat Kinara yang diam tidak bergeming membuat Aneth gemas, tidak lama kemudian Kinara pun mengangguk menyetujuinya.

"YEEY" Teriak Sherly, Aneth mengambil bolpoin kemudian di putarkan, mereka melihat putaran bolpoin yang tidak berhenti seper detik kemudian bolpoin itu berhenti dan tepat pada Kinara, dia sendiri mendengus kesal menyesal telah ikut permainan ini.

"Truth or dare? "Kinara memikirkan jika dia memilih Truth? Pasti akan mendapat pertanyaan aneh, kalu Dare? Pasti juga ia akan menjadi dapat tantangan aneh lagi sama halnya seperti dulu, dia di beri tantangan untuk Menganggu Joko dengan mencopot kaca matanya, seketika itu Joko marah besar.

" Dare"jawab Kinara yakin. Aneth dan Sherly saling pandang menukar Senyum yang entah apa maksudnya namun terlihat ganjil di mata Kinara.

"Deketin kak Adrian selama satu minggu" Aneth memberikan tantangan kepada Kinara dengan senyum lebar.

Kinara melotot menggelengkan kepala tegas, enak saja dia deketin kak Adrian selama satu minggu, bisa mati berdiri dirinya di buat Adrian dengan sifat Sinis nya.

"Tidak menerima penolakan" Tegas Sherly namun tetap saja Kinara tidak setuju, namun  bukan namanya Aneth jika menyerah ia terus saja memaksa Kinara melakukan tantangan yang dia beri, dengan alasan "Peraturan ya tetap peraturan Kin"

Kinara yang kalah suara pun terpaksa mengangguk menyetujuinya, sontak membuat Sherly girang bersemangat.

Kinara pasrah dengan semua itu, titik paling pasrah seseorang adalah ketika sudah mengatakan "Ya sudah lah mau gimana lagi?" Begitu juga Kinara.

Mumpung semua kelas jamkos, Aneth menyuruh Kinara melakukanya sekarang dengan menyeret gadis itu untuk keluar dari kelasnya dan menuju kelas 11,kelas Adrian, meski sudah berontak tetap saja Kinara kalah dengan dua tenaga sekaligus.

Mereka naik ke lantai 3 di mana barisan kelas 11 IPA berada di sana, sesampainya di kelas 11 IPA 5,Kinara menelan saliva susah payah tatkala melihat Adrian dan teman-temannya sedang nongkrong di Koridor kelas 11.

Mereka bertiga mendekati cowok itu, dengan tersenyum puas Aneth mendorong Kinara untuk maju mendekati Adrian.

Kinara melirik dua sahabatnya yang sudah satu langkah di belakangnya, Dasar sahabat ngga punya perasaan pikir Kinara, dia melangkahkan kaki perlahan menuju pojok kelas di mana Adrian dan teman-temannya ada.

"Mm per-misi?" Kinara menunduk, dirinya sangat malu saat ini, hah ingin rasanya Kinara lenyap dari bumi saat ini juga kemudian muncul di rumahnya.

Adrian menaikkan satu alisnya, membuat Kinara bertambah gugup, Melihat gadis di depannya diam tak bergeming dengan wajah menunduk Adrian mencoba berjalan mendekatinya, Kinara sudah gugup 100 persen!! Keringat meluncur deras di pelipisnya, entah kenapa saat Adrian berjalan menuju di finya suasana tempat ini menjadi sangat gerah atmosfer di sini seolah sudah mencapai suhu yang tinggi.

"Kenapa?" Tanya Adrian datar tanpa ekspresi setelah sudah berada di depan Kinara.

Kinara bertambah gugup, sulit sekali dirinya untuk berlari kencang menjauh dari Adrian yang saat ini ada dekat di depannya.

Terlihat berpuluh pasang mata menatap moment itu, mereka sudah tahu bahwa gadis kelas sepuluh itu pasti mau mengutarakan perasaan kepada Adrian, sudah tidak di kagetkan lagi, di karenakan sudah berpuluh mungkin beratus siswa perempuan menembak Adrian namun dia toleh dengan mentah-mentah.

"SI KINARA MAU DEKET SAMA KAKAK KATANYA!" Teriak Aneth tidak sabaran, dia sudah lelah berdiri sedari tadi.

Kinara hanya meringis menahan malu, lihat saja akan di buat pangsit rebus Aneth oleh Kinara.

"Bener?" Tanya Adrian kepada Kinara, Kinara mengangguk kecil,membuat Adrian tersenyum entah lah bagi dirinya gadis di depannya sangatlah menggemaskan.

"Sekarang lo boleh deket sama gua, tunggu saja sampai lo dan gua menjadi kita" Kinara mematung mendengarnya, apa? Apa maksudnya ini? Adrian dengan mudah menerima nya?.

Berbagai jeritan histeris terdengar di penjuru koridor kelas, membuat nyali Kinara menciut seketika. Bagaiman kalau Jeslyn tau?
------------------------

"Kinara yah?"

"Njerr di Terima tawaran nya ronggeng monyet?!!"

"Ngga sia²gua tadi meramal bakal di Terima"

"Gua cuma menguji lo, seberapa kuat lo bertahan sama gua terutama sikap gua. Pantas tidak kah? Lo menjadi kekasih gua kelak"

"Kinara yah? Hmm"


TBC

Double Update guys:)  jan lupa tinjek!!!  Vote sama Coment jangan lupa!!  Harus seabreg!!!

Dear AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang