Jakarta dan sebuah cerita part II

30 6 0
                                    




"Pagi Mba Mentari" sapa salah seorang Office Boy di lantai itu .

"pagi pak min"  sahut Mentari ramah dengan senyum khas yang mungkin bisa membuat semua orang tersipu malu berhadapan dengan mentari jika ia tersenyum, ya mentari memang terkenal sangat ramah kepada siapapun, ia jarang sekali marah kepada siapun dan sikap nya yang selalu baik membuat ia selalu disenangi oleh banyak orang.

"pak min boleh minta tolong buatin teh hangat kaya biasa ya pak " pinta Mentari kepada pak min

"baik mba" jawab pak min singkat dan langsung menuju pantry.

"  eh tar .. tar balik kantor kita ngopi yuk ditempat biasa, gue udah janjian juga sama reva sama sunny mau gak "

Satu pesan muncul dari anya dan langsung dibalas oleh mentari

"gue sih mau aja  tapi pertanyaan gue arah pejaten macet gak ? kalo mau lu yang bawa mobil gue nih mobil lu tinggal tar balik gue anterin gimana ?"

"yaudah boleh deh gitu, eh btw gue gak bisa makan siang bareng ama lu nanti gue ada meeting"

"oke no prob"

"oke see you"

Percakapan melalu whatsapp diakhiri kedua gadis itu, mentari menghela nafasnya panjang ia mulai membuka laptop dan memulai pekerjaan rutinnya. Siang ini waktu berjalan dengan cepat tak seperti biasanya mentari memilih untuk makan siang di pantry dengan makanan yang sudah ia pesan dengan menggunakan ojek online.

Getar dari handphone di saku celana nya menghentikan pergerakan makan mentari, ia lihat layar hp nya untuk mengetahui siapa yang menelephone nya di waktu jam makan siang begini setelah ia mengintip ternyata dilayar itu tertera nama "IBU"  yang menelephone.

"iya halo bu" sapa mentari sesaat setelah ia mengangkat tlp ibunya itu

"tar ibu sama bapak mau berangkat ke Solo dulu, Budemu yang disolo sakit jadi ibu mau jenguk kebetulan bapak juga dines disana jadi sekalian ibu nemenin bapak dines, km di rumah sama si mbo baik – baik ya"

"iya bu, hati – hati "

TUT ! TUT ! TUT !

Tak lama sambungan telepon terputus, mentari memilih untuk melanjutkan makanya dan tak memikirkan kegundahan didalam hatinya.

Mentari Untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang