Pemuda Kampung

129 3 0
                                    

Ia taruh kresek belanjaan diatas meja. Lalu saking peningnya, ia langsung merebahkan badan dikamar. Langsung tidur tanpa aba-aba. Benar-benar pulas. Lima belas menit berlalu.

"Lel..lela" Ada suara lelaki memanggil.

Ia buka mata perlahan. Siapa? Lelaki ini sudah ada didepannya. Bagaimana bisa?
Jangan-jangan tadi ia lupa mengunci pintu. Dan sekarang ia duduk ditepi ranjang, lancang sekali.

"Hei lel" lelaki itu kembali bersuara.

Nur Lela masih tak percaya "Ka-kau siapa? Beraninya masuk ke kamarku"

"Kau lupa aku lel?"

"Siapa kau, aku tak ingat"

"coba ingat-ingat lagi"

Nur Lela mengeryitkan dahi. Karena masih dengan muka bantal. Pikirannya memang benar-benar masih amburadul.

"Wah kau benar-benar lupa" sergah lelaki tersebut. "Aku cinta pertamamu lel" lanjutnya.

"APAAA? Keluar kau dasar orang sinting" teriak Lela.

"Tenang lel. Aku tahu kau frustrasi dengan semua hal yang terjadi" ucap lelaki tersebut dengan nada sangat lembut sambil mendekatkan tubuhnya ke Nur Lela.

Raut muka Nur Lela merah padam. Ia ambil bantal untuk berjaga-jaga. Ia siap menimpuk lelaki ini sewaktu-waktu.

Tiba-tiba lelaki tersebut memeluk Nur Lela. Ia mengecup kening Nur Lela.

"Tidakkkk!" teriak Nur Lela. Ia bangun dari mimpi. Mimpi yang seperti nyata, mimpi yang sangat gila.

Mimpi apa ini, siapa lelaki didalam mimpinya. Ia benar-benar lupa dengan wajahnya. Akhhh.. Apa ia sekarang benar-benar gila. Entahlah.

Ia ambil handuk dan bergegas ke kamar mandi.

Ia masuk ke kamar mandi dengan sangat linglung. Tiba-tiba ia lihat bak mandi.

"Sialan.. Siapa yang melakukan ini. Bikin kotor bak mandiku"

Ia lihat bunga-bunga mawar ditabur dibak mandinya.

"Dari mana mereka dapat bunga sebanyak ini. Nambah-nambah beban hidupku saja" Nur Lela terus mengupat.

Tapi mau bagaimana lagi. Kali ini ia mandi dengan segunung mawar dibak mandinya.

Selepas mandi ia ingin memetik terong untuk dimasak. Namun, ia lihat tanaman bunga mawar ya habis tanpa sisa. Jangan-jangan yang ada di kamar mandi tadi dari mawar-mawarku.

"Bajingann!!"

MaharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang