Luna ~ 35

1.4K 48 0
                                    

Dean menuju ruang rawat Luna setelah mengurus administrasi dan mendengar kabar bahwa Luna sudah sadar. 

Untung saja ruang rawat Luna tidak jauh dari tempat administrasi.

Dean memasuki ruang rawat dan ternyata sudah ada mom Luna, serta saudaranya. Kecuali dad Luna. Dean bersumpah tidak akan membiarkan Luna kembali ketangam keluarganya. Egois? Bukan. Ia hanya tidak ingin Luna disakiti lagi. Dan tidak akan pernah biarkan Luna kembali lagi. Cukup sampai disini.

Mom Luna duduk di samping brankar Luna yang terbaring lemah dengan tangan diinfus.

"Bang" panggil Luna pelan. Dean langsung mendekat kearah Luna. "Akhirnya kamu bangun, abang takut kamu kelamaan pingsan."

Kesal, Luna meggembungkan pipinya.
"Gausa gitu mukanya, ntar abang khilaf." gurau Dean. Dielusnya pelan kepala luna dengan kasih sayang, lalu dikecupnya dahi Luna.

"Ekhm"

Luna terkejut dan tanpa sadar tangannya mendorong tubuh Dean.  Luna baru sadar kalau ternyata masih ada orang lain selain dia dan Dean.

"Masih ada orang, tolong jangan khilaf."

"Untung galihat."

Luna menundukkn kepalanya, malu karena tertangkap basah sama keluarganya. Sedangkan Dean, menggaruk belakang kepalanya sambil tersenyum.

"Kamu ini, Luna masi sakit sempat-sempatnya bermesraan. Ingat dia adik mu juga."

***

Setelah melewati masa-masa membosankan, akhirnya Luna pulang. Bukan kerumah orangtuanya, melainkan rumah abang sepupunya,  Dean. Sebelum pulang, Dean dan keluarga Luna berdebat dulu, Dean tidak rela jika Luna balik kerumah orangtuanya, sedangkan mom dan saudaranya memaksa Luna kembali kerumahnya.

Luna baru sadar akan satu hal, mengenai kedua saudaranya. Untuk pertama kalinya, mereka ikut kerumah sakit, menjenguk bahkan menginap disana. Dan sikap mereka yang dulu cuek, kesan tidak peduli sama Luna itupun sudah berubah.

Tapi, tumben? Kenapa tiba-tiba sikap mereka berubah?

Ahh sudahlah, buat apa dipikirkan. Bagus dong kedua saudaranya berubah, tidak seperti dulu lagi.

Tapi, apakah mereka berbuat baik hanya karena Luna sakit? Tapi dulu Luna sakit tidak pernah seperti ini?

Biarlah. Luna berharap semoga saudaranya berbuat baik selama-lamanya.

"Bang. "

"Ya?" Tangan Dean berhenti mengetik ketika Luna memanggilnya.

Luna berjalan mendekati Dean, lalu duduk disebelahnya. Menyandarkan kepala di bahu Dean. "Abang merasa ada yang aneh dengan sikap Merry dan Jerry?"

Dean terdiam. Ahh ya, Dean baru sadar hal itu.

Merasa diabaikan, Luna menekan badan Dean dengan jarinya. Sontak Dean menggeliat geli.

"Stop Luna, geli." mohon Dean.

"Ya makanya jawab."

"Ya maaf." Dean menon-aktifkan laptopnya dan merapikan beberapa berkas yang berceceran diatas meja. Lebih baik berhenti bekerja daripada melanjutkannya. Karena jika Luna ada disampingnya, alamat tidak fokus bekerja.

"Coba ulangi apa yang Luna tanya."

"Gada syarat ulang."

"Kok gitu?"

"Au." jawab Luna kesal.

Bodo amat. Baru aja dibilang udah lupa, dasar tua.

"Yadeh, maaf. Abang dengar, cuma mau memastikan aja, nanti jawab malah salah pertanyaan."

Luna membuang nafas kasar, lalu mengangguk.

"Abang juga baru menyadari itu Lun." ucapnya. 

"Tapi... "

"Tapi apa bang?" tanya Luna penasaran.

"Abang curiga, mereka seperti ini antara merasa kasihan atau ada maksud tertentu."

Luna terdiam, memikirkan apa yang diucapkan Dean barusan. Merasa kasihan? Tidak mungkin. Karena semenjak kejadian itu, Luna tidak pernah dapat kasih sayang. Waktu dia sakit pun tidak ada yang peduli dengannya.

Bahkan pas dia baru pertama kali haid, bukan mom nya yang bantu. Bukan mom nya yang beli pembalut. Tapi bibi nya. Yang udah dia anggap kakaknya sendiri. Miris kan?

Jika iya, berarti sikap baik mereka hanya sementara. Karena Luna termakan rayuan dari sikap saudaranya.
Apapun alasan dibalik sikap mereka, Luna tidak peduli. Dan berusaha bersikap bodo amat.

Bukannya curiga. Luna senang kalau akhirnya saudaranya kembali bersikap baik, tapi kalau itu bersifat sementara, kan percuma. Tidak ada gunanya bersikap baik hanya demi sesuatu.

"Yaudah Luna gak usah khawatir, kalau seandainya mereka berubah, bagus artinya mereka sadar akan kesalahan mereka." ucap Dean, dan tersenyum kearah Luna.

***

Sampai disini paham sama alur ceritanya?

Maaf jika ada kesalahan, jika ada yg melenceng koment saja, gratis.

Jangan lupa vote juga 😊

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang