"Raisa." panggil Lia.
Merasa terpanggil, Raisa yang sedang memakan baksonya menoleh ke arah suara. Yang Raisa langsung sadari saat itu juga, ada Haidar di samping Lia.
"Iya, Kak?" balas Raisa setenang mungkin karena demi apapun, ada Haidar didekatnya!
"Aku sama Haidar boleh gabung, ya? Meja yang lain udah penuh soalnya." ujar Lia lembut. Raisa tersenyum getir dalam hati mendengar nada selembut itu. Iri.
Raisa mengangguk, "Oh iya, kak, boleh." dan sedikit bergeser untuk memberi ruang kepada Lia dan Haidar.
"Makasih, ya, Sa. Tumben kamu sendiri, Chiara mana?" tanya Lia sambil duduk di samping Raisa diikuti oleh Haidar disampingnya.
"Chiara lagi beli jus, kak. Bentar lagi juga balik, sih, kayaknya." jawab Raisa mengira-ngira karena sahabatnya itu sudah pergi lumayan lama.
"Chiara suka sama Justin, gak, Sa?" tanya Haidar tiba-tiba. Mendengar itu Raisa dengan spontan langsung tersenyum.
"Nanti kak Angkasa tanya aja ke Chiara langsung." ujar Raisa dan membalas tatapan Haidar.
Lelaki itu ikut tersenyum, "Mana bakal ngaku, sih, kalo gue yang nanya." balas Haidar.
"Suruh kak Justin tanya langsung kalo gitu." ucap Raisa enteng dan lanjut memakan baksonya.
Haidar dan Raisa memang saling mengenal. Sekedar kakak kelas dan adik kelas, tentunya. Berhubung Raisa dan Haidar memang bersekolah di Ganus sejak mereka menginjak sekolah menengah pertama dan keduanya mengikuti ekskur yang sama. Basket dan Dance.
Haidar tidak pernah keberatan Raisa memanggilnya dengan nama Angkasa. Bahkan tidak pernah terpikir olehnya akan ada yang memanggilnya Angkasa disaat dia memperkenalkan dirinya sebagai Haidar.
"Aku setuju sama Raisa, sih, dar. Justin kayak main-main gitu, sih, deketinnya." ucap Lia.
Raisa terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. Selang beberapa detik, perempuan yang sedang dibicarakan ketiga orang itu datang.
Menyadari kehadiran dua orang di samping Raisa, Chiara menyapa kedua orang itu sambil tersenyum ramah.
"Kak." sapa Chiara singkat dan duduk di samping Raisa.
"Hai, Ra. Aku sama Haidar gabung ya." ujar Lia tak kalah ramah sambil tersenyum.
"Iya, Kak. Santai aja." ucap Chiara.
Setelah mengucapkan itu, Chiara memusatkan perhatiannya kepada Raisa. "Sa, gak cek notifikasi?" tanya Chiara.
Raisa menoleh sambil meminum es teh manisnya. Perempuan itu menggeleng dan menatap Chiara seolah menanyakan ada apa.
"Kak Saga chat gue, nyuruh lo buka line." ujar Chiara.
Saat itu juga air muka Raisa berubah menjadi kurang bersahabat.
"Lo kan tau, Ra, gue udah males banget sama Kak Saga." balas Raisa.
"Iya, Sa, ngerti. Gak usah dibaca gak apa-apa." ucap Chiara dan mengusap pundah Raisa untuk menenangkannya.
"Saga anak sekolah tetangga?" ujar Haidar tiba-tiba.
Raisa dan Chiara menoleh dengan wajah agak kagetnya ke arah Haidar, ternyata laki-laki itu mendengarkan. Bukan rahasia lagi bahwa Galaksi Nusantara dan Pusaka Raya, sekolah tetangga, memiliki permusuhan turun temurun antar siswanya. Dan Haidar termasuk salah satu anggota penerus permusuhan itu.
Sebenarnya tidak ada alasan yang jelas dibalik permusuhan antar kedua sekolah itu. Mungkin bisa dikatakan bahwa permusuhan turun temurun tersebut berlangsung semata-mata hanya karena gengsi. Ditambah dengan fakta bahwa Ganus dan Pura adalah dua sekolah swasta terbaik di Jakarta.
Raisa melirik Lia yang terlihat hanya menyimak sambil memakan makanannya. Kenapa perempuan ini diam saja mendengar ungkapan Haidar? Padahal kalau Raisa salah bicara nanti, lelaki itu bisa saja langsung mendatangi Pura dengan maksud yang tidak baik.
"I-iya, kak." ucap Chiara.
"Lo sama Saga pacaran, Sa?" tanya Haidar menatap Raisa tepat di netra perempuan itu.
Raisa dengan sedikit panik menggelengkan kepalanya, "Sempet deket aja, kak. Tapi udah enggak." jawab Raisa dan berdeham kecil.
Haidar memutus pandangan keduanya, "Kenapa udahan?" ujarnya sebelum menyendok makanannya dan kembali menoleh ke arah Raisa. "Aneh-aneh, ya, dia?" lanjut Haidar.
Raisa kembali menggeleng dan itu membuat Haidar menaikkan satu alisnya tanda bahwa laki-laki itu tidak percaya dengan balasan Raisa.
Haidar meminum minumannya sebelum mengatakan, "Gue tau ini urusan lo sama dia, Sa. Tapi kalau kalian udahan gara-gara Saga ngapa-ngapain lo, ya, gue juga gak bisa diem aja."
pengen banget punya cerita yang kelar:)