"baby Jun?" teriak Lisa mencari keberadaan Jun.
Lisa menuruni tangga dan berjalan menuju dapur di mansionnya untuk membuat teh,
"ah nona Lisa, anda mau teh? Biar saya buatkan" ucap ahjumma yang baru saja memasuki area dapur, ia merasa tidak enak hati karna majikannya membuat teh sendiri. Lisa terlalu baik memang, sebagai seorang anak dari majikannya, Lisa tidak pernah memerintah para pegawai di mansionnya jika ia masih bisa mengerjakan sesuatu sendiri.
"tidak perlu ahjumma. Selesaikan saja pekerjaanmu yang lain" jawab Lisa dengan sangat ramah, ia tersenyum sambil tangannya sibuk mengaduk teh,
"mwo? Tapi melayani anda juga bagian dari pekerjaanku nona.." jawab ahjumma tidak enak hati,
"jangan seperti itu ahjumma, aku tau pekerjaanmu banyak. Hanya membuat teh, aku masih bisa sendiri" jawab Lisa lagi, akhirnya ahjumma hanya membungkukan badannya,
"baiklah kalau begitu nona.." ucapnya,
Lisa hendak meninggalkan area dapur namun tiba-tiba ia kembali berbalik ke arah ahjumma,
"ah, ahjumma..Apa kau melihat Jun?" tanya nya,
"tuan Jun berada di taman nona, bersama sust. Mau saya panggilkan?"
"tidak usah, biar aku yang kesana..kalau kau tidak keberatan, bisa tolong bawakan surat kabar hari ini?" ucap Lisa,
"ah nee nee, baiklah nona, nanti saya bawakan" ucap ahjumma, Lisa pun mengangguk lalu berjalan dengan secangkir teh ditangannya, ia pergi kearah taman yang terletak di samping mansionnya.
Sesampainya ditaman, Lisa tersenyum melihat Jun yang aktif berlari kesana kemari dengan diiringi tertawa-tertawaannya karna ia tengah bermain bersama suster dan juga tukang kebun yang bekerja di mansionnya,
"Jun..Hati-hati baby, nanti kau tersandung" teriaknya, Jun hanya menoleh ke arah Lisa sambil mengacungkan jempolnya dan kembali berlarian,
Lisa pun hanya menggelengkan kepalanya, lalu ia duduk di bangku yang tersedia di taman tersebut. Ia menaruh cangkir teh yang ia bawa, menyandarkan punggungnya dan menyilangkan kakinya,
"nona Lisa, ini surat kabar hari ini" ucap ahjumma seraya memberikan koran pada Lisa, sudah menjadi kebiasaannya, setiap pagi jika tidak ada kegiatan lain Lisa membaca koran ditemani secangkir teh,
"thank you ahjumma" jawabnya sambil meraih koran yang diberikan oleh ahjumma.
Lisa mulai mengenakan kacamata kerjanya, dengan sesekali mengesap teh yang ia buat, matanya sibuk membaca paragraf demi paragraf yang tertera pada koran tersebut. Wajahnya menyunggingkan senyum saat ia mendapati berita mengenai grafik minat fashion di Korea, tentu saja semua ada hubungannya dengan bisnis yang keluarganya jalani, karna itu lah Lisa ikut senang membaca surat kabar seputaran dunia bisnis, terutama pada bidang fashion.
Senyumnya lagi-lagi mengembang saat ia membuka halaman berikutnya dan melihat wajah Bambam terpampang jelas mengenakan tuxedo dengan gagahnya saat ia di lantik oleh daddy Lisa menjadi kepala divisi terpenting pada induk perusahaan Manoban Group yang terletak di Korea Selatan.
Jelas Lisa bangga, bukan hanya pada bagaimana cara daddy-nya mendidik keluarganya. Ia juga bangga pada Bambam yang berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Dengan senang hati bahkan Bambam menerima tawaran dari daddy Lisa. Sama halnya seperti Wendy, hanya saja terkadang Wendy dengan mudahnya mengeluhkan suatu hal yang bisa saja hampir semua orang mengalami hal tersebut.
ringgg
J's Calling...
Lisa meletakkan koran tersebut dan mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya,