Sorry Mom Dad, I late...

3 2 0
                                    

Karena disini itu kumpulan cerpen, author mungkin jarang update, karena di cerpen nggak ada kata 'TBC' ya gaess😅😅.
*maap typonya.

🆙Selamat Membaca🆙

Allen sekarang sedang ngambek, dirinya kesal karena orang tuanya lebih memilih mengantarkan adiknya ke Rumah Sakit karena sakit gigi daripada datang ke acara wisudanya. 'Orang tua macam apa mereka' pikir Allen jengkel.

Kini hari ketiga setelah wisudanya dan 3 hari Allen mendiamkan keluarganya, tak ada ucapan selamat pagi, tak ada lagi senyuman manisnya, tak ada acara sarapan bersama, sudah tidak hal-hal sederhana yang ia lakukan dengan keluarganya. Semuanya tampak suram.

"Allen, maafkan Mama nak. Sekarang kamu harus keluar dan makan, nanti kamu sakit Al" ucap ibunya lembut setelah mengetuk pintu kamar Allen sambil membawa nampan berisi makanan.

"Urus saja Jean, aku tidak lapar Ma" ucap Allen acuh.

"Nak Ma-"

"Aku ingin sendiri!" bentak Allen dari kamar.

Ia masih terbayang-bayang memori dimana ia menunggu berjam-jam menunggu orang tuanya, wisuda pasti sangat penting bagi Allen. Apalagi ia dapat nilai sempurna, bayangkan orang tuamu tak datang ketika kamu mendapat piala penghargaan di acara penting, apalagi wisuda.

Hati Allen sakit, sangat sakit. Ia benci semuanya, tak terkecuali.

Luna masih ada di depan pintu Allen, jujur Ia juga menyesal. Tetapi jean yang tiba-tiba sakit membuatnya panik, tak luput juga suaminya, hingga tak sempat memberi kabar Allen.

Luna menangis pilu, lalu Ia menyeka air matanya. Luna berjalan menuju dapur dan disambut suami dan anaknya.

"Bagaimana sayang? Apa dia masih seperti itu" tanya Leon.

"Iya Pa, kalau Allen terus begitu. Bagaimana memberitahunya kalau kita ingin pergi ke luar negri untuk bisnis?" tanya Luna pada suaminya.

"Nanti aku yang bicara" jawab Leon.

"Ma... Mama... Kenapa kakak tidak makan lagi? Apa kakak marah padaku?" tanya Jean sambil menunjuk dirinya sendiri, umurnya yang masih 6 tahun terlihat mengemaskan.

"Tidak sayang, kakak tidak marah padamu. Ayo sekarang kita sarapan" kata Luna sambil tersenyum.

👻👻👻

"Nak, Papa ingin pergi ke luar negri untuk bisnis di korea, Jean Papa ajak. Apa kamu tak keberatan Papa tinggal dirumah sendirian?" tanya Leon hati-hati.

"Terserah Papa" jawab Allen datar.

Leon hanya menghela napas, ia tak habis pikir dengan Allen. Sebegitu marah kah anaknya hanya karena tak hadir di acara wisudanya?

"Baiklah Papa, Mamamu, dan adikmu akan berangkat nanti pukul 6 sore. Setidaknya ucapkan sesuatu sebelum kami pergi, agar Mamamu tak risau" ucap Leon sambil berlalu.

"Ya" jawabnya singkat.

Kini hati Allen cemas, gundah, dan khawatir. Ada perasaan risau dan khawatir setelah Papanya berkata akan pergi.

Hati dan fikiran Allen berkecambuk dan berkata kepadanya untuk melarang orang tuanya pergi, tapi Papanya paati sudah pergi dari depan pintu kamarnya.

"Jangan pergi Pa... Ma..." ucapnya lirih.

Allen masih dilanda rasa bersalah, seharusnya ia tak perlu membesar-besarkan masalah. Tetapi Allen terlalu malu untuk meminta maaf. Tetapi masalah yang membuatnya kesal kembali muncul, kenapa tak ada ucapan selamat untuknya? Kenapa hanya ucapan maaf dan pergi saja?

Setelah sang surya berganti posisi dengan langit jingga menjadi singasananya, memancarkan keindahan yang seolah abadi, walaupun sang surya tak meminta ucapan syukur dari manusia untuk sang pencita.

Allen, si pemuda manis baru saja keluar dari kamar mandi. Kini otaknya kembali segar setelah mandi dan tekadnya untuk meminta maaf tak surut. ia harus meminta maaf sekarang, kalau tidak harus kapan lagi?

Mata berwarna coklat madu bergerak kesana kemari dengan sorot yang terlihat gelisah, Allen mencari orang tua dan adiknya di penjuru rumah, bahkan kolong tempat tidur yang tak bersalah pun tak luput dari jangkauannya. Hati Allen gundah, kalut, cemas, khawatir. Bagaimana tidak, pukul 16.40 orang tuanya sudah tak ada di rumah, apakah mereka tak mengabari karena pergi mendadak?

Allen menjadi sangat kalut, ada sesuatu yang mengganjal didadanya. Allen yang frustasi itu pun memukul dadanya kuat. Ia merasa dadanya sakit. Seperti ada yang hilang di hatinya.

Ia mengambil HP di sakunya, mengirim pesan beberapa kali kepada kedua orang tuanya, mengharap keduanya membalas. 10 menit berlalu, tak ada respon apapun, nihil.

Allen menyambar kunci montor di atas nangkas, menuju garasi dan pergi menyusul keluarganya di bandara, mungkin jadwal penerbangannya dimajukan. Setengah jam berlalu dan sesampainya di bandara Allen mencari jadwal penerbangan, setidaknya masih tersisa 30 menit sebelum pesawat lepas landas, mata coklat madu milik Allen menangkap tulisan yang mengejutkan dirinya. Pesawat yang ditumpangi sudah lepas landas 5 menit yang lalu.

Tubuh Allen mendadak lemas, tubuhnya terperosot kebawah. Air matanya menetes. Sebenarnya Allen tak tahu kenapa tubuhnya bertindak begini, apa yang terjadi dengan orang tuannya ? Apa adiknya baik-baik saja ? Kenapa mereka tak mengabari dirinya ? Apa karena dirinya masih marah ? Apa karena ia acuh kepada mereka ?

Allen stress karena sesuatu yang tak ia ketahui, lalu ada seseorang yang mendekat, Allen menoleh...

Bughh!

"Hah... Hah...haa arghhhh!!" Allen terbangun di atas kasur kesayangannya, mimpi?

Allen lalu cuci muka di kamar mandi lalu menatap pantulan wajahnya di cermin. Sedetik kemudian terganggu dengan suara berisik di ruang tamu. Ia lalu berjalan dengan tergesa-gesa, lalu ia menemukan Papa, Mama, dan adiknya sedang bercanda ria bersama.

Allen lalu mengambil remot tv dan menyalakannya, ia mengganti channel ke berita terkini.

"Nak, apa kamu sudah makan?" tanya Mamanya.

"Mama apa tidak lihat tadi sore kakak makan banyak sekali" kata Jean di pangkuan Papanya.

"Maaf nak, Mama sering lupa" kata Luna sambil tersenyum.

"Mungkin kakakmu terlalu lelah karena tugas menumpuk dari dosen, dia kan murid pintar" kata sang Papa sambil mencubit pipi gembul Jean.

"Benar, anak kita terlalu pintar Pa" kata Luna menimpali.

Air mata Allen luruh, ia menangis dalam diam. Ia mengigit bibirnya kuat, kenangan terpendam keluar begitu saja. Samar-samar ia mendengar dari berita di tv

"Saat ini kami sedang mencari penyebab kecelakaan pesawat Boeing 131-131, setelah dikonfirmasi bahwa semua penumpang pesawat dinyatakan hilang. Berikut adalah daftar penumpang pesawat..."

"Mama, kenapa nama kita ada disitu?" tanya Jean.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sorry, I LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang