8 - Jiang Cheng Fansclub

1.3K 162 9
                                    

Ini adalah setitik kisah sampingan ketika Jin Ling masih liburan dan belum bertengkar dengan Jiang Cheng.

Saat itu Jin Ling baru saja kembali dari kota Lanling untuk mengunjungi pamannya.

Karena dia bosan di Lanling, maka ia pergi menuju Yunmeng menggunakan pedangnya. Ia tak ditemani oleh para pelayan murid Jin karena ingin sendirian.

Seperti biasa, kota pelabuhan tersebut tak pernah sepi akan orang-orang yang masuk keluar wilayah. Orang-orang berlalu lalang. Pedagang menjualkan barangnya pada calon pembeli. Riang tawa anak-anak yang bermain gasing di gang pasar. Kapal dari berbagai daerah masuk untuk menepi dan pergi.

Jin Ling sudah lama tak pergi berkeliling jadi ia mendarat di dekat pasar membawa pedangnya.

Sambil berjalan melihat sekeliling, matanya memperhatikan keramaian sekitar. Pamannya itu benar-benar membangun kembali kota yang pernah dibakar hingga menjadi lebih tegap dan kokoh kembali.

Maka dari itulah ia tak berani menentang Jiang Cheng.

Jin Ling merasa lapar jadi ia masuk ke dalam sebuah tempat makan. Bangunannya tak terlalu besar, namun ramai dan nyaman.

Ia duduk di tempat dan memesan teh hijau dan dua jenis makanan ringan yang manis.

Pelayan toko membawakan pesanannya setelah 5 menit kemudian berlalu dan melenggang pergi melayani pelanggan lain yang memanggil.

Jin Ling menggigit bola manis yang ditusuk di lidi dan menyantapnya dengan santai, sampai ia tak sengaja mendengar pembicaraan tiga wanita muda yang bercengkerama di belakangnya. Jarak mereka sekitar empat puluh sentimeter dari tempat duduk, namun telinga tajam tuan muda Jin tersebut tak bisa menghindari untuk akhirnya menguping pembicaraan karena topik pembahasaannya tak lain tak bukan adalah pamannya sendiri, Ketua Sekte Jiang.

"Kau tahu, tidak? Nona Anping Rong mundur dari perjodohan Tuan Jiang." Wanita bertampang genit berpakaian warna nila menyahut.

"Benarkah? Kupikir dia bisa mendapatkan Tuan Jiang. Padahal banyak yang maju, lho." Satu wanita menyeletuk dengan pakaian merah jambu dan riasan natural kecuali di bibir yang merah akan gincu.

"Tidak, tidak. Kabarnya Nona Rong mundur karena dipermalukan soal riasannya." ujar wanita beraura dewasa dan memakai pakaian hijau dengan rambut disanggul mewah.

Siapa pula itu? Wanita yang mau dijodohkan? Berarti paman ditolak? Sudah berapa kali???

Jin Ling mendengarkan lagi sambil menyeruput teh hijau.

"Dia melakukan itu? Aku tak percaya!"

"Tapi harusnya di usia sekarang, Tuan Jiang harusnya sudah mempunyai anak minimal satu."

"Mungkin aku tahu penyebabnya apa. Karena wajah Tuan Jiang terlihat terlalu seram."

Jin Ling terdiam tanpa ekspresi di wajahnya.

Menohok sekali. Paman... Pfft.

Wanita bertampang dewasa memegang pipinya sambil tersipu, fangirlingan, "Benar juga, tapi Tuan Jiang tetap tampan dan gagah meski pun galak~ Aku suka wajahnya!"

"Tapi dia tipe emosi. Aku tak suka pria yang suka marah-marah. Bukan tipeku." Sang wanita bergincu menyanggah.

"Sayang sekali dia sulit didekati. Dia populer dengan aura galak."

Para wanita ini peramalkah? Mereka menganalisa Paman dengan benar.

Para wanita ini peramalkah? Mereka menganalisa Paman dengan benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar-benar gila. Keseharian Jiang Cheng adalah bangun pagi, makan sarapan dengan buas, berlatih siang dan mengajari para murid dengan bela diri tanpa istirahat memarahi mereka kalau bertingkah sampai sore, diikuti dengan pekerjaan meja kerja dengan gulungan bertumpuk dan tinta hitam untuk menulis laporan, hingga akhirnya tidur lagi.

What a life.

"Kalau tidak salah, Ren Likian pernah bilang sudah empat kali perjodohannya ditolak. Antara mereka atau pun Tuan Jiang menolak mentah-mentah."

Wanita genit terkejut dengan anggun. "Astaga, demi Dewa! A-Kian bilang begitu?? Kenapa aku ketinggalan informasi?"

"Makanya kau cepat bergabung ke klub penggemar Tuan Jiang. Dasar penggemar pasif."

Tunggu, apa?

Jin Ling terdiam sejenak memproses semua percakapannya.

Klub penggemar? Pamannya yang galak punya penggemar???

Kue beras yang ia pesan belum habis karena ia emut sambil mendengarkan lagi.

Mereka menjelaskan rumah teh tempat perkumpulan klub penggemar Jiang Cheng biasa berkumpul di hari tertentu. Hal ini mengundang penasaran pemuda Jin tersebut.

Pamannya sekarang lajang, dan para wanita ini menggemarinya, lalu lamaran perjodohan selalu datang silih berganti-tolak menolak terjadi dengan banyak alasan.

Perasaan Jin Ling sajakah, atau Jiang Cheng memang keras kepala dan pilih-pilih dalam memilih calon istri?

Jin Ling membayar pesanannya dan keluar dari tempat makan tersebut setelah ketiga wanita itu pergi dahulu.

Saat itu juga, ia mendengar suara ramai seperti kerumunan sahutan.

Jiang Cheng yang tengah santai membeli arak Yunmeng tak jauh dari sana, berlari dengan secepat tenaga karena para wanita yang mengejarnya.

Muka Jiang Cheng seperti halnya ekspresi pemburu diburu oleh singa liar buruannya sendiri.

"Kyaa!~ Tuan Jiang!!~ Tunggu kami!~~"

Jin Ling terdiam tanpa ekspresi untuk kedua kalinya, tetap berdiri di tempat.

Sebagai keponakan yang baik, Jin Ling hanya bisa mendo'akan agar jodoh pamannya tiba dan membuatnya tak tersiksa lagi.

Amittabha.

.
.
.

====================

Hi, guys, I am back. I will try to update on daily two weeks, maybe. If my lazy ass side didn't hold me back. Or being busy. Sorry for the short chapter. I like how it is done without 1k.

And yes, Jiang Cheng has the fansclub and circle. What a life, huh? I just find it hillarious if women from other sects have something like this too. Talk about being a fangirl lmao

As usual, thank you so much for the views, votes, and leave the comments so I can know whats on your thoughts about my fanfiction and I can improve to be a better writer.

See you guys next time!~ Adios~

regards,

Author

Purple Lotus DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang