PART 09

44 5 4
                                    

Apapun keadaannya tetaplah bersamaku, karena mungkin suatu saat aku akan pergi dan tak kan kembali.
~Adrian~

------------------------------------
Adrian melihat gadis di hadapannya yang tengah memakan makanannya lambat, bahkan suara piring beradu dengan garpu dan sendok pun tak terdengar.

"Ngga suka makanannya?" Adrian menatap Kinara, sepersekian detik kemudian gadis lugu itu menggelengkan kepala. Seprti mengerti maksud tatapan Adrian, Kinara segera memakan makanannya dengan lahap.
Adrian tersenyum, menunggu Kinara menyelesaikan makanannya, Adrian membuka ponsel, bermain game lah apalagi?.
"Kak" Kinara mencibir, pria di hadapannya sudah tenggelam ke lubang game sudah terlalu dalam hingga tidak mendengar panggilannya.

"Kak" Kinara menggoncangkan lengan Adrian, cowok itu menoleh menatap dengan menaikkan satu alisnya. "Keluar yuk".

Adrian dan Kinara keluar dari resto ternama itu, menaikan motornya di susul Kinara. Adrian melajukan motornya menuju arah jalan yang berlainan dengan arah jalan menuju sekolah.

" Kak kan jalan ke sekolah di sebelah kiri?" Adrian tiak menjawab biarkan saja gadis di belakangnya menepuk-nepuk punggungnya sambil berteriak minta di antara  ke Sekolah. Tujuannya hanya satu, Apartemen.

Adrian memarkirkan motornya di halaman sebuah gedung tinggi, Kinara masih bingung. Atau jangan-jangan Adrian mau berbuat sesuatu padanya?.

Kinara otomatis berteriak "KAK ADRIAN NGAPAIN BAWA AKU KE TEMPAT INI?! NGGAK AKU MAU KE SEKOLAH" Adrian menatap sayu Kinara, baru kali ini Kinara merasa jantungnya berdegup sangat kencang, dan apa maksud tatapan tersebut?

Kinara menurut saja saat tangannya film genggam dan di nawa masuk ke gedung itu oleh Adrian. Mereka menaiki lift menuju lantai 14.

Adrian  menekan beberapa tombol angka hingga berbunyi klik  membuka pintu dan terlihatlah sebuah ruangan seprti sebuah rumah.

"Masuk" Ajak Adrian masih menggenggam tangan Kinara, Gadis berambut hitam yang diikat satu itu memiringkan kepala menatap Adrian.

"Lo di sini dulu ya? Temenin gue" Deg. Apa maksudnya? Kinara benar-benar tidak paham.

Adrian menyalakan tv yang terpasang di tembok. Menampilkan film yang entah Kinara sendiri juga tidak tahu.

Adrian duduk di samping Kinara, mengeluarkan  napas perlahan,  "Lo tau? Kenapa gua ngga mau lo pergi ke kantin tadi?" Kinara menoleh ke arah Adrian menggeleng.

"Gua tadi nonjok Gio" Jelas Adrian mengusap gusar wajahnya, Kinara tersentak "kenapa?".Adrian menatap ke arah Kinara, menyunggingkan senyum semanis mungkin. Ehek emang manis atuh A'

Adrian menegakkan posisi duduknya " Kalau ada orang lain suka dan tiba-tiba nembak lo. Lo bakal terima?" Mendengar penuturan Adrian Kinara berpikir sejenak, lantas menggeleng. Adrian menatap Kinara bingung "Kenapa?".

Kinara terkikik, " Karena aku sukanya sama kak Adrian".Adrian mematung jawaban gadis di hadapannya ini sangatlah jujur tanpa kurang atau lebih.  "Kenapa kak Adrian nanyain itu ke aku?" Tanya Kinara penasaran.  Adrian tersenyum lantas menggeleng "Bukan apa-apa".

Tuhan, bolehkah Adrian meminta agar gadis di hadapannya tetap bersama dia?.

Adrian pergi ke dapur dan kembali membawa dua gelas berisi jus dan coklat hangat untuknya dan Kinara.

Kinara menerima gelas di tangan Adrian, meminumnya pelan, kembali menonton acara sinetron yang tayang di layar televisi. Kinara merasa sedikit risi karena Adrian di sampingnya tengah menatapnya tanpa berpaling.

"RIAAAN MAI HANI BANI SITI" Mereka berdua menoleh, melihat siapa yang berteriak tiba-tiba. Adrian mendengus ternyata Gio dan Melvin, Gio berjalan dan langsung berhamburan ke pelukan Adrian.

"Gua minta maaf yah soal tadi,, gua cuma becanda buat nguji lu ya Allah" Adrian merasa jijik dengan ekspresi muka Gio yang di buat dramatis, tersenyum melihat lebam di sekitar rahang Gio.

"Gua juga minta maaf" Gio mengangguk dan memeluk erat Adrian membuat pria itu sedikit tercekik.

Sementara Kinara hanya melihat dengan tatapan tidak mengerti,  Melvin berdiri di samping Kinara. "Cowok lo itu takut kehilangan lo".

Gio menatap Adrian dengan senyum mengembang, terlintas pikiran jailnya.  " Adrian gua tantangin  lo untuk bilang perasaan lo ke Kinara, kalau ngga gua bocorin rahasia lo ke Kinara biar dia ilfeel" Adrian membulatkan matanya, menggeleng.

Melvin tertawa membayangkan betapa menjijikan nya, Adrian mengangguk pasrah, Gio berteriak "YESS". Adrian mendekati Kinara, menggenggam ke dua tangan putih gadis itu.

" Apapun keadaannya tetaplah bersamaku, karena mungkin suatu saat nanti aku akan pergi dan tak akan  kembali" Suasana berubah menjadi hening, apa maksud dari ucapan Adrian?

Suara tepuk tangan memecahkan keheningan, Gio bertepuk tangan keras "Huhu terharu dedek bang" Melvin meninju Perut Gio, Dasar Pria aneh tidak liat kondisi.
Sementara Kinara hanya diam dalam pikirannya yang terus kemana-mana, Adrian tersenyum mendekatkan mulutnya ke telinga Kinara dan membisikan sesuatu.

"I love you"

-------

TBC

Maaf cuma segini:)  Jangan lupa Vote sama Vomment:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang