Cahaya matahari menyelusup masuk dari celah jendela di kamar yang bernuansa hijau muda. Pintu kamar itu tiba-tiba terbuka, menampakan wanita yang usia nya sudah berkepala tiga yang masih terlihat muda. Wanita itu jalan ke arah tirai jendela lalu membuka nya. Gadis yang kini masih memeluk guling empuk nya perlahan mengerjabkan mata nya, karena silau.
"Eh? Bunda" ujar Sha dengan suara khas bagun tidur sambil duduk
"Ayo bangun kak, sholat subuh dulu"
Sha beranjak dari tempat tidur nya menuju kamar mandi lalu melaksanakan kewajiban nya sebagai umat muslim.
Jam menunjukkan pukul enam lewat lima menit, Sha sudah rapih dengan seragam sekolah nya. Setelah sholat Sha langsung mandi dan membantu bunda nya masak sarapan pagi di dapur.
"Bundwa kapwan pwulang nywa?" tanya Sha sambil mengunyah makanan nya yang belum habis di dalam mulut
"Kamu kalo ngomong makanan nya habisinin dulu nggak sopan loh" tegur sang ayah
Sha meneguk susu nya hingga setengah. "Eh iya maaf yah, abis nya pulang nggak bilang-bilang sih kalian"
"Bunda sama ayah malem pulang nya, pas bunda ke kamar kamu, kamu udah tidur. Enggak tega bunda bangunin kamu nya" jelas sang bunda
"Hari ini kamu bawa mobil apa bareng sama ayah?" tanya ayah
"Bareng aja deh, mager aku" ucap Sha terkekeh
📝📝📝
Semua siswa berhamburan memasuki kelas nya masing-masing, ketika mendengar bel pertanda masuk di bunyikan. Semua guru yang berada di kantor dengan mata pelajaran berbeda-beda segera bergegas untuk mengajar.
Seorang wanita paruh baya memasuki kelas X IPA 2 dengan tangan yang menenteng beberapa buku besar nya. Wanita paruh baya itu bernama Yani, guru seni budaya yang terkenal baik dan ramah di kalangan anak IPA.
"Selamat pagi anak-anak. . ." ucap bu Yani ramah
"Pagi bu. . ." balas semua murid bersamaan
Bu Yani menyuruh sang ketua kelas untuk memimpin do'a terlebih dahulu, sebelum memulai belajar. Setelah berdo'a bu Yani menjelaskan materi dengan teliti.
"Sha? Lo udah ngirim surat?" tanya Muti berbisik
"Belum, nanti aja jam ke empat"
"Oh gitu, yaudah"
Waktu demi waktu terus berjalan, hingga kini bel pulang sudah berbunyi. Nggak kerasa padahal baru tadi bel pertanda masuk berbunyi.
Haha.
"Sha Lo mau bareng enggak?" tanya Muti di depan kelas
"Enggak usah, gua minta jemput aja sama bokap"
"Oh yaudah, anterin gue ke kantin dulu ya?"
"Ayo"
Ketika hendak mengambil botol minuman di dalam kulkas, tiba-tiba ponsel Sha berdering menandakan ada telepon masuk.
"Siapa Sha?" tanya Muti penasaran
"Ka Rafael" ucap Sha pelan
"Angkat aja"
"Kira-kira mau ngapain dia?"
"Udah sih, angkat dulu aja Sha. Ribet banget" gemas Muti
"Ah takut gue"
"Astaga ribet Lo, padahal tinggal angkat doang"
Sha mengulum senyum, lalu menggeser tombol hijau dan mendekatkan ponsel nya ke telinga kanan nya.
"Ha-hallo?" gugup Sha
"Hallo Sha, lagi dimana?"
"Di kantin ka, kenapa emang"
"Hmm.. Mau pulang bareng gue nggak?"
"Hah?"
"Hoh"
Sha tertawa. "Haha Emang nya kita searah ka?"
"Kalo searah syukur, enggak juga gapapa"
"Oh gitu"
"Jadi gimana?"
"Hmm.. Boleh deh"
"Gue tunggu di parkiran ya"
"Iya, nanti gue langsung ke sana"
Tut.
Sambungan terputus.
"Apa kata dia?"
"Ngajak pulang bareng"
"Terus Lo mau?"
Sha mengangguk. "Iya"
"Buset, ngegas aja tu ka Rafael. Langsung ngajak balik bareng"
"Apasih Mut!"
"Udah sana kasian dia nunggu"
"Lo ngusir gue maksud nya?"
"Ya engga gitu juga, kasian kan kalo dia nungguin Lo. Kalo dia balik duluan karena Lo lama gimana?"
"Gue bareng sama Lo"
"Engga ada tebengan"
"Yaudah deh, gue duluan. Bye Muti"
Sha berjalan cepat menuju parkiran, ia dapat melihat Rafael yang sedang duduk di atas motor besar nya. Sha mendekati motor Rafael lalu tersenyum.
"Maaf ka jadi lama ya nunggu nya?" tanya Sha
"Enggak, kalem aja"
"Maaf ya jadi ngerepotin"
"Ini kan gue yang minta"
Sha mengangguk dan tersenyum. "Yaudah ayo naik" ucap Rafael
Sha menaiki motor Rafael yang di bantu dengan Rafael nya. Maklum, karena motor Rafael bisa di bilang tinggi dan besar jadi Sha agak sulit menaiki nya. Dengan tubuh yang minimalis. Tinggi tidak pendek pun tidak. Jadi, sedang-sedang saja.
"Udah?" tanya Rafael
"Udah."
"Pegangan"
Sha memegang sisi jaket Rafael, lalu motor itu pergi meninggalkan pekarangan sekolah.
📝📝📝

KAMU SEDANG MEMBACA
Pengagum Rahasia [ON GOING]
Novela JuvenilPengagum Rahasia? Ngga ada salah nya kita menjadi pengagum rahasia seseorang. Tapi apa kalian tau syarat menjadi pengagum rahasia? • Harus menjadi seseorang yang sabar • Peka dengan keadaan sekitar • Sadar diri Masih banyak lagi sih, kalian juga har...