Tiga anak remaja duduk di kursi taman dengan wajah bosan. Mereka adalah Sinta,Chintya,dan Tyas.
"Hmm... Hari ini enaknya kita ngapain ya?" tanya Sinta.
"Gimana kalo kita main kejar-kejaran aja. Atau kalo engga kita main petak umpet. Gimana menurut kalian?" sahut Chintya.
"Engga ah. Males. Permainan itu kan udah pasaran banget." balas Tyas.
"Okok. Gini aja. Kita main itu aja "Truth Or Dare". Gimana?" saran Sinta.
"Kayaknya itu seru. Tapi, gimana cara mainnya?" tanya Tyas.
"Jadi gini, nanti kita ambil 1 pulpen lalu kita putarkan. Apabila pulpen itu mengarah ke orang tersebut. Maka orang itulah yang harus memilih." jelas Sinta.
Mereka segera memulai permainannya.
Diawali dengan Chintya. Pulpen itu menunjuk ke arah Chintya. Chintya memilih "TANTANGAN". Sinta dan Tyas segera berunding. Tepat di sebelah taman tempat mereka bermain ada sebuah Rumah Sakit besar yang sudah tua dan terkenal angker oleh masyarakat sekitar. Mereka mengajukan tantangan pada Chintya. Tantangan mereka adalah Chintya harus memasuki Rumah Sakit tersebut dalam kurun waktu ½ jam. Chintya menyetujui tantangan tersebut.
Dengan perasaann takut yang bercampur-aduk dan tubuh yang gemetar Chintya memberanikan diri memasuki Rumah Sakit tersebut demi memenuhi tantangan dari kedua temannya.
Setengah jam berlalu Chintya belum juga keluar dari Rumah Sakit tersebut. Mereka yang khawatir akan terjadi sesuatu pada Chintya. Mau tak mau, mereka tetap harus masuk ke dalam Rumah Sakit tersebut demi menyelamatkan temannya. Sesampainya mereka di dalam mereka melihat Chintya yang sedang mengumpat dan menangis di bawah meja dengan perasaan ketakutan yang bercampur-aduk. Bergegas mereka menarik tangan Chintya dari bawah meja dan menggeretnya keluar dari tempat tersebut.
Chintya keluar dari Rumah Sakit tersebut dengan menemukan hal-hal baru yang membuat dirinya merinding serta menggigil. Chintya lalu menceritakan pengalamannya kepada temannya. Katanya, dia mendengar suara kuntilanak saat baru memasuki tempat tersebut, lalu terdengar suara tangisan wanita dengan minta tolong, ia melihat kursi roda dan ranjang pasien yang berjalan dengan sendirinya tanpa kendali dari manusia, melihat seorang suster berjalan mendekatinya dengan kaki tak menempel di lantai(sebut saja ngawang), dan melihat sosok-sosok yang mengerikan serta kejadian aneh lainnya.