🍃 ° 𝑎𝑝𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖𝑧𝑒

964 140 18
                                    

minim edit 📌

🍃 ストレンジャー 🍃

pria manis itu membenarkan pakaiannya berjalan keluar dari ruangan dokter membawa amplop putih ditangannya senyum tak hentinya luntur dari bibirnya, niatnya ingin langsung pulang tapi sepertinya yohan ingin berjalan jalan sebentar di dekat pantai.

seungyoun hyung.

masih lama? mau di jemput?


yohan membuka notifikasi yang muncul di bar ponselnya, lalu membukanya

me

tidak usah hyung, ini sudah selesai kok
tapi aku pulang nanti ya, hyung, mau jalan jalan sebentar hehe..

seungyoun hyung.

yasudah hati - hati ya, nanti langsung pulang kalau sudah selesai.
ada yang mau hyung bicarakan

me

oke hyung! ฅ'ω'ฅ
read

"YAAA!! YUVIN KAMU APAKAN PONSELKU HAH?!" seungyoun berlari dari kamarnya masih dengan handuk bertengger di kepalanya, merebut ponselnya yang berada di tangan yuvin.

"aku hanya membantumu untuk bicara padanya nanti hyung, agar kamu tidak lupa juga, hehe.." kata yuvin.

"terus kalau tadi yohan jawab iya, hyung mau jemput pakai apa? Gerobak?"

"ya aku yang jemput, mudah kan?"

"belajar gila ya, song yuvin." seungyoun menatap yuvin dengan tatapan tajam. "nanti yang ada dia malah kabur. Sudah aku katakan padamu pikirkan dulu sebelum berbuat, pikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Mau kamu kehilangan yohan?"

"y-ya, tidak.."

"kalau masih sayang bilang saja, kalau tidak mau kehilangan jujur saja. Banyak gengsi, cepat mati." seungyoun melemparkan handuknya yang masih basah tepat mengenai wajah yuvin.

"memangnya aku gengsi?"

"berkaca saja di sepatuku sana."

"oke, hyung."

"ck, hais, bodohnyaa.."

Sedangkan yohan turun dari bus dengan wajahnya yang berseri - seri, di seberangnya ada pemandangan pantai yang indah. Hari ini hari kerja jadi yohan tak perlu khawatir tidak nyaman

yohan berhenti saat setelah menyebrang jalan, ia ingat belum mengabari hangyul sama sekali pasti itu akan membuatnya cemas, dengan midam dan junho? Pasti juga sama cemasnya

"uhh kenapa aku hanya bisa menyusahkan orang saja setiap hari.."

Langkah kakinya berubah menjadi amat pelan juga senyum yang menghiasi wajahnya tadi perlahan luntur tergantikan raut sedih, terduduk di tepi pantai pria manis itu menarik napas perlahan sembari memejamkan matanya memikirkan hal lain yang mungkin saja kemarin terjadiㅡseperti ayahnya yang mengetahui dirinya hamil lalu bertengkar dengan ibunya karena berbeda pendapat, itu bukan mungkin saja terjadi tapi pasti kemarin terjadi. Lalu yohan harus apa? Tidak mungkin ia menggugurkan kandungannya. Yohan tidak mau.

𝗦𝘁𝗿𝗮𝗻𝗴𝗲𝗿「 Yuvin x Yohan 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang