#9 (come back)

20 7 0
                                    

Della mondar-mandir di depan papan tulis. Dahi nya berkerut.

"Lama banget Kyra astagaaa", gerutu Della.
"Upil cabe! pala gue pusing liatin lo tau nggak?!", teriak Dio, teman ter-sengklek Della.
"Cabe gada upil bego!", jawab Della lalu melempar sepatu nya pas di kepala Dio.

Seisi kelas itu tertawa melihat kepala Dio benjol sedikit. Dio mengumpat berkali-kali namun tidak dihiraukan oleh Della.

"Rio gue ke kamar mandi ya!", teriak Della kepada ketua kelas nya itu. Della pun memutuskan untuk melewati ruang guru. Tapi, tidak ada bau-bau Kyra disana.

Della pun mencari nya di taman belakang sekolah, yang berdekatan dengan lapangan indoor.

Ah, nampak 2 cewe cowo sedang duduk dan berbincang disana. Della ingin mendekat, tapi ditahan oleh seseorang.

"Biarin mereka ngobrol", ucap cowo itu. Della menoleh.

"Kak Miko? lo..", ucapan Della terputus saat jari telunjuk Miko berdiri di depan bibir Della.

Della dan Miko melihat 2 orang itu dari kejauhan.

🌻🌻🌻

Tubuh Kyra menegang. Mata nya membuka sempurna.

"Kyra kenapa kok diam saja?", tanya bu Rena, guru itu sedang duduk di sebelah cowok itu.

"Hmm.. nggak papa kok bu hehe, saya permisi dulu", jawab Kyra lalu melangkah kan kaki nya keluar ruangan itu.

Kyra segera berlari menuju kamar mandi, namun lengan nya di tahan oleh  seseorang. Kyra menoleh. Jantung di tubuh nya sedang disko saat ini.

"Kok lari? buru-buru?", tanya cowo itu.
"Ke..kebelet pipis", dusta Kyra. Kyra memalingkan wajahnya, tidak berani atau bahkan tidak ingin melihat wajah cowo itu.

"Aku anter ya", ucap cowo itu.
"Ng.. ngapain?", omongan Kyra terbata-bata.
"Gausah grogi gitu, kayak baru kenal aja Ra", cowo itu tersenyum.

Kyra berjalan disamping cowo itu. Langkah nya terhenti saat sampai di depan toilet cewe. Sebenarnya ia tidak ingin ke toilet, namun niat nya berkaca tiba tiba muncul.

"Duh jelek banget lagi wajah gue, kantung mata dah kayak panda", omel Kyra. Kyra pun mencuci muka lalu keluar dari toilet.

Cowo itu masih nunggu Kyra, ia bersandar di dinding.

"Anter aku keliling sekolah ini Ra", ucap cowo itu lalu menggandeng tangan Kyra.

"I...ini se..sekolah", Kyra melepas genggaman itu.

"Apa kabar Ra?", tanya cowo itu.
"Ba..baik", jawab Kyra. Masih grogi.
"Ra", panggil cowo itu. lembut.
"Apa?", jawab Kyra.

Cowo itu diam sejenak.

"Nanti malem boleh temenin aku nggak?", tanya cowo itu, lalu menatap Kyra.

"Dev, udah deh mau apalagi?", jawab Kyra sedikit meninggikan suara nya.

"Cuman pengen ketemu aja Ra, aku kangen", Devan mulai menggenggam tangan Kyra.

"Gausah drama, gue bukan anak kecil yang lo mainin lagi kayak dulu!", Kyra menghempas tangan Devan. Air mata Kyra perlahan-lahan menetes.

"Jangan nangis Ra", ucap Devan, ia tidak berani menghapus air mata itu.

"Mau lo apa?! Gue udah gamau ada drama kayak dulu", ucap Kyra.
"Tujuan lo sekolah disini buat apa? Sengaja biar hidup gue rapuh lagi?", sambung nya.

Devan hanya diam. Menatap Kyra yang semakin menjadi-jadi. Kyra tidak peduli bagaimana perlakuan nya pada Devan.

"Ikut aku Ra", Devan menarik tangan Kyra dengan paksa.

Saat ini mereka berada di taman sekolah. Mereka duduk di bangku taman di balik pohon besar. Menikmati angin sejuk jika di resapi.

"Aku minta maaf Ra", ucap Devan. Mata nya tidak memandang Kyra. Lurus ke depan menatap bunga-bunga di depan nya.

"Buat apa?", Kyra menatap wajah Devan dengan wajah sendu.

Devan terdiam. Matanya masih tetap menatap depan. Tidak berani menatap Kyra.

"Gue udah maafin kok Dev", Kyra menyandarkan badan nya di bangku itu.

"Makasih Ra", jawab Devan menatap Kyra tersenyum.

"Tapi nanti malem...", ucapan Devan terputus.

"Nggak, bang Azka bakal marah kalo gue ktemu lo lagi".

"Kalo gitu aku minta izin".
"Jangan gila deh Dev".
"Aku kangen kamu Ra".
"Gue nggak butuh ucapan kangen dari lo".

Kyra pergi meninggalkan Devan sendirian.

🌻🌻🌻

Halo!
Makasih yang udah ngikutin Kyra sama Devan sampe skarangg!!

Jangan lupa vomment nya ya!

Remember Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang