Pagi ini cukup cerah, matahari menyorot sinarnya dengan indah tidak terlalu tajam tapi menghangatkan. Suara kicauan burung bersahutan dengan merdu di atas pohon rindang SMA N TIGA.
Gadis dengan seragam putih abu dan rambut cepol asal itu berjalan seraya mengangkat tangan kirinya melihat jam yang melingkar di lengan kirinya.
Pukul 06:50.
Artinya dia masih memiliki waktu sekitar 10 menit untuk bisa mengisi perut sebelum banyak aktivitas yang harus dilakukan hingga bertemu jam istirahat. Gadis itu berjalan menyusuri koridor menuju kantin dengan terburu-buru.
Ia merutuki dirinya sendiri yang tidak sempat sarapan di rumah karena terbangun melebihi waktu yang biasa ia tetapkan.
"nayyy" dari arah belakang terdengar teriakan nyaring yang gadis itu yakini adalah suara teman sebangkunya.
Sang pemilik nama memutar kepalanya ke belakang untuk memastikan dengan jelas siapa yang memanggilnya itu.
Dan benar dugaannya, tersangka itu adalah yola "tunggu gue ikutt" teriaknya lagi sambil berlari ke arah naya.
"Gue juga belum sarapan" susul yola ketika sudah berjalan beriringan dengan naya.
"Tumben si nay belum sarapan?! Kesiangan yaaa" sebuah pertanyaan yang merangkap dengan jawabnnya. Naya mengernyit lalu menyipitkan mata pada yola, yang hanya di balas oleh cengiran.
Hingga tak terasa mereka berdua sudah menapakkan kakinya di kantin yang cukup ramai, karena kebanyakan dari mereka lebih memilih sarapan di sekolah ketimbang di rumah. Jika tidak ingat dirinya yang belum sarapan naya enggan berkerumun disini.
Naya mengedarkan pandangannya untuk memilih sarapan apa yang diinginkan perutnya.
Ada lebih dari 5 warung di kantin yang setiap warungnya menjual berbeda jenis makanan. Ada bubur ayam, cilok, mie ayam, gorengan dan beberapa makanan lainnya.
Hingga bola matanya tertuju pada salah satu warung "Gue pengen bubur ayam la" ujar naya ketika sudah memutuskan makanan apa yang diinginkannya.
"Okeyy gue juga" timpal Yolanda.
Ketika sudah sampai di warung bubur ayam yola langsung memesan 2 dan minta untuk makan di tempat saja.
Mereka berdua duduk di lapak yang disediakan tukang bubur tersebut seraya menunggu pesanan datang.
"Ehh ada naya" dari arah belakang terdengar suara seseorang yang menyapa naya. Naya memutarkan kepalanya, sedikit terkejut melihat 7 orang laki-laki dengan tubuh atletis berdiri di belakangnya.
"Aga" ujar naya membalas sapaan tanpa gugup.
"Naya belum sarapan?" tanya aga.
"Belum, gue kesiangan" masih dengan posisi badan yang menghadap ke belakang namun netra matanya tidak diam.
Entah mengapa justru netra matanya malah tertarik untuk melihat sosok lelaki yang berdiri di baris ketiga belakang aga. Dan damn, tatapan mereka terkunci cukup lama.
"Ini neng buburnya" hingga kontak mata merka terputus oleh tukang bubur yang mengantarkan pesanannya.
"Ohh iya pa makasih" sahut naya.
"Yaudah deh kalo gitu gue kesana dulu ya" pamit aga menunjuk ke warung gorengan yang posisinya terletak di ujung kantin. Naya hanya menganggukan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJUNA
Teen Fiction'Dia terlalu baik hingga aku tidak bisa mengukur sejauh mana kebaikan yang dia lakukan'