- Coffee Kim (pt.3)

9.5K 708 57
                                    

Berkat koneksi yang dimiliki, pada semester ini Jungkook berhasil mendapatkan kursi di tiga mata kuliah Taehyung. Teman sekelas yang berbeda angkatan dengannya tidak berani mengusik Jungkook karena semua sudah tau siapa Jungkook sebenarnya.

Taehyung cukup terheran dengan niat Jungkook, dia tidak menyangka mahasiswa arogan itu benar berminat dengan dirinya.

Sebenarnya Taehyung cukup tertarik dengan Jungkook. Bagaimana selama seminggu di masa tutorial Taehyung berusaha menakhlukkan gairahnya kepada murid didiknya.

Di mata Taehyung, Jungkook adalah sosok yang menarik. Bagaimana sikap arogan yang selalu ditampilkan wajah cantik. Pandangan obsidian Jungkook yang sering terlihat menggelap saat memperhatikan dirinya. Semua itu tak luput dari mata tajamnya.

Taehyung bukan homo, namun satu-satunya kekasih yang pernah dimilikinya dulu memang laki-laki. Namun dia pun tak pernah bermasalah berbagi gairah dengan perempuan.

.

Taehyung sedang duduk di ruang kerja, dikepalanya terputar ulang kejadian beberapa hari lalu disaat masih libur semester.

Disuatu malam berhujan, Jungkook mendatangi apartemennya. Tidak perlu heran darimana Jungkook mendapatkan alamat. Menjaga sikap, Taehyung berusaha ramah dan mempersilahkan duduk. Kemudian Taehyung menyajikan dua gelas coklat panas untuk dirinya dan Jungkook.

Jungkook mengeluarkan selembar kertas dengan sekali lirik Taehyung tau kertas itu adalah daftar nilai. Tanpa Jungkook beritau pun, Taehyung sudah mengetahui nilai yang diperoleh muridnya.

Tidak straight A memang, 75% nilai A dengan kombinasi A dan A-. Sisanya adalah B. Dilihat bagaimana nihilnya ilmu Jungkook saat memulai sesi tutor, Taehyung merasa bangga kepada dirinya sendiri.

Jungkook sedari tadi belum mengucapkan apapun, begitu juga dengan Taehyung. Tiba-tiba interkom berbunyi, Taehyung beranjak dan menerima panggilan yang ternyata dari pengantar makanan.

"Aku tidak memesan makanan," jawab Taehyung pada interkom.

"Itu aku, terima saja, sudah kubayar," Jungkook menyahut dari tempatnya duduk.

Tak lama Taehyung datang membawa makanan, Jungkook memesan 2 mangkok besar ttoppoki.


"Oke, katakan apa mau mu?" Taehyung menghela napas berat.

"Kim Ssaem sudah tau inginku apa. Aku hanya akan menggapnya sebagai kegiatan dua orang dewasa, tanpa keterikatan, tanpa memperhatikan latar belakang," Jungkook menjawab dengan tertata.

"Well, aku tak bisa menganggapnya seperti itu," wajah Taehyung menunjukkan bahwa dia jengah.

Jika tawarannya adalah Jungkook menyerahkan diri dan berdesah atas kuasanya, mungkin akan sedikit dipertimbangkan oleh Taehyung.

"Tidak ingin memberikan hadiah atas keberhasilanku?" Jungkook bertanya lagi.

Taehyung hanya bersedekap, melihat Jungkook dengan tajam tanpa berniat menjawab.

"Setidaknya temani aku makan. Aku belum makan dan kau Ssaem yang terhormat tentu tidak ingin murid didikmu ini kelaparan bukan."

Taehyung heran dengan perubahan arah pembicaraan. Toh dia menerima mangkok yang disodorkan kepadanya dan mulai makan. Tanpa sadar teringat bagaimana selama seminggu selama sesi tutorial mereka selalu makan bersama. Taehyung pun menghabiskan minumannya sendiri setelah selesai makan.

"Sudah selesai urusanmu disini? Kau tidak ingin pulang?" Taehyung bertanya pada muridnya yang tampak duduk santai di sofanya.

"Nanti saja," jawab Jungkook terkesan mengulur waktu.

Tak perlu waktu lama hingga Taehyung menyadari ada yang aneh pada tubuhnya. Perasaan resah mendera dirinya, selatan tubuh mulai menggeliat, tiba-tiba dia merasa butuh penyaluran. Perlahan melihat kearah anak didiknya yang memperhatikan dari tadi.

a Sip of Tea [KTH•JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang