Percayalah sama gua, gua akan selalu lindungin lo apapun keadaan gua:)
~Adrian~
------------------------------------"Woee Kinara" Kinara menoleh, Andi dengan kacamata tebalnya memanggil namanya, Kinara menaikan ke dua alisnya.
Andi bersungut-sungut menghampiri meja Kinara karena gadis itu hanya duduk anteng tak peduli panggilannya. "Lo di suruh bu Nia nemuin beliau" Kinara mengangguk, ia baru ingat harus mengumpulkan tugas proposal ke bu Nia.
Kinara bergegas menuju ruang guru, dia sendirian karena memang ke dua sahabatnya tidak menemaninya.
Ruang guru masih jauh, namun perasaan Kinara mengatakan bahwa dirinya tengah di buntuti seseorang, terdengar langkah kecil di belakangnya, Kinara membalikkan badan ternyata koridor hanya lengang tidak ada siapapun.
Sebuah tangan membekap mulutnya dengan kain, menarik secara paksa Kinara ke suatu tempat, Kinara mencoba berteriak namun terlambat, obat bius itu sudah masuk ke lubang hidung Kinara. Gadis itu pingsan.
2 jam setelahnya
Kepala pusing, tangan dan kaki yang terasa perih, badannya yang serasa remuk. Kinara tersadar dari pingsannya dan mendapati dirinya yang diikat di sebuah kursi. Kinara menyapu tempat kotor dan berantakan itu, sepertinya sudah bukan bagian sekolahnya.
"Sudah bangun kamu gadis cantik? Setelah dua jam tidur lama?" Kinara ketakutan ketika mendengar suara bariton seorang laki-laki paruh baya bersama preman-preman berwajah menyeramkan.
Kinara ingin berteriak minta tolong, namun usahanya sia-sia, mulutnya di lakban, air matanya meluncur deras sedari tadi menandakan bahwa dirinya benar-benar takut.
"Jadi ini yah? Pacar Adrian putraku?" Kinara tersentak, putra? Laki-laki berbaju rapi itu ayah Adrian?.
"Jauhi putra saya " Kinara menggeleng tegas, air matanya bertambah deras. Dia tidak mau berpisah dengan Adrian meskipun hubungan mereka tidak menentu.
Laki-laki itu tertawa keras, mengambil sebuah koper dan terlihatlah beratus juta uang. Di lemparkan nya beberapa lembar uang itu tepat di wajah Kinara.
Kinara meronta-ronta, tenaganya sudah benar-benar hampir habis. "Sepertinya kau ingin mengatakan sesuatu hmm?" Laki-laki tampan itu membuka lakban di mulut Kinara dengan cepat, membuat Kinara meringis kesakitan.
Tampak dari diri laki-laki itu, tampan sangat mirip sama Adrian, berpakaian formal dan mungkin terlalu rapi, senyum yang seolah tidak ada kelicikan di dalamnya.
"Jauhkan anak saya gadis manis" Ucapnya lembut namun penuh dengan penekanan di setiap kalimatnya. Kinara tetap menggeleng tegas.
Plaakk
"Saya bilang jauhkan anak saya"
٩( 💢•̀ з•́)و
Adrian tengah asyik dengan rumus kimia yang menjadi favoritnya dari semua pelajaran.
"Rian ini susah banget Allahu Akbar!!" Gerutu Gio yang duduk di sampingnya, lalu menarik buku Adrian dan dengan seenak jidat mencontoh pekerjaan Adrian.
Adrian mengelus dada "Makanya kalo punya uang tuh buat beli otak beneran jangan malah di abisin buat beli otak-otak di kantin" Gio tidak menggubris perkataan Melvin, sekarang yang terpenting dia bisa menyelesaikan pekerjaan menjengkelkan ini. Melvin di depan mereka tertawa mengacungkan jempol ke arah Adrian.
Sebuah panggilan masuk mengusik mereka bertiga yang berasal dari ponsel Adrian, teripang jelas nama "Aneth".Adrian dengan malas mengangkat telepon itu.
" Lo kalo nelpon liat situasi dong untung di sini kagak ada guru" Gerutu Adrian, terdengar kalimat panik dari Aneth.
"Kak, Kinara sama lo ngga? Ini udah dua jam lebih Kinara pergi tapi ngga balik-balik, tadi ada yang ngomong Kinara kayak di paksa seseorang masuk ke mobil hitam kak, gua khawatir" Adrian menutup teleponnya sepihak, memberi kode ke teman-teman nya yang sudah tahu karena tadi Adrian Me lodspaker.
Mereka bertiga lari menuju tempat parkir, sempat kepergok pak satpam namun dengan mudahnya Adrian berjanji jika mereka boleh keluar Adrian akan menberi beberapa tip. Pak Satpam itu tergiur dengan tawaran yang di berikan cowok itu, lalu membuka gerbang sekolah. Adrian dan teman-temannya segera melaju untuk mencari Kinara.
"Lo di mana Kin" Adrian bersumpah jika dia menemukan orang yang berani menculik dan melukai Kinara, tidak segan-segan cowok itu membunuhnya sekalian.
٩( 💢•̀ з•́)و
Kinara menangis ketika dirinya di tampar cukup keras oleh pria bengis itu. Ia ingin siapapun datang menolongnya karena jika tidak mungkin saja dia akan mati di sini.
"Saya tidak suka jika ada yang mendekati anak saya apa lagi gadis miskin kayak kamu" Hati Kinara tertohok hebat saat pria di hadapannya melontarkan kalimat yang sangat merendahkan Kinara juga mamanya.
"Saya tidak peduli meski saya miskin atau buruk rupa, cinta saya ke Adrian tidak memandang semua itu" Kinara memberanikan diri untuk membuka suara.
Pria ber Nametag Johan Elbara itu tertawa keras "Cinta? Apa yang kau tahu tentang Cinta? Cinta dari kaum rendah seperti mu itu hanya memandang harta bukan cinta secara nyata" Pria itu menarik kursi lalu duduk menghadap ke arah Kinara.
"Adrian akan saya pindahkan ke Jerman, untuk bersekolah dan juga,,,,, agar bisa jauh darimu gadis manis penuh trik" Pria itu pergi dengan anak buahnya, menutup pintu dan menguncinya.
Kinara berteriak meminta tolong namun tenaganya benar-benar habis, juga tenggorokan terasa nyeri saat berteriak. Dia hanya bisa memohon kepada Tuhan untuk segera menyelamatkannya.
"Johan" Geram Adrian ketika melihat gambar yang dikirimkan seseorang ketika Kinara di seret paksa memasuki mobil dengan plat nomor yang ia kenal betul.
TBC
Akhirnya nyampe konflik hah!! Baru konflik pertama gan,, selanjutnya akan menunggu mereka berdua:)
Vote sama Voment nya lurr,, kumaha sih?-, btw ada yang bertanya di mana Jeslyn? Cewek itu sedang merencanakan sesuatu:3 tunggu saja👏( 'ω' )👏( 'ω' )
Salam adik Kang Daniel
👏( 'ω' )👏( 'ω' )
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Adrian
Teen Fiction"Ajarkan Aku Bertahan Tanpa Harus Berjuang" Mengisahkan tentang perjuangan seorang Kinara Hanin Augustin untuk menaklukan kerasnya benteng pertahanan hati seorang Adriano Elbara yang memiliki segudang pesona. padahal itu semua hanya Tantangan yang d...