1

14 3 0
                                    

Angin bertiup dengan lembutnya menarik perlahan dedaunan yang mulai menguning meski masih nyaman mendiami tangkainya, ia perlahan terlepas dan kemudian terbang seirama dengan angin yang membawanya hingga jatuh di tanah.

Tenang, kata yang dapat menggambarkan suasana di Camwyn sekolah para shymount-shymount muda di Alnitak. Suasana seperti ini tentu saja tidak terjadi setiap saat, Karena masih pada jam pelajaran itulah sebebnya Camwyn sangat tenang. Jika di lihat dari koridor-kordor kelas serasa bangunan Camwyn yang besar nanmegah ini seperti tak berpenghuni.

“kriigg… …….”

Bel istirahat berbunyi ketenangan Camwyn seketika runtuh, dengan berhamburannya para siswa yang keluar dari kelasnya. Para siswa mengisi jam istirahat mereka dengan berbagai kegiatan, ada yang kekantin, perepustakaan, ada juga yang keruang -ruang pelatihan.

“bulgarium laviouzar” ku ucapkan mantra dan ku arahkan tanganku menuju tanah yang ada di hadapan ku, tapi tak ada yang terjadi.

“Hahaha…, odel, odel ngendalikan tanah doang lu ga bisa?”

Dia Helga, anak dari salah satu petinggi Kaum shymount, Kemampuan pengendaliannya bisa dibilang terbaik diantara teman-temannya, dan tentunya jauh dilebih baik dari aku yang tidak bisa mengendalikan satupun elemen.

Bahkan adiku yang baru di tahun kedua,  ia sudah bisa mengendalikan 5 elemen dasar yang ada. Memalukan memang.

“bulgariun laviouzar!” sekarang bukan aku yang membaca mantra itu, tapi helga, ia membaca mantra itu dan mengendalikannya agar mengotori seragamku.

“helga! Seragam ku kotor!” tanpa pikir pannjang,  ku ambil tanah dengan tangan ku, aku berniat untuk membalas kan perbuatannya.

“hahaha…, yaampun cupu jangan marah ya…. Helga kan cuman bercanda” gelak tawa helga yang di ikuti oleh para pengikutnya.

“avada kadavra” belum sempat ku balaskan dendamku padanya,  ia sudah terlebih dahulu mengucapkan mantranya, sehingga langkahku terdorong kebelakang mengikuti arus angin yang sangat kencang.

Tanpa menunggu lebih lama untuk di tundas oleh Helga dan pengikut-pengikutnya aku memutuskan untuk lari ke toilet membersihkan pakaianku.

“brak, brak,  brak”

“woy cupu, berani lu sama gua? Udah kabur-kaburan ya sekarang?” aku tersentak, tak perlu banyak berfikir aku tau dia siapa. Entahlah,  kukira dia tak akan mengikutiku sampai sejauh ini.

“Ga,  kunciin aja dia, Kan dia ga bisa apa-apain besi” samar-sama aku mendengar suara salah satu pengikut setia helga. Di dalam aku hanya bisa berharap Helga tidak melakukannya. Tapi, harapanku sia-sia

Ku perhatikan kunci besi pada pintu kamar mandi mulai melengkung hingga membentuk lingkaran tanpa celah, sehingga tidak bisa di buka kecuali dengan mengendalikan kembali kuncinya.

“helga, buka pintunya!” kugedor-gedor pintu tapi tak ada balasan dari luar, hanya ada cekikikan dari helga dan pengikutnya yang semakin menjauh.

kutebak mereka akan kembali ke kelas, karena jam istirahat tak lama lagi akan berakhir.

Di dalam aku hanya bisa terus menerus menjerit minta pertolongan dan menggebrak-gebrak pintu kamar mandi, berharap ada yang mendengar.

“tolong…. , ada orang di luar? “ semakin lama ku berteriak, aku merasa ini hanya sia-sia kamar mandi ini ada di belakang sekolah, jarang ada murid yang menggunakannya.

“ada orang di dalam? “ deg, yah ini yang kutunggu dari tadi. Ada yang datang menyelamatkan ku.

“tolong aku, kuncinya tidak bisa dibuka”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

water princessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang