"Jadi Lo ngebentak dia, Ze?!" Tanya Raline terkejut. Mata lentiknya sudah membulat sempurna, seperti baru saja melihat setan.
Zefa hanya bisa pasrah dan menganggukkan kepalanya sambil menatap lurus pemandangan taman kecil yang berada di rumah barunya.
Terdapat beberapa jenis bunga yang ditanami oleh penjaga kebun. Bisa Zefa lihat salah satu bunga tulip-bunga kegemarannya-ditanam sangat indah. Sepertinya taman ini akan menjadi tempat favoritnya untuk mengisi kebosanan.
"Ya Tuhan..... Zefanya Natalia Benedict!! Gue udah gak habis pikir dengan jalan pikiran Lo!!" Ucap Raline kesal. Zefa sempat tersentak ketika mendengar nama belakangnya diganti oleh Raline. Namun, mengingat bahwa perkataan Raline adalah sebuah kenyataan, membuat Zefa seketika menghembuskan nafas kasar.
Raline melirik Zefa, namun sepersekian detik kemudian, wanita itu mengalihkan pandangannya pada taman indah yang berada di depannya.
"Tapi, Lo tahu kan kalo gue gak suka sama pernikahan ini! Gue itu merasa diri gue dikekang, Lin!"
Raline menghela nafas panjang. "Ya tapi gak juga Lo lampiaskan kekesalan Lo itu ke Arga!" Ucapnya sembari memainkan rambutnya yang sedikit keluar dari ikatan ponny tale nya. "Itu salah Lo!"
Zefa mengkerutkan dahinya ketika Raline menunjuknya. "Maksudnya?"
"Lo udah buat keputusan kan!? Keputusan tetap menerima perjodohan ini! Dan sekarang apa?! Lo malah menyalahkan Arga, yang sebenarnya salah Lo!"
Raline menarik nafas dalam-dalam sebelum mengucapkan kalimat selanjutnya. "Nasi udah jadi bubur. Itu artinya, Lo udah gak bisa lagi menyesali karena Lo udah buat keputusan!"
Seketika, hal itu membuat Zefa sedikit mengerti. Benar apa yang dikatakan oleh sahabatnya yang satu ini. Nasi udah jadi bubur. Tidak ada yang bisa disesali, karena dia sudah membuat keputusan.
"Gue yakin pasti hati Arga sangat hancur. Bisa gue ambil kesimpulan dari cerita Lo, dia itu hanya mencoba untuk menerima pernikahan ini, walaupun dia juga tidak menginginkannya. Gue rasa, kalian sama-sama ada diposisi yang sama. Sama-sama dikekang oleh orang tua! Tapi pemikiran Arga jauh lebih dewasa ketimbang Lo yang kayak anak-anak!"
"Jadi, gue harus gimana? Gue takut Arga marah sama gue."
Raline mengangguk. "Gue yakin, si kanebo kering itu pasti marah sama Lo!"
Zefa yang mendengar itu, berdecak sebal. "Lo jangan buat gue makin takut dong!!"
"Ya Lo pikir-pikir aja sendiri! Mana ada orang yang gak sakit hati ketika dia disalahkan atas kesalahan yang bukan salahnya!!"
"Gue saranin, coba deh Lo chat dia. Tanyain kapan pulang atau apa dia udah makan gitu." Usul Raline membuat Zefa perlahan mengerti. Dan wanita cantik itu menganggukkan kepalanya.
Baiklah, Raline ada benarnya. Pernikahan ini bukanlah sepenuhnya kesalahan Arga.
Arga, apakah kita bisa memulai pernikahan ini dengan sebuah rasa nyaman?
💐💐💐
Zefa menatap langit-langit kamar nya. Pikiran akan Arga pun terus terngiang-ngiang di kepalanya. Rasa bersalah pun sudah melingkupi hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Husband
RomanceAku tidak menginginkan pernikahan ini. Sama sekali tidak pernah terlintas dipikiran ku untuk menikah dengan pria kaku sepertinya. Membayangkan saja aku tidak pernah. Kami bagaikan air dan minyak. Tidak akan pernah bisa bersatu. Dan, kenapa aku harus...