Tumpukan dokumen di meja besarnya tak Kai hiraukan, dia malah asyik memainkan game ditangan membunuh musuh di ponselnya dengan brutal.
"Tuan..." panggil salah satu tangan kanannya. "Anda harus segera mendatangani proposal itu, atau setidaknya bacalah mereka sehingga bisa diproses di bagian lain."
Sebagai seorang petinggi perusahaan Kai terkesan cuek dan malas dalam bekerja. Sebenarnya jika pun ia menganggur puluhan juta dollar akan tetap mengalir di rekeningnya. Jadi bukan sebuah masalah. Jabatannya sebagai direktur membuatnya memiliki kewenangan penuh.
"Sebaiknya anda bergegas, 10 menit lagi kita akan rapat."
Kai mengusap rambutnya kesal lantas menghela nafas. Hidupnya begitu menjemukan, ia jenuh dengan segalanya.
Setelah melarikan diri dari segala aktivitas yang didiktekan Kai memiliki beberapa menit untuk dirinya sendiri maka, ia berjalan tak tentu arah di pertokoaan daerah Myeogdong yang ramai oleh orang lalu-lalang. Bergelut dengan rapat dan dokumen membuatnya suntuk ditambah istrinya ikut menuntut banyak hal. Dia sejenak membutuhkan udara segar agar bisa kembali berfikir jernih.
Langkah kakinya terhenti tatkala maniknya menemukan seorang pemuda memakai seragam SMA berbadan mungil berdebat dengan anak lebih kecil—mungkin masih SD. Kai tidak begitu yakin, tinggi mereka bahkan hampir sama. Mereka saling berebut coklat diluar sebuah toko makanan ringan. Lucu sekali.
"Aku yang melihatnya lebih dulu!" sentak bocah SD tidak terima, menunjuk sebuah coklat batang di tangan anak SMA itu.
"Tapi kau kalah cepat dariku." bukannya mengalah anak yang lebih besar malah memeletkan lidahnya menantang.
Alis Kai terangkat.
"Akan ku adukan pada ibuku." matanya mulai berair dan yang lebih besar malah tersenyum menang.
"Pergilah sana dasar cengeng!"
"Huaa!" si anak SD pun berlari dengan air mata bercucuran.
Pada dasarnya sudah hukum alam bahwa orang yang lebih tua diharuskan mengalah dengan umur dibawahnya tapi sepertinya tak berlaku pada anak SMA itu. Diam-diam Kai menarik ujung bibirnya.
"Hari ini adalah valentine, tidak ada yang memberiku coklat jadi aku harus mendapatkannya sendiri." dia bergumam melewati Kai, tak menyadari Kai mengawasinya penuh minat.
"Valentine ya?" bisik Kai sambil memperhatikan anak itu.
Hari kasih sayang kan? Kai bahkan tidak pernah mengerti maksud kata sayang itu. Menurutnya semuanya hanya omongkosong.
Si anak SMA menaiki bus sambil memakan coklatnya dan duduk di dekat jendela. Membiarkan sepoian angin menerbangkan surainya yang pendek. Merasa di perhatikan, dia menoleh kepada Kai dengan alis terangkat.
Mata bulat itu balas memandang Kai beberapa saat sebelum membuang mukanya. Senyum Kai berbuah menjadi seringai.
"Menarik."
***
Tidak tahu sejak kapan Kai mulai ingin melihat anak SMA itu lagi yang kemudian ia selidiki bernama Do Kyungsoo. Ketertarikan timbul pada percikan tatapan mereka, kerlingan bulu matanya, suara halus nan lembut anak belia itu. Bahkan ketika Kyungsoo mencekik temannya, bagi Kai, dia tetap menggemaskan. Kai tidak bisa menemukan alasannya, mengapa ia begitu menyukai. Mungkin juga karena mata bulat Kyungsoo yang langka di Korea, kulit putihnya, tingkah juteknya yang tidak bisa ditebak, parasnya yang menggemaskan. Sifatnya yang sopan dan galak atau hanya karena dia adalah Kyungsoo.
Daya tarik Kyungsoo begitu kuat, bahkan istrinya saja tak Kai hiraukan dulu.
Permulaan Kai hanya penasaran saja. Hingga timbul benih-benih ingin memiliki dalam dirinya, Kyungsoo terlalu imut untuk ia lepaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
Mystery / Thrillerlelaki itu selalu berdiri disana, menatapnya dalam diam lantas kengerian pun muncul seiring Kyungsoo menyadari, Dia selalu hadir dimanapun ia berada. Kaisoo fanfiction.