Chapter 4

35 7 0
                                    

05.30 Am.

Kring.. Kring..
Terdengar suara dering dari ponselku.

"Siapa sih nelfon pagi-pagi buta kayak gini" ucapku yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Kring.. kringg..

Clara:
Haloo..! Siapa?

+6285...:
Pagi Sayang.

Clara:
Siapa yah, salah sambung kali mas.!

+6285...:
Bentar aku jemput kesekolah yah!
Byee Sayang.😘

Tut..tut..
Telfonpun dimatikan secara sepihak.

"Dasar orang gila, nelfon pagi-pagi nggak jelas terus dimatiin sepihak lagi" ocehku yang langsung melempar ponselku kemudian bersiap-siap memakai seragam untuk berangkat kesekolah.

*

Begitu selesai bersiap dan menggunakan seragam aku berjalan keluar kamar untuk sarapan pagi terlebih dahulu.

"Pagi Mama" sapaku yang baru saja tiba dan langsung duduk di meja makan.

"Pagi Sayang" jawab Ibuku.

"Duhh mamaku tersayang, Pagi-pagi udah sibuk nyiapin sarapan" ucapku.

"Itu emang kewajiban Mama sebagai orang tua nak"

"Heheh iya Ma" cengirku.

"Sayangnya setiap makan kita hanya makan berdua" lirih Ibuku yang kemudian menundukkan pandangannya.

"Mama nggak boleh gitu" ucapku yang langsung memeluk dan mencium pipi ibuku.

"Hmmiya sayang"

"Mama kan ada Clarissa yang selalu ada untuk Mama, jadi Mama nggak boleh sedih lagi yahh"

"Setiap kali makan bersamamu, Mama selalu teringat dengan Alm.Ayahmu dan kedua kakakmu"

"Mama, udah yahh nggak usah bahas itu. Yang terpenting kita berdoa yang terbaik untuk keluarga kita semoga dihari kemudian kita bisa ngumpul lagi kayak dulu" ucapku dengan mata yang mulai memanas menahan tangis.

"Makasih nak, udah ingatin Mama. Yuk kita makan!" Ajak Ibuku.

"Ayo, Ma"

Kamipun makan bersama.

"Mama sebenarnya Clarissa juga sedih setiap makan hanya ada kita berdua, sebenarnya Clarissa juga rindu sama Alm.Papa, Kak Adit dan Kak Candra yang udah berubah, tapi yah mau diapa takdir udah begini" lirihku dalam hati saat sedang mengunyah makanan.

"Gimana sayang, enak nggak?" Tanya Ibuku.

"Iya dong Ma, nggak ada makan yang lebih enak dari masakan mama lohh" pujiku dengan bangga.

"Ah, kamu bisa aja. Udah cepet habisin makanan kamu terus berangkat" pintah Ibuku.

"Siap boss"

 Rumit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang