5. Rasa Yang Tertinggal

11.3K 1.6K 58
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata.”
© Story of “Surga di Balik Jeruji” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Sebuah rasa tertinggal bernama penyesalan. Sebuah luka bersemayam bernama perpisahan.”

***

Alya bangkit berdiri, dia sudah melangkah maju namun tertahan saat pergelangan tangannya di cengkeram begitu kuat. Dia menoleh dan Alif menatapnya tajam.

“Kak, jangan!” cegat Alif.

“Di waktu kayak gini akhirnya lo panggil gue, kakak? Lo memang tau cara memanfaatkan situasi,” sindir Alya dan mencoba melepas pergelangan tangannya, namun sulit.

“Lo kenapa sih?” Alya menghardik.

“Lo yang sebenarnya kenapa?” balas Alif dengan suara pelan. Dia merendahkan suara sehingga tak ada yang mendengar. “Gue tau apa yang ada dalam pikiran lo! Al, lo nggak boleh ikut campur. Ini di luar kuasa kita. Biar Kak Halim dan sipir yang menangani. Lo jangan menambah masalah,” tegurnya.

“Gue tau. Gue cuma—”

“Cuma apa? Kenapa kelakuan lo aneh banget akhir-akhir ini?” Alif masih berbisik. “Kenapa lo peduli sama Daffa? Padahal lo baru ketemu dia dua kali sama hari ini. Kendalikan diri lo dan jangan membuat tim dalam masalah,” nasihatnya lagi.

Alya diam.

“Kak!” Alif memanggil dengan mendesak.

“Iya, gue tau! Sekarang lepaskan tangan gue,” pinta Alya namun dia menangkap ekspresi tak percaya di wajah Alif. “Gue nggak ikut campur dan gue bakal diam di sini! Lo nyakitin pergelangan tangan gue.” Dia menyentakkan tangan Alif.

Alya mengalah dan hanya bisa memberikan tatapan cemas pada Daffa yang berdiri di belakang punggung Halim. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tidak tahu kenapa reaksi Halim, Edy, Bonte dan Adul sangat geram ketika napi bernama Aceng mendekati Daffa.

Beberapa sipir mendekat, bersiap siaga karena para napi—yang merupakan pengikut Aceng juga ikut beranjak, tersulut emosi menyaksikan Edy menunjuk Aceng.

“GUE BILANG JAUHKAN TANGAN LO DARI DAFFA!” hardik Edy. Dia mendorong tubuh Aceng.

Aceng tidak terusik dengan kemarahan Edy. Dia malah menyeringai dan tertawa.

Surga di Balik Jeruji | LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang