Bab 64

3.7K 384 87
                                    

Daniel berjalan mendekat ke arah Taehyung dan teman-temannya. Tak ada ekspresi kesal atau marah di wajahnya. Ia tersenyum dan kemudian menyapa ketiganya. 

"Hai semua!" Sapanya diiringi senyum di bibirnya.

"H...hai." Sapa Jimin dan Mingyu ragu-ragu.

"Hai juga." Taehyung balik menyapa. Daniel kemudian menarik satu kursi dan mendudukinya.

"Eeng... Aku gak apa-apa kan duduk di sini?" Tanya Daniel setelah duduk di kursi itu. 

"Bangsat! Udah diduduki kenapa masih bertanya?" Batin Mingyu kesal.

"Iya gak apa-apa kok." Mingyu menjawab seraya tersenyum cerah.

"Ada apa Niel?" Tanya Taehyung tak mau basa-basi. Daniel terlihat terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab.

"Aku.. Aku mau minta maaf sama kalian. Aku sadar apa yang aku lakukan selama ini keterlaluan. Aku terlalu obsesi dan juga dendam kepada Jungkook. Aku ingin menghancurkannya. Padahal, dari awal seharusnya aku sadar, akulah yang salah atas semuanya. Maaf karena sempat memanfaatkanmu untuk melancarkan niat burukku." Jimin,  Mingyu, dan Taehyung menatap mata Daniel lekat. Tak ada kebohongan di dalamnya, Taehyung pun mengangguk sebagai responnya.

"Aku memaafkanmu. Tapi, kalau kamu menyakiti Jungkook lagi, kamu akan benar-benar tahu bagaimana diriku. Aku sangat mencintai Jungkook dan aku tak akan biarkan siapapun menyakitinya." Taehyung berucap dengan raut seriusnya. Daniel hanya tersenyum seraya berdiri lalu menepuk pundak Taehyung.

"Tenang saja, aku tidak akan menyakitinya. Emm.. Sepertinya dari pada menghawatirkanku, kamu harus lebih mengkhawatirkannya." Daniel menengok ke arah luar jendela. Taehyung mengikuti arah lihatnya.

"BANGSAT!" Taehyung mengumpat dan langsung beranjak dari duduknya. Terlihat di depan sana Somi tengah merengek di hadapan Jungkook dengan memasang muka sok centilnya. Memuakkan!

"Jungkook, lihat tidak? Bukankah rambut baruku membuatku terlihat cantik?"

"Jungkook, nanti malam ada film baru Yang bagus lho, kita nonton yuk?"

"Jungkook, iih.. Kenapa diam saja? Kamu mau kan? Iya kan?"

"Jalang sialan! Aku pikir dia sudah menyerah. Bedebah!" Taehyung mengepalkan tangan dengan wajah yang memerah, marah.

"Lihatlah, sebentar lagi pertunjukan dimulai. Kita lihat bagaimana lion betina itu mengamuk." Mingyu terkekeh setelah mengucapkan itu.

"Kamu benar, Gyu. Hah, tontonan gratis yang seru." Jimin menata duduknya agar bisa leluasa melihat pertunjukan di depan sana.

"Boleh ikutan kan?" Mingyu dan Jimin menengok dan mendapati Daniel sudah duduk di anatara keduanya.

"Silakan saja." Mereka pun fokus menatap ke depannya.
.
.
.

Taehyung berjalan cepat ke arah Jungkook dan Somi. Mereka berdua tidak menyadari kedatangan Taehyung dengan aura gelapnya. Dengan cepat Taehyung menarik pundak Somi membuatnya dan Jungkook terkaget akan kedatangannya.

"Jalang sialan! Masih berani kamu menggoda kekasihku?" Taehyung menatap Somi dengan tatapan nyalang.

"Kenapa? Hakku dong mau dekat dengan siapa? Apa urusanmu?" Somi tersenyum pongah membuat Taehyung semakin amarah.

"Dasar tidak tau diri! Kamu sudah tidak laku lagi ya? Kamu buta? Jungkook sama sekali tidak tertarik dengan jalang sepertimu. Sadar hoi!" Taehyung semakin mencengkeram pundak Somi. Total tak peduli meski dia adalah seorang perempuan.

"Kamu masih kekasihnya kan? Tidak usah blagu. Belum tentu kamu akan menikah dengannya nanti. Hahaha... Bisa jadi nanti aku yang akan dipilih menjadi istrinya." Ucap Somi penuh percaya diri. Rahang Taehyung semakin mengeras serta kepalan tangan yang siap melayang.

"Taehyung lepaskan!" Jungkook berucap dengan nada yang sedikit tegas. Taehyung yang kaget dengan reaksi Jungkook melepaskan cengkeramannya dengan mata yang berkaca-kaca. Apakah Jungkook membela Somi sekarang? Somi tersenyum senang melihatnya.

"Jungkook?" Lirih Taehyung dengan tatapan penuh tanya. Jungkook menghela napas dan merogoh sesuatu di sakunya.

Jungkook mendekat ke arah Taehyung dengan wajah datarnya. Somi tersenyum saat melihat salah satu tangan Jungkook mengepal.

"Rasakan, sekarang Jungkook yang akan memukulmu. Akhirnya Jungkook memilihku juga." Batin Somi bahagia.

Jungkook menghentikan langkahnya dan menatap Taehyung dengan tajam. Tatapan mereka beradu tanpa kata yang terucap dari bibir keduanya.

Srettt..






























Chup



Jungkook mengecup dan melumat bibir Taehyung dalam. Tak memperdulikan tatapan serta pekikan orang-orang di sekitar mereka. Ciuman keduanya berlangsung cukup lama tanpa niatan menyudahi dari keduanya. Somi membolakan matanya dengan mulut yang terbuka. Ia kira Jungkook akan marah kepadanya. Tapi apa?

Jungkook menyudahi ciumannya. Tangannya menggenggam tangan Taehyung dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya.

"Taehyung, maukah kamu menikah denganku?" Jungkook berucap dan kemudian mengeluarkan cincin dari sakunya.

"Bagaimana?" Tanya Jungkook lagi. Taehyung tak dapat berkata-kata. Matanya berkaca-kaca dan hanya anggukan yang dapat ia berikan.

Jungkook tersenyum dan kemudian menyematkan cincin itu di jari Taehyung.

"Aku mencintaimu." Jungkook mendekap tubuh Taehyung erat dan membubuhkan kecupan di surai coklatnya.

"Aku juga mencintaimu."

"Kalian!" Somi berteriak begitu lantang.

Jungkook dan Taehyung menatapnya dengan raut datarnya.

"Kalian," Somi tak melanjutkan kata-katanya dan berlalu begitu saja.






Bersambung...






B A N G S A T [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang