Hari yang Menyebalkan

131 12 5
                                    

*kriiiingggg*

Suara bel tanda masuk telah berbunyi. Semua murid SMA Senopati sedang sibuk mencari tempat duduk masing-masing dikarenakan ini tahun pertama mereka di kelas XII.

Begitu juga dengan gadis cantik ini, Tsamara Alina Parveen yang sedang melihat sekelilingnya dengan bingung. Alina adalah gadis cantik idaman semua lelaki. Bagaimana tidak? Parasnya yang cantik, cerdas dan ramah itu membuat semua lelaki ingin mendekatinya.

"Al, sini!" Sambut ketiga sahabatnya yaitu, Ayesha, Sherly dan Reina membuat Alina menoleh ke sumber suara dan melangkah untuk duduk disebelah Ayesha.

Mata Alina langsung tertuju kepada bangku kosong di belakang Ayesha.

"Ini bangku buat Gavin!" Batinnya dengan semangat.

Yaa, Gavin Mekka Evano adalah teman akrab Alina semenjak kelas XI. Alina ingin duduk didekat Gavin seperti tahun lalu saat mereka dikelas XI.

"Woy bro! Duduk sini sama gue!" Teriak seorang laki-laki yang bernama lengkap Ghibran Arsenio Julian sontak membuat Alina menoleh ke belakang.

"Lo ngapain duduk disitu?!" Tanya Alina dengan ketus.

"Kenapa? Nggak boleh?"

Ghibran balik bertanya dengan wajah santai andalannya. Mendengar jawaban itu Alina berdecak kesal dan kembali menghadap depan.

"Lo nggak mau duduk deket gue?" Tanya Ghibran lembut membuat Alina menghadap ke belakang kembali.

Seketika Alina terkejut karena wajahnya hampir menyentuh wajah Ghibran yang saat itu menopang dagunya dengan tangan diatas meja.

Melihat itu Ghibran menaikkan sebelah alisnya, tersenyum miring. Dengan cepat Alina memundurkan wajahnya dan menetralkan ekspresinya kembali.

"Nggak!" Jawab Alina singkat.

"Gue sih nggak peduli"

"Apa nih? baru duduk udah ribut aja" celetuk Deon yang baru datang karena panggilan Ghibran tadi.

"Alina noh! ribet banget jadi cewek"

"Kok jadi gue? Sembarangan aja kalo nyalahin orang" kesal Alina.

"Udah-udah ribut mulu daritadi. Entar suka lo!" celetuk Ayesha yang membuat Alina menatapnya tajam.

"Najis gue suka sama Alina" jawab Ghibran datar.

"Gue lebih najis 10 kali lipat kalo sampai suka sama lo!" ucap Alina menaikkan nada bicaranya lalu berbalik menghadap depan.

Ghibran tidak membalas perkataan Alina, ia hanya tersenyum tipis menatap punggung Alina.

"Parah lo men, cewek cantik begini dibilang najis. Sama gue aja mau nggak, Al?"

"Nggak!" Balas Alina menanggapi ucapan Deon tanpa merubah posisi duduknya.

"Kasian banget temen gue. Belum apa-apa udah ditolak"

"Makasih pujiannya, bangsat" ucap Deon bernada sambil menepuk-nepuk pundak Ghibran dengan keras.

****

"Sialan nih motor" Ucap Gavin kesal. Di tengah perjalanan menuju sekolah motor Gavin mendadak mogok.
Gavin melihat jam tangan yang melingkar ditangannya.

"Mampus! telat nih gue" Ucap pemuda itu sambil menuntun motornya mencari bengkel terdekat. Untung saja tidak jauh dari posisinya ada bengkel yang buka. Gavin pun segera menuntun motornya kesana.

*****

Gavin baru sampai di sekolah saat jam menunjukkan pukul 8 pagi. Ia bergegas menuju kelasnya, XII IPA 3 sambil berlari berharap guru belum memasuki kelasnya.

Good Or BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang