32. 这次真心疼了 - Kali Ini Hati Benar-benar Sakit

3.7K 192 4
                                    

Mie instan baru saja dimakan setengah, tiba-tiba terdengar suara orang menutup pintu mobil dari luar.

Bai Luoyin merenggangkan lehernya melihat keluar, terlihat wajah Gu Hai.

Dia belum berangkat?

Hati Bai Luoyin langsung gembira. Reaksi pertamanya adalah memasukkan mie instan yang sedang dimakannya ke dalam laci, kemudian menyeret selimut untuk menutupi mie instan satu lagi yang belum dibuka.

Segera menyeka mulutnya, sudut matanya berkedip karena terkejut.

"Kamu tidak jadi pergi?".

Bibir Gu Hai tersenyum, "Penerbangan tertunda dua jam, karena tempatmu tidak jauh dari bandara, jadi tidak ada salahnya saya menemuimu dulu. Lagipula hati ini akan tidak tenang jika tidak melihatmu".

Rasa lelah yang dirasakan Bai Luoyin seketika hilang setelah mendengar perkataan Gu Hai.

Gu Hai memeluk Bai Luoyin, seolah-olah tidak mau berpisah. Meskipun mereka tidak bisa sering bertemu, tapi masih terhubung dengan kotak makan siang yang dianggap pendamping dan rasa perhatian. Satu minggu kedepan benar-benar akan terpisah, hanya dapat mengandalkan alat komunikasi untuk saling bertukar perasaan.

"Saya punya teman yang mengelola restoran, saya juga sudah pernah makan di sana beberapa kali dan rasanya enak. Saya sudah menyuruh Huang Shun untuk menghubungi Manajernya agar bisa menyiapkan dan mengantarkan makanan untukmu seperti biasa selama satu minggu kedepan".

Bai Luoyin memukul punggung Gu Hai. "Tidak perlu merepotkan orang lain. Memangnya saya tidak punya kaki? Ada banyak tempat makan di sekitaran kompleks ini, saya masih bisa makan di sana. Selain itu makanan di kantin juga cukup enak".

"Makan di kantin juga bagus. Tapi saya tetap khawatir, bukankah di sini ada orang yang malas? Maka dari itu saya menyuruh seseorang untuk membawakanmu masakan, supaya kamu tidak bisa makan makanan instan lagi".

Kemudian Bai Luoyin mengendurkan pelukannya dan duduk di atas tempat tidur, secara tidak sadar dia menarik selimut, dan hampir saja memperlihatkan mie yang disembunyikan di bawah selimut itu.

"Eee... Bagaimana kalau saya mengantarmu terbang ke Shenzhen?".

Bai Luoyin sudah tidak sabar untuk segera meninggalkan asramanya yang penuh tekanan.

"Antar apa? Lihat wajah lelahmu". Gu Hai mencubit pipi Bai Luoyin dengan sedih, "Kita di sini saja, tidak banyak waktu sebelum saya berangkat".

"Kalau begitu jangan di sini!". Mata Bai Luoyin berkedip. "Bagaimana kalau saya mengantarmu ke bandara? Jadi kamu tidak perlu membuang waktu di sini, dan saya bisa lebih lama lagi bersamamu".

Gu Hai melihat wajah serius Bai Luoyin. Ketika seseorang merasa bersalah, maka orang itu akan sering menunjukkan reaksi yang tidak masuk akal. Tentu saja, Gu Hai tidak akan cukup bodoh untuk berpikir kalau Bai Luoyin bisa begitu bersemangat. Sudah dipastikan ada sesuatu yang disembunyikannya.

"Sudah... Diam, biarkan saya memelukmu ya?". Gu Hai dengan paksa menarik Bai Luoyin agar kembali duduk di tempat tidur.

Satu sentimeter, benar hanya berjarak satu sentimeter Gu Hai duduk di dekat mie instan itu.

Bai Luoyin sedikit merasa lega.

Kegugupannya sekarang sudah mencapai tingkat ketegangan seperti dua orang yang bermain jangkrik itu. Jika kedua orang itu melihat keadaan Bai Luoyin saat ini, mereka pasti akan berteriak, 'Mayor Bai, pembalasan sudah tiba!'.

"Kamu tidak akan mengatakan sesuatu sebelum ditinggalkan seminggu?". Bibir tipis Gu Hai menyentuh telinga Bai Luoyin.

Bai Luoyin berkata dalam hatinya. Saya hanya ingin kamu segera pergi.

KECANDUAN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang