XXXXX
*
*
*Episode 31
---
Daisy membuka mata dan langsung menemukan seringai menyebalkan yang dia kenal. Perlahan gadis itu mengingat apa yang menyebabkannya seperti ini. Kakek. Pergi. Kabur. Pingsan.
"Kamu bangun juga, aku pikir diriku ini bakal membawa mayat orang asing," kata cowok yang sejak tadi berdiri dekat ranjang di mana Daisy berbaring.
Daisy berusaha untuk duduk dan langsung merasa pusing. Kepalanya berdenyut hebat, sebisa mungkin dia menahan itu. "kamu yang membawaku?" Tanyanya sembari meremas kepala yang makin berdenyut hebat.
"Kebetulan saja atau boleh aku katakan kalau itu kesialan?"
Daisy mendesah, meredakan pusingnya, memaksakan sebuah senyum, "asal papamu tidak melapor pada kakekku, itu akan jadi keberuntungan," katanya.
Joshua, cowok yang sudah menolong Daisy itu cuma memutar matanya.
"Aku tidak tahu harus pergi ke mana. Kakek akan mengirimku pergi ke Philadelphia, aku akan di titipkan ke rumah seorang kawannya..." Ujar Daisy.
Joshua melipat kedua tangannya di depan dada, memperhatikan sosok Daisy yang terlihat sangat sedih dan terpuruk. Seolah tidak memiliki gairah untuk hidup lagi. Atau memang dasarnya gadis itu sakit? Wajahnya pucat dan semakin kuyu...
Joshua jadi cemas sendiri, "kenapa kamu berkeras menolak? Bukankah hidupmu di negara ini sangat...sial?"
Daisy mendelik, "sial?" Cuitnya.
Joshua mengangguk, "iya, sial. Jatuh cinta dan patah hati untuk orang yang bahkan tidak peduli padamu. Bukankah itu sebuah kesialan?" Sengat Joshua.
Daisy sebal. Kenapa sih di dunia ini ada manusia seperti itu? Tidak memiliki empati sedikitpun! Bukannya menghibur atau apalah, ini malah membuat suasana hati Daisy semakin kacau.
"Oke, sorry. Aku tidak bermaksud berkata seperti itu, oke? Lupakan saja," kata Joshua lagi ketika Daisy terlihat akan menangis.
"Aku tahu, semua orang mengatakan perasaanku ini salah. Aku tahu. Bahkan kakekku berubah menjadi sangat membenciku setelah aku memiliki perasaan ini. Aku cuma manusia biasa, siapa yang bisa mengatur kepada siapa kita akan jatuh cinta, Josh? Andai bisa, aku juga tidak mau memiliki perasaan ini untuknya! Semua orang menghujatku, menghinaku, mencibirku sejak aku kecil, aku tidak masalah. Ada Kakek dan Mama di belakangku, mereka selalu melindungi dan menjagaku. Aku bahagia. Siapa yang mau menukar kebahagiaan itu dengan kondisiku sekarang?! Siapa?!" Cerocos Daisy, mencurahkan semua yang ada di hatinya selama ini.
Joshua mendesah, tidak tahu harus mengatakan apa.
Daisy terisak-isak menutupi wajahnya, "aku tahu aku berdosa. Tidak seharusnya aku mencintai dia. Tapi aku bisa apa? Saat bertemu dengannya, aku tahu jika dia lah yang bisa membuatku lebih baik. Aku bahkan tidak peduli jika dia sudah memiliki keluarga sendiri. Aku juga tidak peduli ketika berkali-kali dia menolakku. Andai bisa, andai aku bertemu dengan orang lain dan jatuh cinta padanya, dengan senang hati aku akan lepaskan mas Syarief. Tapi apa? Aku tidak bisa mencintai siapapun. Dia yang pertama untukku. Dia juga yang terakhir..." Kata Daisy lagi, mengingat mungkin umurnya tidak lagi panjang.
Daisy mendongak, memandang Joshua dengan mata basah itu, "apakah salah kalau aku ingin bahagia di sisa hidupku yang seperti katamu, sial ini?" Lirihnya.
Joshua masih diam.
"Aku cuma ingin hidup bersama dengan orang yang aku cintai, apa salah?" Bisik Daisy.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Hati ( Aku, Kamu & Dia ) √
RomanceSyarief Maulana meninggalkan kampung halaman dan mulai mengadu nasib di luar kota. Dia juga mau melupakan masa lalunya. Dia kemudian menikah dengan seorang gadis yang di kenalkan salah satu teman padanya. Anak dari seorang kiyai pengurus pesantren...