Gadis itu sedang rindu, seseorang yang ia cintai tiba-tiba pergi. Bukan, dia masih ada dalam jangkuan nya tapi dia tak yakin apa pemuda itu masih ada dalam pelukannya.
Senyumnya terkembang kala mengetik beberapa kalimat yang mungkin akan jadi penghantar mereka--
Aku tidak bisa, aku ingin selesai dari semuanya|
Aku suka sendiri dan kehadiranmu menggangguku selama ini|
Mari selesai|19.25
--bertemu.
|Oke.
19.27
Selain jawaban setegar itu, apalagi yang bisa ia kirimkan? Fikirnya kembali membungkam. Ia tak ingin berfikiran negatif tentang si pemuda.
Ah iya, mungkin saja itu benar adanya, mungkin si pemuda memang ingin sendiri, mungkin akan lebih baik begini, dan mungkin ia tak semestinya hadir dihidup siapapun.
Tapi,
Kenapa ia harus dihadapkan pada kenyataan ketika ia telah menaruh percaya? Kenapa ia harus menerima ketika ia telah berdarah-darah untuk mencoba berdiri? Kenapa harus melukai ketika sudah mencoba untuk menyembuhkan? Kenapa?
Hidup kadang selucu itu, dia jahat untuk kehidupan orang lain. Dan juga jahat pada dirinya sendiri.
YOU ARE READING
Catatanku
RandomTentang bagaimana rasaku. Aku tak meminta apresiasimu, niatku hanya menuang apa yang jadi bebanku dan berharap semoga gila bukan ujung hidupku. Lexa.